Kamis, 26 April 2012

Haruskah Cedera Lutut ACL Dioperasi?

Dok, saya mengalami cedera lutut dan divonis harus operasi ACL Rupthure recontructrion. Adakah cara lain yang bisa saya jalani selain operasi? Dan kalau memang dioperasi kira-kira biayanya berapa? Terimakasih.

Irwansyah (Pria Menikah, 29 Tahun), andry_77@myself.com
Tinggi Badan 165 Cm dan Berat Badan 55 Kg


Jawaban


Sendi lutut dibentuk dari tulang paha, tulang tibia (tulang kering pada tungkai bawah kaki) dan tulang tempurung lutut.  ACL (anterior cruciate ligament) adalah salah 1 dari 4 ligamen utama dalam sendi lutut yang menghubungkan tulang paha dengan tulang tibia.

ACL merupakan ligamen(jaringan ikat) di lutut yang sering sekali mengalami cedera. Sekitar 50% cedera ACL seringkali disertai dengan cedera struktur lainnya dalam sendi lutut seperti kerusakan meniskus (bantalan tulang), tulang rawan dan ligamen lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil magnetic resonance imaging (MRI).

Sebesar 70% cedera ACL terjadi melalui mekanisme non-kontak dan 30% terjadi karena mekanisme kontak langsung (terbentur) dengan orang atau benda. Penelitian menunjukkan bahwa atlet wanita lebih sering mengalami cedera ACL dibandingkan atlet wanita pada beberapa bidang olahraga tertentu.

Jika seseorang mengalami cedera ACL, beberapa saat kemudian pasien akan merasa nyeri, bengkak dan lutut tidak stabil. Beberapa jam kemudian, bengkak akan menjadi sangat besar, gerakan lutut tidak bebas, nyeri disekitar sendi dan rasa tidak nyaman saat berjalan.

Jika diagnosis ruptur ACL sudah ditegakkan, tatalaksananya dapat dibagi 2, non operasi atau operasi. Pemilihan tersebut berdasarkan pertimbangan usia, ketidakmampuan yang dialami secara fungsional dan kebutuhan fungsional.  Usia terlalu muda atau terlalu tua, memiliki kesulitan masing-masing untuk menjalani prosedur operasi.

Operasi pada usia terlalu muda dapat merusak bagian epifisis tulang yang bergfungsi supaya tulang bertambah panjang. Ketidakmampuan secara fungsi artinya, bagaimana keluhan pasien karena ruptur ACL tersebut, mulai dari pasien tanpa keluhan walaupun mengalami ruptur ACL sampai pasien yang sering tidak stabil lututnya setiap melangkah. Sementara pertimbangan keperluan fungsional, adalah melihat bagaimana aktivitas sehari-harinya. Apakah pasien lebih banyak duduk untuk pekerjaannya atau atlet yang memerlukan luttunya untuk berlari.

Pada sebagian pasien dengan ruptur ACL, kadang dapat cukup berhasil dengan menjalani program rehabilitasi selama 3-4 bulan. Sekitar 15% pasien dapat bertahan dengan kondisi ACL ruptur walaupun mengalami rasa tidak stabil di lututnya.

Pada kondisi seperti ini, program rehabilitasi yang terarah dapat mengembalikan kondisi mendekati keadaan seperti sebelum cedera. Pasien akan diberikan edukasi mengenai hal yang tidak boleh dilakukan dan kadang disertai pemakain support lutut yang sesuai. Tetapi pada kondisi tersebut, tetap ada risiko untuk terjadi cedera sekunder karena ketidakstabilan lutut.

Pemilihan operasi biasanya disarankan jika cederanya mengenai lebih dari satu struktur di lutut (misal cedera ACL dan meniskus), pasien dengan keluhan ketidakstabilan yang nyata sehingga akan menyebabkan cedera sekunder.

Operasi untuk ACL ruptur memiliki angka kesuksesan 82-95%. Tujuan operasi adalah mencegah ketidakstabilan lutut dan mengembalikan fungsi ACL yaintu menjaga kestabilan lutut sehingga pasien dapat berjalan bahkan berolahraga tanpa keluhan.

Saran saya, sebaiknya Pak Irwansyah melihat kembali pada keluhan yang dialami Bapak, apakah kondisi ketidakstabilan dilutut tersebut menggangu aktivitas, adakah rasa nyeri dan diskusikan kembali dengan dokter.

Dalam diskusi tersebut dapat ditanyakan bagaimana kemungkinannya jika tidak menjalani operasi atau jika menjalani operasi. Dapatkan informasi juga, apa saja program rehabilitasi yang akan dijalani setelah operasi tersebut.

Dr. Fanny Aliwarga, SpRM