Rabu, 30 Mei 2007

Saya kira tadi patung

Suami kakak saya yang sulung termasuk tipe orang yang gas-gasan…

Dulu ketika masih menjadi dokter PTT di Bengkulu, pernah naik mobil tanpa membawa SIM sama sekali.

“Kok ga nyari SIM tho mas?” tanyaku

“Ga pa pa kok dik, sejak SMA sampe sekarang lulus dokter ga punya SIM ga ada masalah” kata mas Faiz

“Lha kalo ada razia di jalan?” kataku memprotes

“Kalo ada kerumunan dari jauh, nyari jalan lain, ato berhenti nyari makan” bela mas Faiz enteng.

...............................................................

Akhirnya jadi juga berangkat dari Nganjuk ke Bengkulu tanpa membawa surat izin mengemudi (SIM) atas nama dokter Faiz..

Hingga kembali lagi ke Nganjuk satu tahun berikutnya… saat lebaran

“Gimana mas sudah terjaring polisi belum?” tanyaku

“Akhirnya kena juga” kata mas Faiz

“Wakakkakakakkak” tawa kami akhirnya menderai

“Waktu itu…di perempatan daerah Cirebon… lampu merah… karena jalanan sepi … aku terus saja… eeh ga tahunya dari belakang kok ada suara sirine…..” kenang mas Faiz

“Sirine?” tanyaku keheranan

“Iya sirine polisi… polisi naik sepeda motor, dengan kecepatan tinggi….memberikan aba-aba agar aku berhenti…..” kata mas Faiz

“Terus… gimana mas?” tanyaku penasaran ingin tahu cerita selanjutnya.

“Iya akhirnya aku berhenti…mobil aku pinggirkan… polisi itu memberikan hormat… lalu.. bertanya kepadaku..

‘Selamat pagi pak…Anda tahu anda berbuat salah.. tadi lampu merah Anda tetap jalan..’

Akhirnya aku mengakui kesalahanku” kata mas Faiz

“Terus mas Faiz bilang apa sama polisinya?” tanyaku

“Aku bilang ‘Maaf pak tadi saya kira patung’….’saya ga nyangka kalo bapak’” jelas mas Faiz.

“Wakakkakkakakakkakak” Geli sekali dengar cerita polos mas Faiz..

……………………………………………….

Dalam pepatah Jawa “Sak bejo-bejone wong kang lali, isih bejo wong kang eling lan waspodo” kalo di-translate dalam bahasa Indonesia terjemahan bebasnya begini; seberuntung-beruntungnya orang yang lalai tetap beruntung orang yang sadar dan waspada.

Dalam kehidupan sehari-hari, ketika memilih suatu keputusan, maka yang sangat perlu kita pertimbangkan adalah kemungkinan resiko-resiko yang akan kita hadapi. Kalo belum tahu, kita nanya orang yang sudah mengalami. Sehingga kita bisa mengantisipasi lebih dini. Minimal mental kita sudah bisa mengantisipasi kemungkinan itu terjadi.

Termasuk bagi anda yang ingin menjadi dokter, resiko-resiko yang dihadapi dokter adalah, resiko tertular penyakit dari pasien, resiko tuntutan malpraktik, resiko hubungan keluarga berkurang, resiko fulustrasi karena biaya kesehatan dan pendidikan baik untuk keluarga maupun diri sendiri yang makin membengkak tak terkendali dan terakhir, makin banyaknya dokter dan rumah-rumah sakit di perkotaan, ada satu resiko terakhir, yaitu kemungkinan diPHK makin besar bila rumah sakit tempat bekerja mengalami kebangkrutan..

Semuanya perlu diantisipasi.

Kromatografi sempurna

Pengamatan selayang pandang kamar kos cowok dulu selama masih mahasiswa. Ada satu benda yang dipastikan ada di setiap kamar. Mau tahu apakah itu?

Kalpanax

Kalpanax?

Ya, kaplanax. Obat panu, gatal, kurap dan kadas.. bentuknya cair. Kalo kena kulit menyengat panas..hingga terbakar. Kalo ada award Kos-kosan Customer Satisfaction Award (KCSA) untuk kategori jamur kulit maka dipastikan Kalpanax adalah juaranya.

Analisa mengapa ada kalpanax..

“Anak-anak itu jorok sekali. Mereka itu sering kelupaan mencuci.” Kata Barkah di suatu sore.

“Maksudmu?” tanyaku

“Iya..ketika celana dalam tinggal satu, baru sadar kalau waktunya harus mencuci. Jadi sering celana dalam terakhir itu dipakai seperti kaset. Side A dan side B. Kalau terpaksa memakai yang baru dicuci, pengeringannya secara instan, memakai seterika dan diangin-anginkan kipas

angin. Makanya pada jamuran.” Jelas Barkah

“haa…haa….haa…” kami tertawa…Barkah tertawanya meledak seperti meledaknya gunung Merapi yang memuntahkan lahar dahsyat.

………………………………………..

“Ada satu lagi Kah. Teman-teman kita pada ahli kimia terutama ahli kromatografi. Kalau dalam kromatografi, warna orange spidol yang digoreskan pada kertas, kemudian dicelupkan air di ujung bawahnya hingga merambat ke atas melewati goresan spidol pada kertas tadi, maka

warna orange tadi dapat terurai menjadi merah dan kuning setelah air melewatinya. Lha kalau teman-teman kita itu, warna abu-abu berhasil diubah menjadi warna penyusunnya. Warna hitam dan putih.” kataku

“Yang kamu maksud itu…téko untuk memasak air?” tanya Barkah ganti

“Tepat! Dahulu ketika kita iuran téko semula warnanya abu-abu logam dan mengkilat kan? Tetapi setelah setengah tahun berjalan, abu-abunya itu terurai menjadi warna-warna penyusunnya. Inilah yang namanya

kromatografi itu. Bagian luar berwarna hitam, karena kita memasak pakai kompor minyak tanah, sehingga kotoran-kotoran sisa pembakaran yang menjadi jelaga mewarnai bagian luarnya. Sedangkan di dalam, karena air yang kita konsumsi itu kaya kadar kapurnya. Makin lama, makin mengerak putih. Kedua warna itu, karena jarang atau hampir tidak pernah dicuci. Jadilah seperti itu; K R O M A T O G R A F I S E M P U R N A. Kalau aku masak mesti aku cuci sebelum dan sesudah memakainya, tetapi yang lain hanya memakai dan tidak mencuci…ya…” aku menjelaskan

“Iya Suf, namanya juga anake wong akéh[1]. Dulu ada yang saya ingatkan, malah menjawab ‘dengan dipanasi saat memasaknya, berarti kan sudah disterilkan…jadi tidak perlu dicuci’ kalau perlu, katanya membaca mantera ajaib andalannya

‘Min Kuman Kamin, Kuman Mati Jadi Vitamin’” kata Barkah

“ha..haaa….haa…” kami tertawa meledak lagi kali ini seperti bisul yang nyeprot. protttt

…………………………………………….

Hindustan lever anak perusahaan MNC (multinational corporation) Unilever di India telah melakukan perubahan paradigma pengetahuan masyarakat menengah ke bawah yang tidak terjangkau media. Semula mereka beranggapan bahwa namanya membersihkan tangan itu adalah asal terlihat tangan sudah bersih, berarti sudah bersih. Padahal habis ternoda kotoran hewan. Walah. Kayaknya masalah bau tidak dipertimbangkan, asal terlihat bersih langsung
dipakek makan dengan tangan langsung tidak makek sendok ato garpu.

Hiiiii… huweek buaaahhh… cuh. Hei jangan

gitu…malah jadi pembangkit selera makan tauuu. Halah malah parah.

Kalangan bawah India itu tidak berpikir lebih lanjut bahwa membersihkan dengan sabun juga lebih dari sekedar bersih…tetapi juga bebas dari kuman yang ditengarai sebagai penyebab diare utama tersering di India.

Kayaknya mereka mempunyai mantra ajaib seperti anak kos-kosan tadi, tidak mencuci tangan pakek sabun sebelum makan..

“Min Koman Kamin.. Kuman Mati Jadi Vitamin”

Penelitian disana banyak mengungkapkan bahwa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan ternyata dapat menurunkan angka kejadian diare secara signifikan..

Tantangan terberat Hindustan Lever adalah bagaimana membuat program yang menjangkau kalangan bawah yang gelap media… dalam jangka panjang tetapi tidak menguras habis keuangan perusahaan.

Singkat cerita akhirnya telah dicipta program jenius berbiaya murah, signifikan hasilnya, menjangkau masyarakat miskin yang gelap media….dan yang penting adalah berubah perilaku mereka… cuci tangan pakek sabun sebelum makan sudah menjadi budaya..

PeRmasalahannya adalah

ORang miskin dan gelap media saja bisa berubah paradigma dan perilaku kebersihannya… lalu gimana dengan anak kos-kosan? Mereka terdidik dan terjangkau media!!!


[1] anaknya orang banyak

Jumat, 25 Mei 2007

"Antene daun" pasukan Brave Heart

Pesan dari Cerita ini adalah :

Kebiasaan jelek… jangan pelihara kebiasaan jelek apalagi menaikkan dosisnya bisa berbahaya!

……………………………………

Sambil nunggu penumpang.. pak Kerto meneruskan kebiasaan jeleknya… kayaknya makin asyik saja… korok-korok lubang telinga..

Kalo ngeliyat… pokoke hueenaak tenaan.. korok-korok lubang telinga dengan kunci sepeda motor.

Pak Tarjo...tampaknya terganggu dengan penampilan pak Kerto yang korok-korok lubang telinga dengna kunci speda motornya..

“Mas Kerto… ketimbang kamu pakek kunci motor…mending pakek gagang ranting pohon…pak… huwwenak tenang… yang banyak tonjolannya pak.. “ kata pak Tarjo.

“Nanti bikin ketagihan?” tanya pak Kerto ragu

“Ga pak… saya dulu setelah pakek ranting pohon waru jadi sembuh kok..” jawab pak Tarjo mantap.

…………………………………….

Tanpa sepengetahuan pak Tarjo… pak Kerto diam-diam menuju SD dekat mangkal ojek.

Akhirnya pak Kerto mencoba juga “resep” pak Tarjo. Dia mencari ranting pohon waru yang agak kecil yang kira-kira bisa masuk lubang telinga. Dia berpikir, batang ranting waru ka nada ruas-ruas yang menonjol…wah ini bikin sensasi kenikmatan tersendiri ketika menggaruk-garuk lubang telinga… akhirnya dipilihkan ranting tersebut..

Ranting itu dipotes.. krek.. putus.. kemudian dirapikan dan ditumpulkan ujungnya biar tidak menusuk… kemudian dicoba…karena uji coba jadi daunnya ga usah dipangkas.

Masuk dikit… ahh nikmat..

Masuk banyak.. ahh nikmat…

Ditarik…

???

Ditarik lagi

???

Kok ga bisa…

Bingung?

…………………………………..

Sekarang tidak mempertimbangkan lagi masalah malu atau nanti harga diri diinjak-injak… sekarang butuh pertolongan gawat darurat… ranting ini harus bisa keluar dari lubang telinga..

……………………………………

Akhirnya pak Kerto dibonceng pak Tarjo menuju rumah sakit…

WOooo…

Jadi pemandangan seru!

Seperti pasukan dalam film Brave Heart siap menghadapi pasukan Inggris.. dengan membawa “bendera” kebanggaan di daun telinganya.. itu kalo film zaman dulu.. tetapi kalo film futuristic.. ya seperti pakek antene lah.. A N T E N A D A U N !!!

…………………………………..

Syukur alhamdulillah “antene daun” itu bisa keluar dari tempatnya.. ada perdarahan dikit ga masalah.. dikompres pakek kompres betadine kemudian pulang… dengan hhhaaaahh legaa…

Kamis, 24 Mei 2007

MENCARI IDE CERITA BLOG (udah mulai kehabisan bahan NIH)

Mengundang kepada para pemilik BLOG atau PEMILIK I-MEL untuk berpartisipasi dalam "ide cerita" untuk mengisi BLOG ini.

Bila berminat dapat dikirimkan ke alamat i-mel saya : yusuf_pluss@yahoo.com
Bagi ide cerita yang menarik dan telah terolah dan dipostingkan, AKAN SAYA CANTUMKAN si PEMILIK IDE CERITA ITU.

(Maklum Ga aDA hOnOraRIumNYa)









































ATAS PERAN SERTAnya SAYA HANYA BISA mengucapKAN TERIMA KASIH yang seBAnyAk-bAnYAKnya.........

Dokter Humoris Casual

Bayangan saya dulu, gambaran dokter itu orangnya berkacamata tebal, serius, agak gemuk, baju putih, menakutkan, dan ruang kerja bau alkohol dan obat-obatan…hiii ngeri..

Bagitu kuliah di kedokteran ternyata kesan itu pudar sama sekali..

Woow

Mercedez Benz… BMW…CAMRY…CIVIC..


Aku baru tahu kalo tutup pentil mercedez benz itu juga ikut-ikutan mewah yaa…..

Tutup pentilnya itu lhooo… mengkilap.. dari logam…. Dasar wong ndesooo… katrooowk banget pokoke.

Eh bukan itu yang mau diceritain..

Yang ini nih…

“Namanya penelitian itu yaa harus nyambung… ga boleh.. meneliti hubungan antara ugal-ugalannya sopir bis dengan sikap ugal-ugalannya pejabat… mungkin ada korelasinya..tapi ga nyambung” kata dosen saya yang ngajar dasar-dasar penelitian

“Wakakakakakkakakakakkk” seisi kelas koor ketawa bersama

“Saya tanya kepada Anda… apakah kerbau itu variable?” tanya beliau

“Variabel” jawab sebagian kelas

“Kalo variable berarti… bapak A sangat kerbau sekali… bapak b kurang kerbau… bapak C sedikit kerbau?” kata beliau

“Wakakakakakakakakakakkkk” seisi kelas ketawa lagi

………………………………….

Di saat lain, seorang dosen datang dengan baju perpaduan antara pegawai negeri sipil dan tentara. Penuh dengan saku, dua saku di dada, dua saku ballpoint di kedua lengan, dan ada satu saku tambahan di….

K E T I A K kiri… ternyata saku untuk T E M P A T H A N D P H O N

Glodak tenan…

Udah gitu wah orangnya suka buat singkatan…tapi sayangnya kok menyangkut karakter teman sekantor lagi..

“Ini sekedar pengumuman ya… bahwa dokter Hani saat ini adalah WAGUB” kata dosen nyentrik tadi

“WAGUB?” kataku dalam hati

“Sudah tahu apa WAGUB itu?” tanya beliau

“BELUM” jawab kelas

“WAGUB itu WAh GUndule Botak” kata beliau tenang

Glodak..

“Wakakkakakakakakkkak” seisi kelas ketawa abiz

……………………………….

Setelah lulus, di sebuah rumah sakit di Solo aku pernah menjumpai dokter yang penampilannya itu… wooww

Ga pakek jas putih.. pakek baju casual, lengan baju dilinting dan selalu memakai celana jeans. Kalo ketemu di jalan orang bakal ga menyangka kalo dia seorang dokter spesialis yang ahli… masih muda lagi..

………………………………

Sehingga lengkap lah kesan tentang dokter

Ada yang seperti dalam kesan saya dulu ketika masih ndesoo… hallah sekarang juga masih ndesoo

……………………………….

Tipe serius..

Kaca mata tebal, baju selalu putih…sehingga kalo pas kebetulan orangnya hitam…pleg sama seperti film negative… jadi kalo pas setor foto sering bikin pusing petugas administrasi..

“Dok yang disetor itu fotonya bukan film negatifnya” kata petugas administrasi

“@#?” dokter tipe ini jadi bingung..ga tau mau jawab apa

Tipe humoris..

Seringkali penampilannya ga mengesankan…tapi begitu berinteraksi baru kelihatan… orangnya lucuuu banget.

“Ini dok mau periksa” kata pasien cewek..sambil menekuk-nekuk jari hingga bunyi ‘klek’, maksud psikologisnya biar kalo ngomong ga begitu tegang..

“Eh…mbak… tangannya jangan di-klek-klek gitu… bahaya lho” kata dokternya

“Bahaya dok? Bisa apa?” tanya pasien mulai cemas

“Bisa bunyi!” kata dokternya dengan enteng..

Glodak

“Oooooalah dok..dok… kirain serius” kata pasien

Lha biar ga tegang… masak mau periksa kok pakek tegang…… santai gitu… yak pasang senyummm…” kata dokternya kembali

Tipe Casual

Lha yang ini nih tipe idola.. kalo orang bilang dokter cowok tipe termasuk golongan metroseksual ato ada istilah baru ultraseksual…

Kayaknya dokter yang ini tipenya eye catching… apalagi kalo didukung dia humoris woow komplit deh.. eye / ear / heart catching deh..

ASAL KEMAMPUANNYA TIDAK KOPONG AZA

Senin, 21 Mei 2007

Disasters

“Sssst…. Adib…bukunya bawa sini…” kata Syamsul dengan berbisik kepada Adib.
Adib duduk berdampingan dengan Syamsul, walopun sudah diberi jarak…tetap saja serah terima buku itu masih dalam jangkauan tangan mereka berdua.
Saat itu adalah ujian tengah semester mata pelajaran sejarah SMA. Dasar Syamsul yang diingat cuman siapa yang memimpin penggalian terusan Suez. Ferdinand de Lesep, itupun dibantu karena de Lesep-nya dibaca dalam bahasa jawa “ndelesep” artinya masuk ke dalam. ya, lumayan lah cara cerdik menghafal.

Kembali ke cerita..
Akhirnya proses serah terima buku sejarah dari Adib kepada Syamsul berhasil dengan sukses.. artinya tidak ketahuan sama guru yang jaga…

Tetapi…
Baru saja buku sejarah itu berada di tangan Syamsul… ternyata guru pengawas sekaligus yang mengampu mata pelajaran sejarah… berjalan mendekat hingga dalam wilayah pandang yang berbahaya untuk melakukan aktivitas “ngrepek” alias nyontek…
Sehingga buku yang barusan berada di tangan Syamsul… mau ga mau harus segera disembunyikan… agar tidak tertangkap sebagai barang bukti.

Dalam sekejap…..
Tangan Syamsul yang masih memegang buku… bergerak cepat meletakkan buku itu masuk ke dalam laci.

Dan……

Meleset…
Ternyata lacinya rusak… tidak ada sandaran bawahannya.

Akibatnya…

“Plaaak”

Buku jatuh di lantai.
Tangan Syamsul menutup rapat-rapat mukanya… maluu sekali.

“Makanya kalo ga pinter nyontek…. Ya jangan nyontek…” kata bu Susi.
“Kikikikikikkk wikikkkkk” cekikikan yang melihat peristiwa itu secara “live”.
Disasters bagi sang penyontek!!!

…………………………………

Setelah lulus dari spesialis THT kakak saya segera ingin mengganti papan namanya yang semula dokter umum menjadi dokter ahli THT.

Menunggu tukang kelamaan…janjinya hari kemarin… sampe hari ini belum terwujud. Kayaknya si tukang sudah banyak payu kalee. Mulai jual mahal. Akhirnya … plakat nama pasang sendiri…

“Ga pake tukang aku juga bisa… rasain lu nanti, bisa gigit jari tukang” ungkap mas Faiz kakak ipar saya.

Tangga dari kayu sudah di siapkan…
Segala perlengkapan sudah disiapkan..
Naik… dan....

Cabut plakat lama… ganti plakat baru. Semuanya dikerjakan sendiri.
Mencabut plakat lama… berhasil sudah.

“Haaah legaa” kata mas Faiz
Dengan mententeng plakat baru…menaiki tangga dari kayu.. dan…

“Ahhh… “
Meleset pegangannya. Jatuh bersama plakat barunya.
Disasters bagi dokter THT yang mau "beralih profesi" jadi tukang!!!
…………………………………
Akhir cerita, mas Faiz di bawa ke Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Foto roentgen tempurung lutut pecah, dan dari pemeriksaan dipastikan banyak tendo yang putus.

Diputuskan operasi..
Pimpinan operasi adalah dokter Ninik (bukan nama sesungguhnya) seorang dokter senior dan merupakan sedikit dari beberapa gelintir dokter ahli tulang (ortopedi) di Indonesia yang mendalami perlututan. Operasi direncanakan dua tahap. Tahap pertama menyambung tempurung lutut yang retak habis disobek-sobek benturan dengan aspal. Tahap ke dua adalah menyambung tendo-tendo yang putus dengan otot-otot yang sesuai.

Tahap pertama
Tempurung lutut yang sobek-sobek disambung.. semula bentuknya pecahan-pecahan… sekarang “disulam” oleh kawat yang ditanam dalam tulang…menyambung tulang-tulang yang sobek-sobek.. menjadi utuh kembali… uji kekuatan… dan berhasil sesuai rencana..

Tahap kedua..
Menyambung otot dan tendo yang putus dengan kawat khusus. Ada empat otot dan tendo yang putus.. Usaha menyambung otot dan tendo pertama berhasil dilakukan … tahap selanjutnya adalah uji kekuatan…
waduh... masya Allah..... gagal… sambungan dengan otot putus..

Diputuskan mencari otot lain yang lebih kuat tapi fungsinya masih nyambung….
Kembali disambung otot dan tendo dengan kawat khusus… uji kekuatan….
Putus… huwaaahh… bikin jantung berdebar-debar…
Hingga yang ketiga kalinya berhasil nyambung dan kuat…(baru menyambung satu sambungan.. sisanya masih tiga!!!)
Sambungan otot dan tendo selanjutnya juga serupa hasilnya….gagal... terus mencoba lagi..
Akhirnya... operasi yang semula direncanakan berlangsung dua jam… molor menjadi empat jam!!! di LUAR PERENCANAAN SEMULA

Disasters memang tidak dapat dihindari!!!
Kita hanya berusaha… tentunya yang baik-baik..
tidak seperti kasus Syamsul contek-mencontek!

Jumat, 18 Mei 2007

Salah Perhitungan

“Krek” suara gesekan kursi dengan lantai tempat pijakannya… beberapa saat kemudian disusul dengan……………..

“Tii..u..uuuuuu.u….u.u.uuut”

Mengejutkan sekali …

Suara kentut! Suara kentut di tengah ujian.

Ha ha aha wakakakaakakakakakakak

Seisi kelas yang sedang ujian semesteran langsung gaduh… suasana ruang ujian yang semula tenang… tiba-tiba menjadi riuh oleh suara ketawa… mulai yang sedang sampai yang terpingkal-pingkal…. Hanya dipicu oleh lantunan suara kentut yang manjaa….

ANALISA

Pertama muncul : suara “krek” gesekan bangku dan lantai…

Suara berikutnya : “Tii..u..uuuuuu.u….u.u.uuut”

Maksud suara pertama adalah untuk menutupi suara kentut agar tidak terdengar… dan dalam kenyataannya suara tersebut tidak bersamaan… sehingga terjadilah “TRAGEDI” seperti di atas.

…………………………..

Edi datang ke perpustakaan Universitas Sebelas Maret jam 13.00 WIB

Sejak semula sakit maag kambuh… sehingga perutnya kembung… akibatnya sebentar-sebentar kentut…

Dengan cara yang sama di atas menggeserkan bangku… bebarengan dengan itu kentut dibunyikan…

Dan…..

“…………” suara kursi digesekkan

“Preeet” suara kentut nyaring terdengar

Perhitungan meleset…

Ternyata kursi yang diduduki Edi adalah kursi yang ada rodanya sehingga tidak menimbulkan suara sama sekali… dan suara kentutnya yang terdengar jelas hingga seluruh penjuru ruangan perpustakaan…

…………………….

Perhitungan meleset dalam praktek dokter memang lumayan banyak dijumpai… kendala-kendala yang dijumpai dan paling sering adalah masalah komunikasi… atau cara pasien mengekspresikan apa yang dikeluhkan… dan dokter “terbawa” pola pikirnya oleh apa yang dinyatakan pasien….

Seorang remaja umur 13 tahun datang ke dokter mengeluh perutnya sakit. Dia menunjuk daerah ulu hati yang sering sakit….

Kemudian diperiksa menunjukkan hipertimpani di daerah ulu hati dan akahirnya mendiagnosisnya sebagai gastritis..

Pasien diberikan obat antasida, penekan produksi asam lambung.

“Kurangi makan pedes, makan santan dan berlemak, tidak minum kopi atau jahe dan kurangi minum minuman yang masam” kata dokter memberikan advis tambahan selain obat.

“Iya dokter” kata pasien dan orang tua yang mengantarkan.

Dua minggu berikutnya pasien datang…

Keluhan sama--> diperiksa --> diagnosis sama --> obat dan advis sama

Tiga minggu berikutnya pasien datang….

Keluhan sama --> diperiksa --> diagnosis sama--> obat dan advis sama

Satu minggu sesudahnya…

Keluhan sama --> diperiksa --> diagnosis sama --> obat dan advis sama

Lima hari sesudahnya….

Pasien datang dalam keadaan lebih berat… intensitas sakit perut semakin meningkat dan sering….

“Sakitnya terus menerus atau hilang timbul mbak?” tanya dokter

“Hilang timbul dok” jawab pasien

“Maksudnya?” tanya dokter

“Kadang sakit banget… terus tidak… kemudian mulai sakit banget kembali” jelas pasien

“Sakit hilang timbul itu sudah berlangsung berapa lama mas? Tanya dokter lagi

“Sudah lima tahun ini” jelas pasien lagi

Lima tahun?” tanya dokter tidak percaya

“Selama itu…sudah berobat?” tanya dokter lagi

“Iya sudah…biasanya mesti dianggap sakit maag” jelas pasien lagi

“Pernah ga mas… dalam sehari atau seminggu penuh tidak pernah sakit perut sama sekali” tanya dokter

“Pernah dok” jawab pasien

“Coba mas diingat-ingat kembali… biasanya muncul serangan sakit setelah apa mas?” tanya dokter

“Hmmmm… setelah apa ya…. Kayaknya kalo pas habis kecapekan… paling sering kalo habis pelajaran olah raga….

O ya yang paling berat.. dulu habis bepergian jauh…. besoknya pelajaran olah raga… terus siangnya sakit perutnya hebat sekali” jelas pasien

“Kalo ada masalah berat…misalnya pas ujian atau kebanyakan PR juga muncul?” tanya dokter

“Iya… kayaknya perut saya tidak mau diajak mikir berat deh” jelas pasien

“Dulu pernah jatuh sampek ga sadar mas?” tanya dokter

“Pernah…kecelakaan … jatuh ga sadar sampek sehari semalam… baru sadar” jelas pasein

……………………………………

Singkat kata dokter tersebut curiga ada epilepsy (iritasi otak) sehingga merujuknya melakukan rekam listrik otak.. dan benar diagnosisnya adalah epilepsy… diobati anti epilepsy.. dan tujuh tahun sesudahnya pasien tidak minum obat lagi dan sembuh..

…………………………….

Ternyata menegakkan diagnosis perlu berapa kali kunjungan… dan pernah mengalami “salah perhitungan” seperti pada kasus salah perhitungan dalam strategi mengeluarkan kentut di atas

Selasa, 15 Mei 2007

The true gambler

“Bu.. nanti yang nembak biar aku saja…kemarin kita sama-sama jebolnya” kata pak Kerto kepada istrinya di suatu siang. Saat itu banku bocor, dan nambal ban di tempatnya pak Kerto.

“Ndak pak… aku filing mimipinya kuat pak pasti bisa nembus nanti” protes bu Kati, istri pak Kerto yang jualan nasi bungkus dan makanan-makanan kecil lainnya.

Pokoke ibu nggak usah nembak titik!!!” kali ini pak Kerto benar-benar ingin menunjukkan hegemoninya sebagai suami dan pemimpin rumah tangga.

Aku dalam posisi customer pak Kerto memposisikan diri pura-pura ga dengar… kalo ikut masuk dalam dialog mereka… bakal dicurigai mencampuri urusan dalam negeri orang.

Peristiwa ini terjadi ketika di Solo ketika masih musim judi Cap Ji Kia, judi yang keluar nomornya setiap tiga jam sekali mulai dari jam 9.00 pagi sampai jam 23.00 malam hari.

Benar-benar kecanduan judi…the true gambler

……………………………………….

Suatu malam saat ronda malam di RT tempat tinggal dulu masih menjadi pengantin baru.

Terlihat gerombolan orang sedang berdiskusi.

Serius sekali.

Ada buku referensi segala…!!!

Bukunya apaan ya? Aku bener-bener penasaran.

Buku ramalan primbon dan tafsir mimpi serta prediksi nomor buntut. Maaf judul buku ini reka-reka saya pribadi. Habis bukunya tak bersampul sih. Buku itu berisi gambar-gambar mimpi dan penafsirannya, serta dihubungkan dengan gambar-gambar dasar dan penyetaraannya dengan nomor buntut yang akan keluar.

Beberapa gambar yang saya ingat

Ratu setara dengan nomor satu. Jadi kalo anda mimpi yang mirip-mirip dengan perilaku ratu. Berarti itu mimpi ratu. Ratu setara dengan nomor satu.

Babi setara dengan nomor sembilan. Artinya kalo anda mimpi dan mirip-mirip dengan babi entah itu wajah anda dan atau perilaku Anda…dalam mimpin lho! Maka tafsir mimpinya adalah babi. Babi setara dengan nomor sembilan.. tandanya nanti kalo Anda nembak nomor buntut, maka sangat direkomendasikan nomornya nomor sembilan.

Apakah terbukti?

Sebenarnya hampir seratus persen ga ada yang bisa jebol.

Truz ada masalah lagi yang lebih mendasar berkaitan tafsir mimpi dan nomor buntut yaitu mimpi siapakah yang valid untuk menebak nomor nanti yang mau keluar.

Mimpi orang gila kali.

Jangan ketawa dulu!

Saya pernah di RSJ Surakarta selama tiga tahun. Maksudnya jadi dokter jaga disana!

Seorang pasien wanita 10 tahun menderita diagnosis schizophrenia. Tetapi dia mendapatkan keuntungan dari sakitnya itu. Banyak orang yang berdatangan meminta ‘fatwa’nya. Mulai dari masalah jodoh, rejeki, menentukan pilihan sulit, mencari barang hilang, memikat wanita atau pria idaman dan yang tidak ketinggalan menebak nomor buntut yang akan keluar.

“Banyak yang tembus lho dok!” tegas keluarga pasien yang mengantar.

“Sudah membuktikan?” tanya saya

“Ya katanya orang-orang yang mendatanginya” jawab keluarga pasien.

Ternyata jawabannya mengambang. Saya yakin yang berhasil cuman satu ato dua, tetapi cerita sukses njebolnya itu yang diceritakan sampai seribu kali. Ya, namanya success story. Yang sukses beberapa, tapi ceritanya ribuan kali.

……………………………………..

Dokter ketika mendiagnosis atau memberikan terapi. Meminimalisir cara-cara yang mengandalkan filing, bukan karena sering ilfil lho.

Maksudnya meminimalisir cara tebak-tebakan. Karena itu ketika akan memutuskan metoda diagnosis, metoda terapi yang akan diterapkan pada pasien.semuanya harus sahih. Sudah tidak diragukan lagi keakuratannya.

Karena itu dalam memilih metoda diagnosis ataupun terapi adalah hasil penelitian yang ideal dan sangat dianjurkan adalah hasil penelitian longitudinal. Artinya penelitian yang dilakukan lintas Negara, meneliti banyak sample, bahkan sampai jutaan orang yang diteliti.

Walaupun dalam prakteknya nanti dokter juga mencoba-coba mencocokkan atau minimal tune in dengan “cara’ yang baru tersebut.

Bagaimana dengan obat herbal?

Sama, kalo mau semua dokter menggunakan obat itu… lewati dulu tahap-tahap penelitian. Bercita-citalah agar obat herbal Anda bisa masuk dalam penelitian longitudinal dengan hasil yang konsisten. Baru obat herbal Anda akan menjadi the true best seller bukan the true gambler.

Senin, 14 Mei 2007

Pengaruh nonton TV pada anak-anak

artikel diambil dari sini

KURANGI NONTON TV, NIKMATI HIDUP!
Mari kita kendalikan teknologi agar teknologi tidak mengendalikan kita

Pengaruh Media terhadap anak makin besar, teknologi semakin canggih & intensitasnya semakin tinggi. Padahal orangtua tidak punya waktu yang cukup untuk memerhatikan, mendampingi & mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV ketimbang melakukan hal lainnya. Dalam seminggu anak menonton TV sekitar 170 jam. Apa yang mereka pelajari selama itu? Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Mereka juga belajar untuk duduk di rumah dan menonton, bukannya bermain di luar dan berolahraga. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaran-pelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi di dunia yang penuh dengan orang lain.


Faktanya..
• Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV.
• Data th 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/ tahun . Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1000 jam/tahun.
• Tidak semua acara TV aman untuk anak. Bahkan, “Kidia” mencatat bahwa pada 2004 acara untuk anak yang aman hanya sekira 15% saja. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi.
• Saat ini jumlah acara TV untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar perminggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Padahal dalam seminggu ada 24 jam x 7 = 168 jam! Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman.
• Acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.
• Acara yang ‘Aman’: tidak banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis. Acara ini aman karena kekuatan ceritanya yang sederhana dan mudah dipahami. Anak-anak boleh menonton tanpa didampingi.

• Acara yang ‘Hati-hati’: isi acara mengandung kekerasan, seks dan mistis namun tidak berlebihan. Tema cerita dan jalan cerita mungkin agak kurang cocok untuk anak usia SD sehingga harus didampingi ketika menonton.

• Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini.


Kenapa Kita Harus Mengurangi Menonton TV?

• Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

• Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif.

• Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.

• Mengurangi semangat belajar
Bahasa televisi simpel, memikat, dan membuat ketagihan sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar.

• Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.

• Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.

• Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.

• Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.

• Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.

• Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.


Jadi, Siapa yang Seharusnya Mengurangi Menonton TV?
Semua dan setiap orang. Karena akibat buruk yang diberikan oleh TV tidak terbatas oleh usia, tingkat pendidikan, status sosial, keturunan dan suku bangsa. Semua lapisan masyarakat dapat terpengaruh dampak buruk dari TV, orangtua, anak-anak, si kaya ataupun si miskin, si pintar dan si bodoh, mereka dari latar belakang apa saja, tetap terkena dampak yang sama. Seharusnya instansi pemerintah, instansi pendidikan, instansi agama, keluarga dan individu semua bersama-sama mendukung program ‘Hari Tanpa TV’ ini, untuk membangun bangsa yang lebih baik.


Pertimbangkan Hidup tanpa TV
Dengan banyaknya bukti betapa TV bisa memberikan beragam dampak buruk, banyak keluarga sekarang membuat rumah mereka bebas-TV. Sangat penting untuk anak mempunyai kesempatan mempelajari dan mengalami langsung pengalaman hidup sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka butukan untuk sukses di masa yang akan datang. Kalau menurut Anda hidup tanpa TV itu masih terlalu sulit, maka perlahan batasi dan awasi dengan saksama tontonan anak Anda sepanjang tahun.
Mau melihat generasi anak yang lebih sehat? Keluarga yang lebih dekat? Masyarakat yang lebih madani? Matikan TV. Hal yang mungkin kecil tapi akan berdampak besaaar!
Bantu kami untuk menyebarkan bahaya TV kepada masyarakat, dengan meningkatkan kewaspadaan publik, membantu orang untuk menikmati hidup tanpa TV, membantu mereka melakukan aktivitas yang bebas-TV, dan menawarkan tips-tips sederhana tentang cara melakukannya, kita akan membantu jutaan anak untuk mematikan TV dan menyadari bahwa hidup tanpa TV itu lebih menyenangkan dan menenangkan.
Dengan mematikan TV, kita jadi punya waktu untuk keluarga, teman, dan untuk kita sendiri.

Apa Manfaat HARI TANPA TV?
Dengan TV dalam keadaan mati, kita jadi memiliki kesempatan untuk berpikir, membaca, berkreasi dan melakukan sesuatu. Untuk menjalin hubungan yang lebih menyenangkan dalam keluarga dan masyarakat. Mengurangi waktu menonton TV membuat kita mempunyai lebih banyak waktu untuk bermain di luar, berjalan-jalan atau melakukan olahraga yang kita senangi.


Bagaimana Caranya?

• Pergi ke perpustakaan atau ke toko buku terdekat
Biasakan anak Anda membaca buku. Bila sempat, sisakan waktu setiap hari, kalau tidak, beberapa kali setiap minggu untuk membacakan cerita kepada anak Anda atau biarkan sekali-kali anak Anda yang membacakan cerita untuk Anda. Jangan lupa untuk membahas kembali apa yang telah dibaca. Tanyakan kepada mereka tentang ceritanya, bantu mereka menemukan kosakata baru dan ajak anak untuk membaca beragam macam bacaan. Buatlah membaca itu gampang dan menyenangkan bagi anak Anda dengan cara membuat buku berada di sekitar mereka. Ajak mereka ke perpustakaan. Sediakan sebanyak mungkin buku yang pantas di sekitar rumah dan minta kerjasama keluarga untuk menjadikan buku sebagai hadiah ulangtahun, liburan atau lebaran.

• Bercocok tanam
TV menjauhkan kita dari alam. Padahal banyak hal yang bisa diajarkan oleh alam, dan yang tidak bisa didapatkan dari menonton TV. Dengan mengajak anak bercocok tanam, Anda bisa mengajarkan kepada anak Anda banyak hal. Mulai membuat taman bunga sendiri, atau bahkan 1 pot saja. Dengan ini anak bisa belajar makna tumbuh dan bertanggung jawab. Jadi setiap kali ia menyiram bunganya di pagi hari, ia akan ingat bahwa tanaman, seperti kita semua itu mulai dari benih, tumbuh, berkembang dan kelak layu dan mati. Dan selalu perlu air dan matahari!

• Bermain
Hidup anak pada dasarnya adalah bermain. Dengan bermain, anak belajar banyak hal.

• Melihat awan
Aneh? Mungkin. Karena kita tidak dibiasakan menikmati langit. Atau kita biasa hanya terpaku dengan indahnya bintang-bintang di malam hari. Padahal awan itu hampir selalu ada, selalu bergerak dan kadang-kadang membentuk hal-hal yang unik, seperti kuda nil, atau pesawat terbang. Kita bisa mengajak anak untuk menggambarkan bentuk apa yang dia lihat di awan. Kadang mereka bisa melihat 1 awan tapi dengan 2 bentuk yang berbeda. Kita juga bisa mengajaknya membuat puisi tentang awan. Atau biarkan mereka mengarang cerita tentang apa kira-kira rasanya bila kita bisa hidup di awan. Hal ini bisa memicu daya imajinasi dan kreativitas.

• Menulis surat
Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh dari kehidupan anak-anak kita. Dengan teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak lebih senang menggunakan telepon untuk bercerita. Tapi ternyata menulis surat melatih banyak hal. Selain mengenali prosedur pengiriman barang (amplop, perangko dan jasa besar pak pos), menulis surat juga melatih motorik dan membuat anak senang bila menerima balasan. Ajak anak menulis surat ke nenek kakek atau saudara yang tinggal jauh. Dan tunggu balasannya! Jika anak mulai mengenal teknologi internet, bisa saja sarana e-mail bisa digunakan untuk melatih kebiasaan menulis.

• Jalan-jalan
Jalan-jalan itu mudah dan murah. Tidak perlu banyak mengeluarkan uang. Jalan-jalan ke rumah teman atau sekadar berkeliling lingkungan rumah saja untuk menyapa tetangga. Kita juga bisa berjalan-jalan ke taman kota dan membuat piknik atau sekadar bermain di sana. Jalan-jalan itu baik untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah dan resiko terkena penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga bisa mengurangi berat badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan melepaskan stres. Karena dengan berjalan, otak melepaskan zat yang bisa meringankan tekanan pada otot serta mengurangi kecemasan. Jalan-jalan juga bagus untuk lingkungan. Kalau kita lebih sering berjalan dari pada menggunakan transportasi bermesin, kita bisa menghemat 7 milyar gallon bensin dan 9.5 juta ton asap pembuangan kendaraan bermotor pertahunnya. Bayangkan!

• Berenang
Semua anak suka bermain air. Jadi ajak anak Anda berenang. Selain sangat menyenangkan, berenang itu juga salah satu cara berolahraga. Kalau bosan untuk berenang di kolam sekitar Anda, ajak anak untuk pergi ke pantai. Selain bermain dengan ombak, anak juga bisa diajak membuat istana yang indah dari pasir dan mengoleksi kerang-kerang yang cantik.

• Bersepeda
Kalau dilakukan sendiri, mungkin bisa membosankan. Tapi coba lah bersepeda pagi-pagi bersama seluruh keluarga. Selain murah dan menyehatkan, kita bisa mengajak anak untuk menghias sepedanya menjadi sepeda yang indah.

• Mendengarkan radio atau membaca koran
Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan radio, apalagi membaca koran. Padahal mungin mereka bisa mendapatkan informasi yang tidak kalah banyaknya dibanding mendengarkan berita di TV. Radio bisa melatih anak untuk mendengarkan dengan baik dan koran bisa mengajak anak untuk menambah wawasannya tentang dunia

• Memasak bersama ibu
Masak-memasak bukan hanya kerjaan ’perempuan’, bila sesuai, anak lelaki pun tidak ada salahnya diajak memasak bersama. Suatu hari keahlian itu pasti berguna juga baginya. Ajak anak Anda memasak makanan-makanan ringan yang unik dan mengasyikkan. Misalnya membuat puding semangka kuning atau es krim rasa pisang!

• Bikin lomba antar RT
Ini selalu berhasil bila 17 Agustusan tiba. Sekarang kita tidak perli menunggu moment itu. Rancang rencana perRT/RW untuk membuat acara massal anak-anak yang murah meriah setiap minggunya, jadi anak tidak terpukau di depan TV.

• Berolahraga
Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah dilakukan biasanya menyenangkan. Selain jalan-jalan, bersepeda dan berenang, masih banyak lagi olahraga yang bisa dilakukan bersama keluarga. Kalau mau yang sederhana, main badminton. Kalau mau yang lebih menantang, pergi water rafting!

• Bakti sosial
Kita sering lupa mengajak anak untuk memerhatikan orang-orang di lingkungan sekitar yang tidak seberuntung mereka. Ajak anak Anda untuk bersama-sama membersihkan rumah dan lemari pakaian dari barang-barang yang tidak lagi digunakan tapi masih bagus dan layak pakai untuk disumbangkan ke panti-panti asuhan di sekitar rumahmu.

• Rapikan rumah dan halaman
Biasanya yang ini adalah tugas pembantu rumah tangga. Kali ini, ajak anak Anda untuk memerhatikan tempat tinggalnya sendiri. Karena pembantu tidak selalu ada untuk melayani. Ingatkan anak bahwa pembantu disebut demikian karena tugasnya memang ’membantu’ hal-hal yang kita tidak bisa kerjakan. Bukan sebaliknya. Dengan demikian anak akan belajar untuk bertanggung jawab dan lebih menghargai pembantu. Lagipula, tinggal di lingkungan yang rapi dan bersih itu sehat dan menyenangkan.

• Ambil les
Pelajaran di sekolah hanya melatih otak kiri. Jangan lupa untuk melatih otak kanannya. Ambil les yang menarik dan sesuai dengan bakat anak anda. Mulai dari les musik dengan piano, gitar, biola atau drumnya, atau les menari mulai dari tarian daerah, tarian modern dan ballet, atau les-les lainnya. Tapi ingat, jangan sampai les-les ini menambah beban belajar yang sudah menumpuk di sekolah. Pastikan anak mendapatkan waktu yang cukup untuk istirahat juga.

• Bercengkrama dengan keluarga
Nah ini yang mahal. Karena penelitian mengatakan bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku lebih senang menonton TV daripada bermain dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 40 menit perhari untuk melakukan percakapan yang berarti dengan anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bisa dibeli. Jangan biarkan televisi mencuri lagi waktu kita untuk keluarga yang memang sudah tinggal sedikit sekali karena terpotong aktivitas sehari-hari.

• Belajar
Sebetulnya apapun yang kita lakukan merupakan pembelajaran. Jadi belajar itu bukan hanya lewat buku. Belajar hal-hal baru yang belum kita ketahui. Belajar naik motor atau membuat sarang burung dari kayu. Belajar mengantri, belajar main basket atau belajar untuk sehari saja tidak nonton TV dulu..!

• Mengerjakan keterampilan tangan
Banyak buku sekarang yang mengajarkan membuat keterampilan tangan, sehingga kita bisa melakukannya secara otodidak. Keterampilan tangan bisa dalam bentuk bermacam ragam, mulai dari meyulam, origami sampai membuat bunga dari sabun mandi.

• Ke kebun binatang atau musium
Mengunjungi kebun binatang selalu menyenangkan. Karena kita bisa melihat beragam binatang yang tidak biasa kita lihat sehari-hari. Anak-anak biasanya menyukainya. Bila berani, ada waktu, dan transportasi, kita juga bisa mengunjungi taman safari dan bersentuhan dengan binatang-binatang itu secara langsung. Selain itu, musium juga menarik untuk dikunjungi. Dari musium kita bisa banyak belajar tentang sejarah dan melihat langsung artifak-artifak menarik tentangnya.

Tidak punya waktu? Matikan saja TV-nya dulu. Mengurangi waktu menonton TV memang terkesan susah pada awalnya, tapi ternyata toh ada ribuan hal lain yang menarik untuk dilakukan, bukan?

Tips cara mematikan TV
• Pindahkan TV ke tempat yang tidak begitu ‘mencolok’
• Matikan TV pada waktu makan.
• Tentukan hari-hari apa saja dalam seminggu yang akan dilalui tanpa TV.
• Jangan gunakan kesempatan menonton TV sebagai hadiah.
• Berhenti berlangganan channel tambahan (cable, dll) dan gunakan uangnya untuk membeli hal-hal yang berguna lainnya, seperti buku.
• Pindahkan TV dari kamar anak Anda.
• Sembunyikan remote controlnya.
• Tidak ada TV di hari sekolah.

Jangan terlalu khawatir bila anak mengaku bosan, karena kebosanan itu lama-lama akan menghilang dan biasanya justru menciptakan kreativitas. Karena anak banyak dipengaruhi dengan yang dilakukan orangtua mereka, adalah sangat penting untuk memperhatikan bahwa usaha apa saja, seperti lebih banyak berolahraga, mengonsumsi makanan yang lebih bergizi atau menonton TV lebih sedikit, dilakukan sebagai ‘acara keluarga’ sehingga mematikan TV adalah usaha yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga untuk menyisihkan waktu bercengkrama bersama.

(Diolah dari: turnofftv.org oleh Yayasan Kita dan Buah Hati; dan Kidia.)(*)

Jumat, 11 Mei 2007

Si mbok sate “sunggi” jadi penunjuk jalan

Semua nama, tempat, kejadian ini adalah murni hasil rekayasa imajinasi … kalo ada kesamaan, hanyalah kebetulan, tidak ada maksud menghina ato melecehkan

………………………………………………………..

Namanya Untari, perempuan

umur 35 tahun, body aduhai banget

asal Boyolali, tepatnya Andong

pekerjaan harian si mbok bakul sate "sunggi" keliling.

………………………………

Suatu hari, saat dia di jalan menjajakan jamu……tiba-tiba Amran masih lengkap memakai helm, mesin sepeda motor masih nyala…merapat menuju dirinya.

“Mbak minta maaf, mau nanya… rumah pak Karto mana ya mbak? Tanya Amran, sepertinya tergesa-gesa.

“Jalan itu lurus, nanti pas ada pertigaan belok kiri…lurus terus… kemudian ada bundaran belok ke kanan….lima rumah dari sana” kata mbak Untari… dengan memegal megolkan pinggulnya, karena kedua tangannya menahan dagangan yang dia sunggi agar tidak jatuh.

Ketika menunjuk lurus ke depan --> pinggul megol ke depan

Ketika menunjuk belok ke kiri --> pinggul megol ke kiri

Ketika menyebut bundaran --> waduh yang ini hot sekali……. pinggul diputar-putar.

“……” Amran masih bengong karena adegan itu membuatnya berdesir lima detik… yang diperhatikan bukan kata-kata, tetapi pinggulnya itu…

“Gimana mas jelas kan?” tanya mbak Untari…tampaknya Amran masih kebingungan..

“Eh… ga kok udah ngerti kok” jawab Amran

“Makasih mbak” lanjut Amran kembali tanpa memberi kesempatan mbak Untari ngomong

“Ya mas… sama-sama” kata mbak Untari

……………………………………

Masalahnya adalah memberikan kode ato isyarat yang bisa dimengerti oleh penerima pesan.

Dalam dunia kedokteran banyak isyarat-isyarat untuk berkomunikasi.

Ato bahasa prokemnya orang kedokteran.

Pmx = pemeriksaan

Tx = Terapi

Ax = Anamnesis (wawancara)

Ada pula yang khusus lagi CS = Coitus Suspectus, artinya persetubuhan (coitus) yang dicurigai (suspectus)

Misalnya ada pasien yang datang karena GO (gonorrhea) salah satu penyakit menular akibat hubungan seksual yang tidak aman, gejala keluar flek-flek nanah dari penis, dianamnesis (diwawancarai) ternyata ada riwayat persetubuhan (coitus) dengan pekerja seksual komersial (PSK). Sehingga melaporkan kepada seniornya….

Ada riwayat CS dok” kata Co-Ass yang sudah menganamnesis pasien kepada dosen seniornya. Semuanya diucapkan di depan pasien, tetapi pasien tidak merasa dipermalukan.

“Ooo ada CS-nya” kata dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus dosen senior.

Ada bahasa prokem lain:

G3A1P2 diartikan Gravid (hamil 3 kali, abortus (keguguran) 1 kali, melahirkan 2 kali.

Jadi dijamin kodenya tidak akan bikin "berdesir lima detik" seperti isyarat mbok sate yang nyunggi di atas.

Senin, 07 Mei 2007

tubuh sehat belum tentu jiwanya sehat

Nama-nama di bawah ini adalah nama samaran… kalo ada yang namanya sama..kisahnya sama.. hanya sebuah kebetulan semata, tidak ada maksud menghina atau melecehkan, mohon dimaafkan..

“Diaaaaam…!!!” Teriak Suparjo dengan keras

“Ngapain diaam… kamu yang harus diaaam….Megaa bergoyang bung Karno Mabuk kepayaang” Kata Slamet dengan nada yang tidak kalah keras pula

“Kamu disuruh diam kok ga mau… kamu tahu aku ini pemegang kunci surga” bentak Suparjo yang sekali waktu menyentrup-nyentrupkan ingus.. padahal ga ada ingusnya…

“Ha ha ha ha ha… kamu pemegang kunci surga??? Wah hebat lho.. nanti aku ikut masuk surga ya..” kata Slamet

“………..” Suparjo tidak berkata-kata hanya menyentrup-nyentrupkan ingus… yang riilnya tidak ada.

“Berat lho memegang kunci Surga…” Kata Slamet.

“Megaaa bergoyaaang buung Karnooo mabuk kepayaaang… akuuu mendapat mandat dari bung Karno untuk memimpin kalian” tiba-tiba Slamet berkata dengan nada tinggi dengan sorot mata tajam…memelototi semua yang ada di sekitarnya… termasuk dokter yang sedang memeriksanya.

Baik Slamet maupun Suparjo… dua-duanya sama-sama tidur dalam keadaan diikat kedua tangan, dan kedua kakinya… keduanya adalah pasien UGD Rumah Sakit Jiwa


…………………………………………………

Dengan pikiran yang masih kalut dan penuh beban berat Sutarjo mendatangi dokternya…

“Pak Dokter… mau nanya nih… sampek pyusiiiiing mikirin yang satu ini..” kata Sutarjo

Lha kenapa tho mas Tarjo kok sampek pyusiiiiing banget itu mikirin apa? Tanya dokter Hendro yang matanya masih serius menatap lembaran-lembaran follow up pasien-pasien yang ada di bangsal Bimo Rumah Sakit Jiwa..

“Ini lho pak Dokter… bedanya antara Supardi, Suparman, Supermarket, Superman dan Supir itu apa ya pak Dokter?” tanya Sutarjo dengan muka yang sangat serius..

Lha kenapa kok tanya gitu mas Tarjo?” Dokter Hendro membalik kembali pertanyaan Sutarjo..

“Soalnya sejak tadi malam hingga pagi ini… selalu muncul suara-suara Supardi, Suparman, Supermarket, Superman dan Supir….?” Jawab Sutarjo dengan mimic yang masih menandakan dia itu sedang berpikir berat dan serius.

“Oooooalaaah badala tenan ha ha ha ha ha ha” Kata dokter Hendro dalam hati, tetapi tetap menahan ekspresi gelinya itu agar tidak muncul dalam wajahnya…. Kalo muncul bisa berbahaya… TIDAK AKAN DIPERCAYA LAGI SELAMANYA OLEH PASIEN-PASIENNYA….

…………………………………

Dua orang dokter muda Herman dan Etik memasuki bangsal Amarta di Rumah Sakit Jiwa di suatu sore….

Begitu masuk… Darto menghambur menemuinya dengan terburu-buru… dan nafasnya tersengal-sengal..

“Mas dokter Herman… saya sedang pusing berat nih mas..” kata Darto

“Pusing berat? Apanya yang dipusingkan mas Darto?” tanya dokter muda Herman

Kulo pun kueblet sampek muntup-muntup nang mbun-mbunan…. Angsal wangsul nggih.. ketemu bojo… arep tak entekne sampek puoook tenan..;

(Pak hasrat saya sedang dipuncak-puncaknya… boleh saya minta pulang ketemu istri saya.. hasrat saya harus disalurkan sampek sepuas-puasnya).. “ kata Darto

Mendengar pernyataan mas Darto terakhir.. Etik, dokter muda yang berjenis kelamin perempuan sendiri di bangsal itu… merasa tidak aman dan segera merapat mendekat ke tubuh Herman, dokter muda rekan jaganya sore itu di Rumah Sakit Jiwa.

“Tenang dulu mas Darto… tenang dulu yaa.. nanti kalo sudah saatnya mas Darto bisa pulang” Kata Herman untuk menenangkan pasiennya. Biasa pasien selalu mencari dalih agar bisa keluar.

Nek riyen mas… nek nggak karo bojone nggih langsung budhal nang Silir dientek-entekne sampek lecet-lecet mas… lha terus sak puniko?

(Kalo dulu saya langsung bisa menyalurkan.. kalo ga dengan istri, saya datang ke silir sepuas-puasnya… sampek lecet-lecet mas…tapi sekarang..?)” protes mas Darto

“Tetap tenang ya mas.. tahan.. harus didinginkan dulu…” kata Herman

“Di dinginkan.. ditenangkan?” kata Darto penuh tanda tanya.

Beberapa saat kemudian…

Darto meloncat-loncat… semula dilantai… kemudian di tempat tidurnya…

“Akuuu haruuus tenaaaaaang”

“Akuuu haruusss tenaaaaaang”

Polah Darto ini ternyata memicu dua pasien lainnya dan segera mengikuti gerakan dan ucapan mas Darto…

Beberapa saat kemudian mas Darto.. menghambur menuju kamar mandi…

Byar byur byar byur.. air mandi membasahi seluruh tubuhnya dengan penuh semangat dan dua pasien lainnya juga ikut-ikutan.. kemudian keluar main hujan-hujanan…

“Diiiiinginkan!”
”Diiiiinginkan!”

“Haaaaaruuus diiiiingiiiiiin”

………………………………………….

Ketika jam makan, baik sarapan, makan siang, maupun makan malam… mas Suparjo, mas Slamet, mas Sutarjo dan mas Darto sangat lahap makannya… bahkan untuk urusan tidur juga tidur pulas.. mereka merasa nyaman dengan kondisi fisik badannya. Berarti secara fisik tubuh mereka sehat…

Tetapi kenyataannya mengapa mereka berada di rumah sakit jiwa?

Berarti ungkapan Men Sana in Corpore Sano = di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat… benar / keliru

Kamis, 03 Mei 2007

JIKA HARUS MENJADI PASIEN BEDAH
1. Pilih Dokter Spesialis Bedah yang mantap di hati.
Mantap di hati maksudnya baru melihat dokter Bedahnya, kita langsung 'sreg' - percaya - yakin bahwa saya datang pada Dokter yang tepat.
Untuk mencari dokter yang seperti ini, banyak tanya kepada rekan-rekan - tetangga - saudara yang kebetulan pernah menjadi pasien bedah. Pasti mereka akan merekomendasi coba ke dokter ini saja atau ke dokter itu saja dll. Banyak cari informasi melalui milist (mailing list), pasti banyak rekan senasib yang pernah jadi pasien bedah, cari informasi juga melalui majalah kesehatan popular yang sering menampilkan banyak nama dokter Bedah beserta keahliannya dan 'sepak terjang'nya. Dokter yang mantap di hati, komunikasi nya harus jelas, 'nyambung' jangan sampai ada miskomunikasi. Usahakan bertemu dengan dokter Bedah yang mau menjelaskan sedetail-detailnya segala kegundahan dan ganjalan yang kita rasakan. Mulai dari diagnosa penyakit, komplikasi, efek samping, keberhasilan terapi dll.
2. Memilih RS yang tepat.
Dengan memilih RS yang "cocok"artinya RS yang dapat menuntaskan permasalahan kesehatan yang menimpa pasiennya, maka dokter Bedah yang bekerja didalamnya minimal juga akan cocok di hati pula. Jika RS tsb "diduga" a) jumlah pasien yang datang setiap harinya sedikit - RS nya sepi seperti kuburan hanya 1-2 pasien lalu lalang harus dicurigai !! b) Jika dokter spesialis untuk 5 penyakit besar hanya tertulis "dengan perjanjian" di daftar nama dokter - inipun harus dipertanyakan c) RS yang dalam perjalanan panjang baru menjadi RS juga harus di waspadai karena belum tentu sekarang ini ia betul-betul mantap menangani banyak kasus selayaknya RS, kecuali jika RS tersebut, fisik bangunan nya total di rubah dengan perubahan susunan orang-orang yang bekerja di dalamnya d) RS pendidikan, harus sabar antri dan tabah jika diperiksa bukan oleh dokter yang dimaksud (karena tidak jarang kunjungan ke ruang periksa diwakilkan pada dokter yang lain) ; dan harus tabah jika sering di visit / dikunjungi oleh banyak dokter yang berganti-ganti ; kebaikannya di RS pendidikan, lengkap berkumpul dokter-dokter yang ahli di bidangnya masing-masing dan tentu saja dengan pengalaman yang luar biasa menangani banyak kasus. e) RS dengan ISO bisa menjadi pilihan untuk menenangkan hati karena biasanya semua sistim yang berada didalamnya amat sangat menenangkan.
3. Ingatlah bahwa Setiap tindakan Bedah adalah berarti membuat luka baru pada tubuh.
Jadi tindakan pembedahan (apapun) pasti dapat melahirkan komplikasi-komplikasi. Hal-hal inilah yang harus digali lebih banyak dari Dokter bedahnya, bagaimana kemungkinan komplikasi yang terjadi dan cara mengatasinya.
4. Harus banyak tanya tentang penyakit nya dan perkembangan terapi.
5. Harus patuh terhadap ketentuan yang diberikan oleh perawat di ruangan (jika harus rawat inap)

Ada yang pernah menjadi pasien Bedah ? mungkin ada yang mau ditambahkan ?