Kamis, 27 Desember 2007

Musim OSCE di Yarsi

Musim Osce sedang berlangsung di Yarsi bagi semester 3 dan 5 dan tidak lama lagi semester 1 sampai januari nanti. Selamat menempuh ujian,

berikut tips yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat :
  • pastinya belajar sebaik-baiknya
  • ujian skill mengedepankan keluwesan jadi pastikan banyak berlatih
  • fokus pada checklist yang dimiliki bukan apa kata teman yang lain
  • gugup dan tegang bisa dihindari dengan belajar dan tawakal
  • bekerja cepat, cermat, efisien dan fleksibel sesuai keadaan ( cuma 7 menit loh)
  • penguji menginginkan anda lulus so jangan bikin masalah
  • dan tentu saja....banyak berdoa dan hindari perbuatan dosa

Berikut daftar penguji :

Semester 5

heteroanamnesa : dr Agung,dr Sri Hastuti,dr Resmi,
PF Thoraks : Dr Lili, dr Linda, dr Lilian, dr Nunung
EKG/NGT : Saya, dr Eko, dr Dini, dr SriMukti,
Tindakan : Dr Sri Wuryanti, dr Yurika, dr Nunung, dr Insan

Semester 3

Teknik wawancara : Prof Qomariyah,Dra Kuslestari,Bu Rifqa,Bu Kholis,Bu Uut,dr Isna, Bu Risda, Bu Dewi, dr Sri Hastuti, Bu Umi, dr Kenconoviyati, Dr Resmi,

Vital sign dan Reflex : dr Edward, Saya, drh Titiek, dr Sri Mukti, dr Sri Hastuti, dr Jekti, dr Dini, Dr Sofwan, dr Lili,

Balut-Bidai : Pa Teguh,Bu Ambar,Bu Upi, Pa Irfan, Bu Ikke, Bu Netty, Bu Ami,

Antropometri : Pa Herman, dr Dini, dr Sophi, dr Yenni, Bu Himmi, dr Edward, dr Yurika, dr Sofwan

semua informasi diatas bersifat tidak resmi dan subject to change at anytime

Rabu, 26 Desember 2007

Dan aku pun masukkan dalam daftar mu....!


Puisi dibuat Hamka setelah mendengar pidato Mohammad Natsir di ruang sidang Konstituante 13 November 1957, saat itu beliau menwarkan Islam sebagai dasar negara.

Ulama dan sastrawan sekaliber Hamka begitu terkesan dengan pidato tersebut sampai membuat puisi ini lebih dari cukup memberikan gambaran pada kita isi dari pidato Natsir

Meskipun bersilang keris di leher

Berkilat pedang di hadapan matamu

Namun yang benar kau sebut juga benar
Cita Muhammad biarlah lahir

Bongkar apinya sampai bertemu

Hidangkan di atas persada nusa

Jibril berdiri sebelah kananmu

Mikail berdiri sebelah kiri

Lindungan Ilahi memberimu tenaga

imageSuka dan duka kita hadapi

Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu

Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi

Ini berjuta kawan sepaham

Hidup dan mati bersama-sama

Untuk menuntut Ridha Ilahi

Dan aku pun masukkan

Dalam daftarmu .......!


Ucapan Selamat

Selamat pada ustadz Fahmi Salim Zubair yang telah meraih gelar Master di bidang ilmu tafsir dari Universitas Al-Azhar Kairo dengan tesisnya KHITHABAT DA'WA FALSAFAT AL-TA'WIL AL-HERMENUTHIQI LI AL-QURAN; 'ARDL WA NAQD" (Studi analitis-kritis diskursus filsafat Hermeneutika Al-Quran).

Selamat ustadz dan selamat datang kembali di Indonesia, kami berharap dapat segera mendapat manfaat dari ilmu yang telah diraih. Kami sepenuhnya menyadari bahawa hermeneutika adalah pintu gerbang menuju liberalisme islam, penolakan terhadap al-qur'an dan pelecehan tradisi islam.

dengan telah berhasil meraih penghargaan summa cum laude, topik tesisnya menjadi yang pertama dalam kategori ini, kami berharap para ustadz dapat memimpin upaya counter liberalisasi dengan lebih rapih dan meluas

kami prihatin akan sedikitnya sosialisasi dan perhatian dari masyarakat atas capaian-capaian intelektual yang diraih anak bangsa, lain sekali dengan perhatian yang diberikan pada para atlet olahraga dan Asian idols yang mendapat perhatian dari presiden serta perhatian yang masyarakat berikan pada para selebriti. inilah era selebriti bukan era ilmuwan, tidak heran negara kita masih terpuruk

tapi kami maklum memang demikianlah masyarakat yang sakit, masyarakat yang jauh dari tradisi ilmu, masyarakat yang tidak menghargai ilmu dan para ilmuwan
sekali lagi kami ucapkan selamat dan selamat datang serta selamat bekerja pada para pendekar Al-Azhar.

Selasa, 18 Desember 2007

Advanced Global Personality Test Results
Extraversion |||||||||||| 50%
Stability |||||||||||||||| 63%
Orderliness |||||||||||||||| 70%
Accommodation |||||||||||||||| 63%
Interdependence |||||||||||||| 56%
Intellectual |||||||||||||||| 70%
Mystical |||||| 23%
Artistic |||||| 23%
Religious |||||||||||||||||||| 90%
Hedonism || 10%
Materialism |||||||||||||||| 70%
Narcissism |||||||||||| 43%
Adventurousness |||||||||||| 50%
Work ethic |||||||||||||||| 70%
Self absorbed |||||||||||| 43%
Conflict seeking |||||| 30%
Need to dominate |||||||||||||||| 70%
Romantic |||| 16%
Avoidant |||||||||||| 43%
Anti-authority |||||||||||| 43%
Wealth |||||||||||| 43%
Dependency |||||| 23%
Change averse |||||||||||||||| 70%
Cautiousness |||||||||||| 50%
Individuality |||||||||||||||| 70%
Sexuality |||||||||||||||||| 76%
Peter pan complex |||| 16%
Physical security |||||||||||||||||||| 83%
Physical Fitness || 10%
Histrionic |||||||||| 36%
Paranoia |||||||||||| 43%
Vanity |||||| 30%
Hypersensitivity |||||||||| 36%
Indie |||||| 25%
Take Free Advanced Global Personality Test
personality test by similarminds.com

Dokter "BUKAN URUSAN SAYA"

Menjadi Dokter bukan hal mudah, ambil pelajaran dari link ini

kisah tentang dokter yang berteriak pada keluarga pasien "INI BUKAN URUSAN SAYA" sementara pasien teronggok tanpa penanganan

Mahasiswa kedokteran u have t0 read this, disini lah pentingnya etika dan keterampilan berkomunikasi

Jumat, 14 Desember 2007

Catatan PTT-Venaseksi pertama-ku

Beberapa hari sebelumnya terbetik dalam hati, mungkin aku perlu tahu tehnik venaseksi, jadi saat Aso- temanku yang bertugas di pantai selatan P.Obi- singgah untuk bermalam dalam perjalanannya pulang ke puskesmas, bertanyalah aku.

Aso sudah ikut ATLS ( Advaced Trauma Life Support ), meskipun dia baru pernah melakukannya pada kambing, sedang aku baru pernah 1 kali melihatnya dilakukan waktu sekolah dulu. keesokan paginya Aso berangkat dan pasien itu datang malam hari...sulit dipercaya ya? begitu seseorang memiliki ilmunya maka yang membutuhkan ilmu tersebut cepat atau lambat akan datang...menyimpang sedikit, kejadian sebaliknya diterapkan oleh para residen anestesi waktu koas dulu, dalam mempersiapkan operasi, dalam OK ada obat -obat yang harus disiapkan, seperti obat anestesinya, muscle relaxantnya dan banyak lagi yang terakhir adalah obat emergency, nah yang terakhir ini sering di lewati, tidak dipajang di OK, supaya apa ? kutanya, ternyata mereka percaya kalau obat itu di pajang maka pasien biasanya akan membutuhkan, dan mereka tidak mau itu terjadi, aneh kan?

kembali ke pasien kita, beliau ini sebulan sebelumnya kuterima tengah malam dengan trauma tumpul abdomen dengan penyulit kuperkirakan adalah ruptur vesica, setelah stabilisasi paginya kukirim ke RSUD di Bacan, dan kabarnya berhasil selamat setelah di laparotomi.

malam itu dia kembali dengan syok, namun saat dicari akses vena para perawat tidak ada yang berhasil, jadi dengan kesepakatan bersama, aku lakukan venaseksi...setelah asepsis/antisepsis regio mediodistal tungkai bawah (maksudnya diatas matakaki sebelah dalam ) sebelah kiri. aku melakukan sayatan transversal dengan bisturi sepanjang satu cm sampai menembus dermis, saat tiba di subdermis, aku pakai klem bengkok untuk masuk secara tumpul...korek sana sini, akhirnya aku melihat sebentuk struktur seperti kabel putih ditempat dimana seharusnya ada vena disana, periksa-periksa dan minta 2nd opinion dari perawat senior, sepakat itu adalah vena yang dimaksud,

langkah berikut kita bebaskan ia dari sekitarnya dan meyelipkan pinset di bawah vena tersebut. aku ikat dengan silk ujung distalnya dan menusukan abocath yang besar kearah proksimal dan kita aliri cairan...masuk, tidak ada bendungan, tidak ada bocor dan tidak ada darah. fiksasi dan tutup dengan kassa steril tanpa dijahit ( itu nanti )...venaseksi selesai

alhmdulilah besok paginya beliau sudah bangun dan segar, entah kenapa beliau syok semalam,
beliau minta pulang maka aku lepas abocathnya setelah sebelumnya mengikat mati kedua ujung vena dengn catgut, seharusnya semalam aku pakai catgut, jadi silknya tidak perlu dibuka lagi. dan jahit sayatan yang kubuat...selesai

nasib orang lain-lain, beberapa minggu kemudian aku dapat kabar beliau meninggal setelah diurut perutnya di Tidore yang tukang urutnya terkenal handal, dalam hati kupikir mungkin jahitannya terbuka lagi terjadi pendarahan lagi. wallahualam

Rabu, 12 Desember 2007

Catatan PTT-Ketinggalan Kapal

Kalau ditanya tempat favoritku di Pulau bacan maka itu adalah pelabuhan Babang, tepatnya Puskesmas Babang..Disana tinggal satu keluarga dokter yang hangat dan penuh perhatian, bagi ku dokter Juri dan keluarga adalah salah satu dari sedikit yang bisa diajak berkomunikasi. mengherankan bukan? tapi memang begitulah adanya. bila ada urusan di Bacan maka tidak perlu repot mencari tempat bermalam cukup singgah di Babang dan pinjam om Juri pe motor :) ( motor punya om juri).

selain itu Labuha bermasalah dengan sumber air, pamnya sering mati dan kotor, di babang lebih baik, meski tetap kadang mati juga, tapi bersih. dan di Babang juga aku dan istri pernah ketinggalan kapal. hari itu adalah hari terakhir aku di Obi dan sudah waktunya mudik ke Ternate dan jakarta. semua barang sudah masuk ke kamar yang aku sewa dari ABK. sore hari kapal singgah di Babang, aku turun untuk mengucapkan selamat tinggal pada semua kenalan, di labuha dan babang, tentu seperti biasa aku pakai motor om juri..1 jam perjalanan babang-labuha, menjelang maghrib aku bertemu teman lama di smu yang asli makassar dan sedang ada proyek di labuha dia arsitek, jadi ngobrol deh lama, isya menjelang sudah waktunya kembali ke Babang.

saat masuk ke pelabuhan ternyata kapal sudah meniup peluit ke tiga, sauh sedang diangkat dalam lima menit jembatan akan ditarik masuk, kapal berangkat dengan semua barang kami di dalam kamar yang terkunci...
segera aku naik kapal berikutnya yang setengah kosong, tanpa tiket, tanpa bekal, hanya jaket dan 2 botol air aqua, tanpa makan malam, di bulan ramadhan dengan istri yang sedang hamil...

beruntung saat kapal kami berlabuh di Ternate hanya berselisih beberapa menit dengan kapal sebelumnya, juga pelabuhan lagi ramai jadi kapal parkir bertumpuk, segera aku naik ke kapal yang membawa barang kami dan menuju kamar sebelum ada orang yang menyadari hehehe pak dok tertinggal kapal, malu, berita menyebar cepat.

pengalaman lain yang unik adalah saat pertama naik speedboat, di Obi untuk puskesmas keliling, sambil tersenyum para staf mempersilahkan aku untuk duduk disamping pengemudi, ternyata senyum mereka adalah seringai, aku dikerjai, tempat kehormatan itu tidak lain adalah tempat paling tidak enak dalam perjalanan, gelombang laut tinggi dan kita seperti dibanting-banting, perut sampai sakit sekali, berhari-hari sesudahnya perut ku masih nyut-nyutan

di Obi ada pak Cam dan bu cam ( pa camat dan bu camat), om pos ( petugas kantor pos) pa komendan ( komandan koramil) ada pak ila (ka TU puskes), bidan ona ( yang batitanya lasak sekali), pak man ( bendahara yang lucu) terus ada petugas imunisasi kami, perawat dan mantri yang sangat percaya mistis sayang sekali lupa namanya..aduuh

lalu ada ilwan dan irwan di ternate yang selalu siap membantu meringankan hidup kita, btw mereka dulu tergabung dalam pasukan jihad waktu kerusuhan, irwan tahu benar bagaimana cara membuat bom dari lampu petromaks, bom buatannya bisa meruntuhkan satu rumah. ilwan lain lagi dia guru SDIT dan berperan sebagai penjaga gawang mess dan kuncinya, sementra irwan bepergian kesana kemari. terlalu sekali kalau aku sampai melupakan nama-nama mereka

lalu ada dr surahmat-om sur dan keluarga- yang menjadi orang tua kita semua bersama istrinya dr Titin di Alkhairaat dan tentu saja dokter-dokter dari bandung yang sebagian sekarang memutuskan untuk menetap : Adi, Melia, Aso, dll

Selasa, 11 Desember 2007

Catatan PTT-Jakarta,Ternate,Labuha

Ternyata kehidupan berlalu cepat sekali, ingatan akan peristiwa-peristiwa memudar dari benak. Begitu juga ingatanku pada masa-masa yang kulalui di Desa Laiwui, Pulau Obi sepenggal pengalaman hidup yang seharusnya terpahat dalam dalam ingatanku.

Tidak terbayang apa yang akan dihadapi saat aku dan sahabatku membuka peta hari itu. Di lantai 2 sekretariat darurat masjid Arief Rahman Hakim kami memilih kabupaten pilihan untuk masa bakti PTT selama 6 bulan. aku memilih Halmahera Selatan di Provinsi Maluku Utara.

Dalam pesawat kami berdo'a semoga bekal nomor HP kontak yang kami dapat aktif dan kami terselamatkan dari terdampar di bandara kota yang saat itu jadi tujuan pertama Ternate. Baru saat itu aku menyadari bertapa bahagianya berada dalam jama'ah, baru saat itu aku meresapi apa arti persaudaraan atas nama iman, kemana kami pergi-selama masih ada adzan berkumandang-disana Insyaallah ada saudara yang akan menyambut kami, aku ingat betapa rasa bahagia dan syukur silih berganti kurasakan.

Mess itu amat nyaman bagi pendatang seperti kami, tidak heran karena usaha para ikhwah terdahulu yang menyadari pentingnya mempertahankan mess ini, mereka telah melihat jauh ke depan, suatu saat fasilitas seperti ini akan amat berguna. kewajiban bagi kami turut berinfaq agar generasi selanjutnya dapat merasakan kenyamanan ini.

Bila barusan adalah kali kedua aku naik pesawat-yang pertama dengan Hercules AU Singapura ke Aceh- maka malam itu adalah kali pertama aku menumpang kapal motor penumpang, aga syok ketika melihat para penumpang berjejalan dalam 2 dek sempit, dalam jajaran kasur tipis untuk satu orang yang berjejer-jejer unutk sekitar 200 penumpang dan barang. Jangan tanya panas dan baunya...butuh pengalaman dan jam terbang untuk bisa mendapat tempat terjauh dari knalpot, dengan sirkulasi udara yang baik plus pemandangan yang baik dan bebas sorotan matahari saat matahari naik nanti.

Tujuan kedua adalah pulau Bacan, kami akan berlabuh di Babang pada waktu subuh dan melanjutkan ke Labuha dengan oto selama satu jam. subuh hari itu kutunaikan di Klinik AlKhairaat, mess lain lagi yang tidak kalah nyaman.

Labuha adalah kota kabupaten Halmahera Selatan, ada 2 hal yang amat mengesankan hati ku, yang pertama adalah klinik Alkhairaat dan bapak Bupati. Alkhairaat sebagai mess bagiku menjadi percontohan sebuah pola ukhuwah yang belum pernah kulihat sebelum ini. pendatang datang dan pergi, perorangan maupun satu kekuarga lengkap, dokter, insinyur, kontraktor, pedagang, mahasiswa, penduduk asli, transmigran, orang jawa, sumatera, makassar, dan beragam macam orang lagi. mess ini seperti kata Bilbo tempat berbagai macam urusan bertemu.

ukhuwah sejati adalah bila beberapa keluarga sanggup tinggal dalam satu atap tanpa terjadi konflik, berbagi makanan, berbagi air dan listrik, saling tolong menolong, saling membantu dan mendukung, ternyata ukhuwah itu amat berat namun manis sekali buahnya. orang yang kemarin masih asing sekali, hari ini menjadi keluarga yang dapat kita titipkan harta dan keluarga kita, kepercayaan semata karena keimanan yang sama.

pola ikhuwah ini yang secara umum kulihat sepanjang 6 bulan di daerah ini, uang berjuta-juta gaji kita dapat dengan ringan dititip pada ABK atau nakhoda agar disampaikan pada empunya. integritas pribadi amat penting, budi baik nilainya amat tinggi. Meski tidak semua dapat dipercaya tapi sekali orang mencederai kepercayaan yang diberikan, sulit sekali namanya dibersihkan karena berita buruk menyebar cepat dari mulut ke mulut, dibicarakan di acara-acara hajatan dan menyebar dari pelabuhan ke pelabuhan sampai ke desa yang jauh.

yang kedua adalah pak Bupati, ustadz yang menjadi bupati, amat mudah ditemui oleh warganya yang membutuhkan, islam maupun kristen karena sukunya asalnya adalah suku kristen terbesar di jazirah raja-raja, mulai subuh sampai isya setiap selesai salat 15-20 menit disisihkannya bagi yang ada perlu, mengeluh atau meminta atau melapor, seperti yang aku lakukan siang itu di masjid Sultan bacan ba'da zuhur, belum ashar keputusan sudah keluar, aku akan pergi ke Puskesmas Laiwui di Pulau Obi, 8 jam kearah selatan Pulau Bacan.

Bahaya Diabetes Melitus Tipe II

Diabetes atau sakit gula adalah penyakit yang berbahaya karena menimbulkan banyak komplikasi, diantaranya yang paling ditakuti adalah kerusakan pembuluh darah otak atau Stroke.

Penderita Diabetes dapat mengalami stroke bila terlambat mendapat pengobatan. Stroke banyak dialami oleh penderita diabetes yang disertai beberapa penyakit dan atau kebiasaan berikut :

· Penyakit darah tinggi/ Hipertensi
· Dislipidemia/kelainan kadar lemak darah
· Merokok
· Penyakit Jantung Koroner

Komplikasi lain adalah Kerusakan Ginjal atau Nefropati, yang berakibat pada rusaknya fungsi ginjal ditandai dengan pembengkakan bagian tubuh seperti kelopak mata dan kaki bagian bawah, sulit atau jarang kencing, batuk lama, dan sesak nafas karena penumpukan cairan tubuh. Bila ginjal sudah tidak berfungsi sama sekali maka terpaksa harus cuci darah untuk membuang kotoran yang ada dalam darah.

Komplikasi berikutnya menyerang mata atau Retinopati. Kerusakan pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan dan mempercepat timbulnya Glaukoma dan Katarak. Komplikasi terakhir dan yang paling sering terjadi adalah Neuropati atau kerusakan saraf terutama pada telapak kaki. Dimulai dengan adanya kemerahan, rasa hangat dan peenbalan telapak kaki, diikuti rasa kesemutan dan baal, bila penderita tidak segera berobat untuk mengontrol kadar gula darah maka dapat timbul luka yang sulit sembuh dan bukan tidak mungkin pada akhirnya perlu di amputasi.


Sumber : Standard of Medical in Diabetes– 2007
American Diabetes Association (ADA)
diterbitkan dalam Buletin Klinik Sriwijaya edisi II/12/07

Kamis, 06 Desember 2007

Langkah Ketujuh

Menyambung tulisan tentang PBL, langkah ketujuh dan terakhir dari rangkaian proses tutorial ternyata amat menentukan. setelah hampir setahun menjadi tutor dari berbagai blok dan mahasiswa yang dari beragam angkatan, ada satu pola yang hampir sama terutama di langkah ketujuh.

Pola ini menurut saya sangat dipengaruhi tujuan yang ada dalam benak mahasiswa. pola ini terjadi menurut dugaan saya karena tujuan yang terpatri adalah membuat wrap-up/laporan sebagai hasil akhir dari proses tutorial, sedemikian kuat tujuan itu melekat hingga melupakan tujuan sebenar dari langkah ketujuh.

menurut pemahaman saya pada langkah terakhir ini mahasiswa seharusnya memakai waktu untuk berdiskusi, menguji pemahaman yang didapat dari belajar mandiri, berdiskusi dan saling mengisi, diskusi akan terasa enak bila ada satu atau dua mahasiswa benar-benar menguasai salah satu TIU dan yang lain menguasai TIU yang lainnya. mereka yang tahu menerangkan mereka yang tidak tahu bertanya. akan lebih hebat lagi bila semua telah belajar seluruh TIU dan berdiskusi menguji pemahamannya terutama bila topiknya kontroversial, kedalaman akan diskusi amat terasa, tapi bila topik kurang menarik diskusi malah tidak berkembang karena tau sama tau

pola yang sekarang terjadi mahasiswa terfokus pada wrap-up hingga step 7 amat membosankan, secara bergiliran mahasiswa recite apa yang mereka dapat dan asal sumbernya, tidak ada aktivitas intelektual, tidak ada pengetahuan tidak ada pencerahan, tidak ada Eureka! yang ada hanya berlembar -lembar tulisan tanpa ruh ilmu pengetahuan, datar dan dingin...

harapan dari problem based learning ini dan student centered learning yang menjadi induk dari tutorial ini bukankah agar mahasiswa dapat mengkonstruk pengetahuan itu sendiri, menyusunnya didalam benak sesuai dengan caranya sendiri yang unik, mengembangkan jembatan keledainya sendiri, tapi mencapai pemahaman yang sama, dengan begini ilmu akan terpatri lebih lama dalam benak, ataupun bila telah lupa maka dengan sedikit pemicu memory bisa segera kembali. itu kan?

saya coba pada beberapa kelompok terakhir, alhamdulilah yang terakhir sekali, meski belum menyeluruh saya rasa sudah mencicipi nikmatnya diskusi yang bermutu dan bermanfaat

Senin, 03 Desember 2007

Sambil berenang juga narsis di air

Tempat Pemotretan: Kolam Renang Ponggok Klaten


dilanjutin...



Ternyata dik Uqi masih takut sama air, tapi... pengennya ikut berenang bareng..
kalo mas Rizqi udah canggih renangnya...
Kalo umi masih harus pake pelampung..
kolam renang untuk foto bareng itu dalamnya dua meter Lho!!



tuh kan sebenarnya bisa renang tapi ga pede aja..
truz mintanya ditemenin minimal di belakang kayak gini nih..

Mengenal Diabetes


Diabetes atau sakit gula adalah penyakit kronik yang membutuhlkan penanganan medis terus menerus untuk mencegah terjadinya komplikasi. Diabetes ada 2 jenis yaitu Diabetes Tipe I dan Diabetes tipe II, yang sering dialami dan banyak terjadi adalah Diabetes Tipe II.

Gejala diabetes yang umum adalah bila seseorang menjadi sering minum tanpa sebab jelas, menjadi sering makan, dan sering kencing sampai 3-4x terutama malam hari serta kadang-kadang mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Diagnosis Diabetes ditegakkan bila seseorang memiliki beberapa gejala diatas dan pada pemeriksaan glukosa darah sewaktu hasilnya lebih besar dari 200 atau pada pemeriksaan Gula darah Puasa ( minimal 8 jam) hasilnya lebih dari 126

Seseorang dianjurkan untuk memeriksakan dirinya untuk mengetahui apakah menderita diabetes atau tidak, bila ia telah mencapai usia 45 tahun, terutama mereka yang kegemukan. Bila ditemukan normal/tidak ada Diabetes, disarankan untuk check up paling lambat 3 tahun kemudian. Pemeriksaan diajurkan untuk usia yang lebih muda dari 45 tahun atau diulang lebih cepat pada mereka yang kegemukan dan memiliki keadaan sebagai berikut :

· Terbiasa tidak olahraga/jarang beraktivitas fisik
· Ada saudara dekat (orang tua,anak,kakak,adik) yang menderita Diabetes
· Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4 kg
· Ada hipertensi/darah tinggi ( > 140/90 )
· Kadar kolesterol HDL <> 250
· Ada Sindroma Ovarium Polikistik
· Pada pemeriksaan sebelumnya kadar gula meningkat namun belum sampai diatas 200 ( GDS ) dan 126 ( GD Puasa)

Sumber : Standard of Medical in Diabetes– 2007
American Diabetes Association (ADA
Tulisan ini juga diterbitkan pada Buletin Mingguan Klinik Sriwijaya

Minggu, 02 Desember 2007

Beda Orientasi Politik, Minim Fasilitas Kesehatan

Desa Loh Jinawi, adalah desa agraris yang kaya akan sumber daya pertaniannya. Untuk ukuran kabupaten Gemah Ripah adalah termasuk desa yang kaya. Banyak para pedagang dari luar daerah yang langsung menuju ke desa Loh Jinawi. Memperoleh bahan-bahan pertanian yang melimpah dan murah.


Walaupun dikaruniai sumber daya alam pertanian yang melimpah ruah dan mendatangkan kesejahteraan bagi warga dan tentunya uang pajak yang mengalir ke pemerintah kabupaten, tetap saja kondisi sarana infrastruktur desa lebih tertinggal ketimbang daerah lainnya.
Usut punya usut, satu hal dan ternyata merupakan akar dari segalanya adalah bahwa dalam pemilihan legislatif selama lima belas tahun terakhir hasilnya tidak menggembirakan bagi kalangan politisi yang duduk di pemerintahan kabupaten dan propinsi. Di desa Loh Jinawi, partai Mangga Dua selalu menjadi pemenang mutlak, sedangkan partai Cempaka sebagai partai pemerintah hampir dikatakan tidak ada pemilihnya.


Kalau melihat perkembangan desa-desa lainnya yang parpol Cempaka menjadi pemenang mayoritas, fasilitas infrastruktur terutama listrik dan puskesmas pembantu, mendapatkan fasilitas yang prima. Khusus untuk desa Loh Jinawi, tetap saja listrik belum masuk dan puskesmas pembantu belum didirikan di desa itu. Padahal dalam catatan kunjungan pasien, hampir 50 % pengunjung di Puskesmas Langka Sehat yang terletak di desa Lara Ati adalah berasal dari desa Loh jinawi. Desa Lara Ati karena partai Cempaka mendapatkan suara mayoritas, listrik sudah masuk tujuh tahun yang lalu.


Analisis hal yang terjadi


Pada kasus ini, terdapat kelompok minoritas dalam hal ini, minoritas dalam hal ideologi partai politik, mengakibatkan perlakuan diskriminatif. Walaupun secara ekonomi, desa Loh Jinawi penyumbang ”devisa” yang tidak sedikit, terutama dari hasil retribusi penjualan bahan pertanian dan pajak-pajak lain yang berlaku bagi pedagang-pedagang yang berkunjung ke desa Loh Jinawi. Hanya karena sebagai minoritas dalam ideologi partai politik, desa Loh Jinawi tidak mendapatkan haknya untuk memperoleh fasilitas layanan kesehatan yang layak.



Murti dkk[1], juga memberikan contoh serupa :

Di sebuah kota tersedia dana yang disebut anggaran biaya tambahan (ABT) sebesar Rp. 75 juta. Pengambil keputusan harus memilih apakah dana tersebut dialokasikan untuk intervensi A atau B. Alternatif intervensi A dapat mencegah kematian (death averted) 100 anak balita malnutrisi dengan biaya intervensi Rp. 50 juta. Alternatif intervensi B dapat mencegah kematian 10 orang dewasa akibat infark otot jantung, dengan biaya intervensi Rp. 50 juta. Aturan penggunaan menyebutkan, anggaran biaya tambahan (ABT) dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan mendesak, darurat, dan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pilihan mana lebih rasional? Memilih intervensi A lebih rasional karena alternatif tersebut lebih cost-effective daripada intervensi B. Tetapi apakah dengan demikian dana publik tersebut akan dialokasikan untuk mencegah kematian anak balita? Belum tentu! Sebaik apapun atau serasional apapun suatu pilihan intervensi tetap saja tidak akan dipilih jika tidak mendapat dukungan dari kekuatan politis yang memiliki akses terhadap penggunaan sumber daya, baik di parlemen maupun pemerintah. Intervensi A tidak dibiayai, karena epidemi malnutrisi menjangkit anak-anak di kalangan penduduk miskin yang pada pemilu yang lalu memilih partai ”gurem” (minoritas). Intervensi B dipilih, karena resiko infark otot jantung mengancam para pejabat dan birokrat dari ”the ruling party”, dan politisi dari ”the major party”, yang kebanyakan uang dan stress.

[1] Bhisma Murti, Laksono Trisnantoro, Ari Probandari, Atik Heru Maryanti, Deni Hardianto, Mubasysyir Hasanbasri, Titik Wisnuputri, 2006, Perencanaan dan Penganggaran untuk Investasi Kesehatan di Tingkat Kabupaten dan Kota, Gajah Mada University Press