Jumat, 06 April 2012

Bisakah Migrain Disembuhkan?

Dok, saya sering migrain dan selama ini untuk menghilangkan rasa sakit saya minum obat migrain yang ada di warung. Yang ingin saya tanyakan migrain itu bisa disembuhkan atau tidak ya? Kalau bisa apa obatnya dan kalau tidak bagaimana cara mengatasinya? Terimakasih.

Monica (Perempuan Lajang, 25 Tahun), moniq_XXXX@yahoo.com
Tinggi Badan 166 Cm dan Berat Badan 67 Kg

Jawaban

Pada intinya migren itu bisa disembuhkan dengan pendekatan dan penanganan yang holistik, berkesinambungan dan paripurna.

Tentang obat untuk migren, berikut ini sedikit penjelasannya.

1. Untuk serangan migren ringan (mild), dokter akan mempertimbangkan beberapa obat berikut ini: acetylsalicylic acid (ASA), ibuprofen, atau naproxen sodium.
2. Untuk serangan migren sedang (moderate), dokter akan mempertimbangkan obat dari golongan: NSAIDs alias nonsteroidal anti-inflammatory drugs (seperti: ibuprofen, naproxen, diclofenac) atau golongan agonis reseptor 5-HT.
3. Untuk serangan migren berat atau sangat berat (severe and ultra-severe), dokter akan mempertimbangkan pemberian obat berikut: Butorphanol, Chlorpromazine, Dexamethasone, Prochlorperazine, Sumatriptan, Dihydroergotamine (D.H.E.), dsb.

Saat ini telah ditemukan obat terbaru untuk penderita migren, yaitu: Methysergide maleate.

Nah, sebaiknya Monica berkonsultasi ke dokter terdekat sebelum memilihnya.

Adapun terapi nonfarmakologis untuk mengatasi migren, Monica hanya perlu melakukan tips sederhana berikut ini:

1. Menghindari makanan atau minuman yang mengandung nitrat, aspartame, monosodium glutamate atau makanan yang kaya akan tyramine, tyrosine dan phenylalanine.

2. Menjauhi lingkungan: dengan pencahayaan yang terang, lampu berkedap-kedip, suara berisik, memiliki aroma/bau kuat/menyengat, banyak alergen (bahan pencetus alergi).

3. Untuk sementara berpantang mengonsumsi: coklat, keju, hotdog, minuman berkafein, minuman beralkohol, anggur merah.

4. Berhati-hati dan berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu bila akan mengkonsumsi obat berikut ini: atenolol, caffeine, cimetidine, danazol, diclofenac, penghambat reseptor H2, hydralazine, indomethacin, nifedipine, nitrofurantoin, nitroglycerin, reserpine, kontrasepsi oral (misalnya: ethinyl estradiol).

5. Berkonsultasi ke dokter atau melakukan cognitive behavioral therapy [CBT] dan biobehavioral training [seperti biofeedback, relaxation training dan stress management]) dengan bimbingan atau supervisi trainer atau ahlinya.

dr. Dito Anurogo