Jumat, 27 Agustus 2010

Perceptual Positions dan Anchor ala Rasulullah

Seorang pemuda menemui Rasulullah saw. Ia berkata, “Ya Nabi Allah, izinkan aku berzina!” Orang-orang berteriak mendengar pertanyaan itu. Tetapi Rasulullahi saw Bersabda, “Suruh dia mendekat padaku.” Pemuda itu menghampiri rasulullah saw dan duduk di hadapannya.
Beliau berkata kepadanya, “Apakah kamu suka orang lain mezinai ibumu?”
Segera ia menjawab, “Tidak, semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusannya.”
Rasulullah saw bersabda, “Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada ibu-ibu mereka.” Sukakah kamu jika perzinaan itu terjadi pada anak perempuanmu?”
“Tidak, semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu.”
"Begitu pula orang lain, tidak ingin perzinaan itu terjadi pada anak perempuan mereka.”
“Sukakah kamu, jika perzinaan itu terjadi pada saudara perempuanmu?”

Begitu pula Rasulullah saw menyebut bibi dari pihak ibu dan pihak bapak. Untuk semua pertanyaan Rasul, pemuda itu menjawab, “Tidak!” Rasulullah saw meletakkan tangannya pada dada pemuda itu seraya berdoa, “Ya Allah, sucikan hatinya, ampuni dosanya, dan pelihara kehormatannya.” Setelah itu tidak ada yang paling dibenci pemuda itu selain perzinaan.

Di fragmen ini, Rasullah dengan sangat efektif menerapkan apa yang saat ini dalam NLP disebut dengan perceptual position untuk menterapi seorang pemuda yang memilki keinginan berzina.
Rasulullah tidak secara otoriter me-leading sang pemuda untuk menjauhi zina, padahal beliau memilki posisi yang sangat sugestif.

Selanjutnya yang Rasulullah lakukan mirip dengan memasang anchor pada dada pemuda tersebut sambil diberikan sugesti untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Saat akan muncul keinginan zina, dada berdegup kencang dan anchor kesucian terpicu sehingga keinginan zinapun kolaps.


Wallahu a'lam, dari saya yang sedang belajar