Selasa, 28 September 2010

Ujian Yang Sama Untuk Dua Keluarga Yang Berbeda


Mengapa tidak semua peserta ujian bisa lulus SNMPTN? Padahal materi soal ujian dalam SNMPTN semuanya sama se-Indonesia? Itu karena kemampuan para peserta ujian yang berbeda-beda.

Begitupun tidak semua tentara layak jadi prajurit Kopassus, karena tidak semua tentara mampu melewati ujian berat untuk menjadi anggota Kopassus. Oleh karena itu menjadi anggota Kopassus adalah sebuah kebanggaan karena butuh perjuangan keras dan kesabaran yang tinggi.

Begitupun surga Allah, tidak semua manusia layak masuk surga, karena tidak semua manusia mau bersabar dan bertaqwa kepada Allah. Oleh karena itu adalah suatu kebanggaan luar biasa menjadi orang yang bersabar dan orang yang bertaqwa kepada Allah, karena orang-orang seperti itu hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT.


Kisah Dua Keluarga Dengan Ujian Yang Sama

Dua keluarga diuji dengan satu ujian yang sama, namun sekalipun ujian itu sama, tetapi masing-masing dua keluarga tersebut menempuh jalan yang berbeda. Di sinilah Allah Ta'ala kemudian memperlihatkan perbedaan antara keluarga yang beriman dengan keluarga yang cinta dunia.


Ada dua wanita mendapat anugerah kehamilan,
Sebuah impian yang didambanya selama ini,
Terbayang akan lahir ke dunia bayi mungil generasi penerus.

Saat-saat yang ditunggu akhirnya tiba,
Si bayi hendak memulai kehidupan barunya di dunia,
Setelah beberapa saat berselang,
Di puncak segala sukacita,
Terjadilah prahara,
Perdarahan kandungan yang hebat!

Suasana segera berubah, kecemasan mencekam,
Bidan dan suster berlari melaksanakan tugasnya,
Segala ikhtiar manusia pun diupayakan.

Di saat itu, tak ada perbedaan di antara keduanya,
Keluarga Pertama menangis meratap, dan
Keluarga Kedua pun menangis meratap pula.

Namun setelah itu barulah terlihat perbedaannya:

Keluarga Pertama, berdoa bersama memohon bantuan Allah bagi dokter yang sedang berupaya sekuat tenaga.
Sedangkan Keluarga Kedua, sibuk merekam dan mencatat upaya pak dokter.

Keluarga Pertama memanggil Ulama untuk memperkuat usaha mereka.
Sedangkan Keluarga Kedua memanggil pengacara untuk memperkuat mereka.

Keluarga Pertama mencari Kitab Suci untuk menguatkan.
Sedangkan Keluarga Kedua mencari Kitab Hukum untuk menguatkan.

Keluarga Pertama merenungi hakikat ketidakberdayaan manusia.
Sedangkan Keluarga Kedua mengeluhkan hak asasi manusia dan hak pasien.

Keluarga Pertama berwirid, berdzikir, berdo'a, dan bersimpuh merendah kepada Allah.
Sedangkan Keluarga Kedua berghibah, tajasus, rofas pada manusia.

Kun Faya Kun, ikhtiar dokter tak berhasil,
Innalillahi wa inna ilaihi raji'uun,
Allah mengambil bayi tersebut.

Keluarga Pertama menangis sedih.
Sedangkan Keluarga Kedua menangis sedih tapi memendam dendam.

Keluarga Pertama memohon ampunan pada Allah.
Sedangkan Keluarga Kedua memohon hukuman pada aparat.

Keluarga Pertama berharap surga.
Sedangkan Keluarga Kedua berharap dana.

Keluarga Pertama berterima kasih atas upaya dokter.
Sedangkan Keluarga Kedua berterima kasih atas upaya aparat.

Na'adzubillahi mindzalik

Di pihak manakah anda?