Rabu, 01 September 2010

Nothing Smart

Telah berlalu 3 bulan Juni, Juli dan Agustus sejak posting terakhir, tapi rasanya sudah lebih banyak lagi waktu berlalu dibanding yang tercatat pada kalender. Mungkinkah aktivitas seseorang dapat mempengaruhi waktu yang berlalu ? semakin padat pekerjaan, semakin banyak yang telah dilakukan pada rentang waktu tertentu menyebabkan waktu terasa berlalu lebih cepat? ataukan jenis aktivitasnya ? aktivitas yang baru akan menyebabkan seseorang lupa waktu, tentunya kita semua pernah merasakan kejenuhan akibat aktivitas yang monoton.

bagaimana dengan antusiame dalam melakukan aktivitas ? waktu amat cepat berlalu saat kita menghabiskannya melakukan hobi favorit ? lalu bagaimana dengan waktu yang terasa berhenti saat kita bersama kekasih hati? oh saya tidak ingin berbicara serius tentang relativitas waktu hanya saja betapa mudah kita dipermainkan oleh aktivitas dunia. waktu berjalan sebagaimana ia berjalan sejak masa dimulai, stabil dan teratur….persepsi kita lah yang berubah
kadang terasa kejutan saat kita menyadari betapa banyak yang telah dilakukan dalam waktu yang pendek, betapa banyak yang dapat diselesaikan dalam waktu yang sempit, tubuh kita meng-amini dengan kelelahan kronis yang dirasakan akibat overexertion of mind. kadang kejutan juga menyergah saat sadar betapa sedikit yang telah dicapai dalam rentang waktu yang panjang misalkan dalam aspek ibadah…silaturahmi…lalu bagaimana dengan orang yang bekerja melakukan hal yang sama berulang-ulang setiap hari sepanjang masa usia produktifnya ? apakah ia telah melakukan banyak hal? ataukan ia telah menyia-nyiakan potensinya?
orang bilang hidup dan waktu yang dihabiskan dalam hidup ini akan bermakna bila kita dapat bermanfaat untuk orang lain, tapi bagaimana dengan orang yang menantang bahaya untuk merasa “hidup” seperti para pelaku extreme sport, harus diakui kita akan lebih menghargai kehidupan saat mengalami near- death experience, bahkan memicu suatu perubahan dalam hidup kita.
Variasi aktivitas diluar rutinitas juga mungkin menambah rasa “hidup” itu, membuat waktu terasa lebih cepat berlalu, membuat takjub saat kita melihat ke belakang atas apa yang telah kita lakukan, atas apa yang telah kita putuskan. bagaimana dengan mereka yang beraktivitas untuk sekedar dapat menyambung hidup, atau bekerja untuk mengikuti nafsu belanjanya, atau berusaha hidup untuk dimanfaatkan orang lain atau menjalani keinginan orang lain tanpa sadar..lalu bagaimana dengan mereka yang hidup menjalani mimpinya sendiri
pada akhirnya saya hanya merasa betapa banyak yang telah dilakukan dalam setahun ini dibanding tahun-tahun lain yang telah berlalu dalam hidup saya, tapi juga sekaligus menyadari betapa timpangnya hidup yang saya jalani setahun ini dan menyesal karena belum juga mendapatkan cara untuk meraih keseimbangan…saya hanya berharap yang dibutuhkan hanyalah satu dosis antusiasme yang sama…tapi kemana mencarinya ? lagi-lagi benak saya menjawab untuk mencarinya dalam satu kata : efisiensi!