Jumat, 24 September 2010

Hiperpigmentasi Kulit Wajah Melasma : Pencegahan dan Pengobatannya


http://blog.pharmacymix.com/wp-content/uploads/2008/07/melasma.jpgSinonim
Melasma memiliki nama lain kloasma (chloasma), mask of pregnancy. 

Definisi 
  1. Suatu kelainan kulit berupa bercak-bercak kehitaman dan kecoklatan di wajah. 
  2. Bercak hiperpigmentasi yang sering ditemukan pada daerah muka, yaitu kedua pipi, dahi, dagu, bibir atas, dan dapat meluas sampai ke leher.
  3. Hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua, mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet.
  4. Bercak hiperpigmentasi yang sering ditemukan pada yang berkaitan dengan perubahan hormonal kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral.
Penyebab
Belum diketahui secara pasti.

Onset Usia dan Jenis Kelamin
Umumnya usia dewasa (30-44 tahun) dan lebih sering pada wanita. Di Indonesia, perbandingan kasus wanita dan pria adalah 24:1.

Manifestasi Klinis
Dimulai sebagai bercak-bercak hitam dan coklat di pipi, kemudian meluas ke seluruh wajah.

Ujud Kelainan KulitPlak hiperpigmentasi dengan batas-batas tidak tegas. Lesi biasanya simetris terutama bila mengenai pipi, penyebarannya menyerupai topeng.

Predileksi (Lokasi)Kedua pipi, dahi, dagu, di bawah hidung, di bawah rahang bawah (mandibula).

Pemeriksaan Penunjang
Untuk menentukan tipe melasma, dilakukan pemeriksaan sinar Wood.

Pemeriksaan Histopatologis
* Epidermis hiperkeratosis ringan.
* Pada sel-sel basal dan suprabasal ditemukan deposit melanin.
* Terkadang melanin ditemukan dalam keratinosit di seluruh lapisan epidermis.

Penatalaksanaan
1. Obat-obat antipigmentasi seperti hidrokuinon 2-5% dalam krim atau salep.
2. Hidrogen peroksida.
3. Kortikosteroid topikal.
4. Vitamin C dosis tinggi (1-1,5 gram per hari). Vitamin C diduga menghalangi oksidasi dopakuinon.
5. Glutation (3x100 mg per hari). Glutation merupakan suatu tripeptida yang memiliki gugus -SH, dapat bergabung dengan ion kupri (Cu) dari enzim tirosinase sehingga pembentukan melanin terganggu.
6. Pemutih (bleaching), misalnya: hidrokuinon 2-5%. Hidrokuinon ini dapat dikombinasi dengan asam retinoat 0,05-0,1%, kortikosteroid, atau dengan triklor asam asetat 35%. Hidrokuinon diduga mampu menghambat aktivitas enzim tirosinase di dalam melanosit, sehingga pembentukan melanin berkurang.
7. Tretinoin (asam retinoat), mempengaruhi pigmen di dalam keratinosit, juga mengganggu transfer pigmen.
8. Bahan-bahan yang mengandung merkuri 5-10%. Ini sudah dilarang karena mudah diserap kulit, lalu masuk ke dalam peredaran darah, dan merusak organ tubuh seperti ginjal, dll,
9. Bedah laser, menggunakan laser Q-switched ruby dan laser argon.
10. Pengelupasan kimiawi, dilakukan dengan mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4-6 menit dilakukan setiap 3 minggu selama 6 kali. Sebelum dilakukan pengelupasan kimiawi, diberi krim asam glikolat 10% selama 14 hari.

Lama pengobatan melasma sekitar 6-16 minggu tergantung tingkat keparahan.

Diagnosis Banding
1. Hiperpigmentasi paskainflamasi
2. Dermatitis fotokontak
3. Efelid

Prognosis
Baik

Tahukah Anda? 
  • Melasma adalah bahasa Yunani kuno yang berarti titik hitam atau "a black spot". 
  • Melasma dapat dicegah dengan cara:
        1.Menghindari sinar matahari, dengan memakai topi, payung, tabir surya.
        2.Menghentikan pemakaian kontrasepsi.
  • Hormon estrogen, progesteron, dan MSH (melanocyte-stimulating hormone) dapat merangsang terjadinya melasma. 
  • Sinar ultraviolet dapat memacu proses pembentukan pigmen melanin (melanogenesis).
  • Obat-obat sistemik seperti klorokuin, klorpromazin, sitostatik, dan minosiklin dapat merangsang melanogenesis.
  • Melasma dapat terjadi pada pria dan wanita yang tidak hamil dan tidak memakai pil kontrasepsi.

Referensi
Kabulrachman. Kelainan Pigmen. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Harahap M. (Ed.). Hipokrates Jakarta. 2000;12;148-9.
Lewis A. WordWeb 3.01. 2004.
Siregar R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2005: 250-1.
Soepardiman L. Kelainan Pigmen. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Djuanda A. dkk. (Ed.). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.2005: 289-292.


Blog editor: dr. wahyu triasmara (permata skin care 0275-321998)