Kamis, 09 September 2010

Pintu Surga Wanita Lebih Banyak Dari Laki-laki


Pada hari Idul Adha atau Idul Fitri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju lapangan untuk melaksanakan shalat. Setelahnya beliau berkhutbah dan ketika melewati para wanita beliau bersabda: "Wahai sekalian wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar karena sungguh diperlihatkan kepadaku mayoritas kalian adalah penghuni neraka."(1)

Bila kita cermati informasi dari Rasulullah saw. tersebut, maka seharusnya para wanita berbangga karena pemberitahuan beliau saw. tersebut mengenai mayoritas penghuni neraka adalah wanita, telah mengisyaratkan bahwa pintu-pintu surga lebih banyak dihadapkan atau ditawarkan pada para wanita dibandingkan laki-laki.

Banyak dari kaum wanita yang belum menyadari sepenuhnya ladang-ladang surga yang begitu banyaknya yang ditawarkan Allah kepada para wanita. Ladang-ladang ibadah yang menjadi pintu surga yang begitu banyaknya ini, seringkali dianggap ringan oleh logika manusia khususnya wanita itu sendiri, sehingga akibat darinya, mereka lebih banyak menutup atau meninggalkan pintu-pintu surga tersebut. Inilah salah satu yang menyebabkan wanita menjadi mayoritas penghuni neraka sebagai akibat mereka banyak mengabaikan pintu-pintu surga tersebut.

Para wanita seharusnya menyadari bahwa setiap bagian tubuhnya adalah ladang surga baginya namun di saat wanita mengabaikannya, maka justru setiap bagian tubuhnya akan membawanya menjadi penghuni neraka. Oleh karena itu, jagalah kehormatan tubuh wanita dengan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah untuk menutup aurat tubuhnya dan jadikanlah bagian itu menjadi hak halal bagi suaminya saja.


Para wanita seharusnya menyadari kesabaran dalam menjalankan fitrahnya sebagai wanita, adalah juga ladang surga bagi wanita yang bila diabaikannya maka ketidaksabaran justru akan menghanguskan segala amal kebaikan yang pernah dikerjakannya.

Para wanita seharusnya menyadari bahwa kecantikan fisik itu tidak abadi akan memudar seiring dengan waktu, saat mati pun kecantikan fisiknya akan dilumat oleh belatung-belatung. Oleh karena itu janganlah menjadi lupa kepada agama karena telah dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah yang mana bila kecantikan itu tidak bisa membuahkan pahala ibadah, maka janganlah mengharap surga saat kelak bertemu dengan Allah. Begitupun dengan wanita yang diuji dengan ketidakcantikan fisik, maka ketahuilah, bahwa kecantikan fisik wanita penghuni surga itu abadi bahkan memancarkan kecantikan yang luar biasa cantiknya ketimbang wanita tercantik di dunia.

Para wanita seharusnya menyadari segala apa yang diperintahkan oleh Allah Ta'ala untuk dilaksanakan oleh para wanita, semuanya itu adalah untuk kebaikan para wanita juga bukan untuk Allah SWT. Bila para wanita mengabaikan perintah-Nya, maka Allah SWT. tidak akan pernah rugi ataupun berkurang segala Keagungan-Nya, yang rugi adalah para wanita itu sendiri karena telah menyia-nyiakan ladang surga yang ditawarkan oleh Allah kepada para wanita.


  • Rasulullah saw. bersabda: "Aku berdiri di depan pintu surga, ternyata kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang miskin, sementara orang kaya lagi terpandang masih tertahan (untuk dihisab) namun penghuni neraka telah diperintah untuk masuk ke dalam neraka, ternyata mayoritas yang masuk ke dalam neraka adalah kaum wanita."
    [H.R. Bukhari no. 5196 dan Muslim no. 2736]

  • Rasulullah saw. bersabda: "Diperlihatkan neraka kepadaku. Ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur." Ada yang bertanya kepada beliau: "Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?" Beliau menjawab: "(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka satu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata: Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu."
    [H.R. Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907]

  • Abdullah ibnu Abi Aufa bertutur: Tatkala Mu’adz datang ke negeri Yaman atau Syam, ia melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka. Maka ia memandang dan memastikan dalam hatinya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu.

    Ketika ia kembali ke hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata: "Ya Rasulullah, aku melihat orang-orang Nashrani bersujud kepada para panglima dan petinggi gereja mereka, maka aku memandang dan memastikan dalam hatiku bahwa engkaulah yang paling berhak untuk diagungkan seperti itu."

    Mendengar ucapan Mu’adz ini, bersabdalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain (sesama makhluk) niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Azza wa Jalla terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya terhadapnya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya bersenggama) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak)."
    [H.R. Ahmad 4/381. Dihasankan Syaikh Nashiruddin al-Albani dalam ash-Shahihul Jami’ no. 5295 dan Irwa Al-Ghalil no. 1998]

  • Rasulullah saw. bertanya: "Apakah engkau sudah bersuami?" Bibi al-Hushain menjawab: "Sudah." "Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?" tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: "Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu." Rasulullah bersabda: "Lihatlah di mana keberadaanmu saat bergaul dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu."
    [H.R. Ahmad 4/341. Berkata penulis Jami’ Ahkamin Nisa: hadits ini hasan, 3/430]

  • Rasulullah saw. bersabda: "Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali berkata hurun 'in (bidadari-bidadari surga) yang menjadi istri si suami di surga: "Jangan engkau menyakitinya qatalakillah, karena dia di sisimu hanyalah sebagai tamu dan sekedar singgah, hampir-hampir dia akan berpisah denganmu untuk bertemu dengan kami (para bidadari)."
    [H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah no. 204. Berkata penulis Bahjatun Nazhirin: Sanad hadits ini shahih, 1/372]

Wallahu ta`ala a`lam bishawwab.

Ya Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
jadikanlah setiap tetesan keringat dan keikhlasan para wanita yang bersabar dan berjuang keras untuk menunaikan perintah-Mu, dibalas dengan anugerah surga-Mu dan ampunan-Mu.
Jadikanlah mereka bidadari-bidadari surga sebagai ganti atas keletihan mereka, air mata kesabaran mereka, dan kasih sayang mereka selama hidup di dunia.
Sayangilah mereka, maafkanlah mereka, dan rahmatilah mereka...



CATATAN:

(1) Redaksi lengkapnya: Pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju lapangan untuk melaksanakan shalat. Setelahnya beliau berkhutbah dan ketika melewati para wanita beliau bersabda: "Wahai sekalian wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar (meminta ampun) karena sungguh diperlihatkan kepadaku mayoritas kalian adalah penghuni neraka." Berkata salah seorang wanita yang cerdas: "Apa sebabnya kami menjadi mayoritas penghuni neraka, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami. Aku belum pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya namun dapat menundukkan lelaki yang memiliki akal yang sempurna daripada kalian." Wanita itu bertanya lagi: "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan kurang akal dan kurang agama?". Rasulullah bersabda: "Adapun kurangnya akal wanita ditunjukkan dengan persaksian dua orang wanita sama dengan persaksian seorang lelaki. Sementara kurangnya agama wanita ditunjukkan dengan ia tidak mengerjakan shalat dan meninggalkan puasa di bulan Ramadhan selama beberapa malam (yakni saat ditimpa haidh)." [H.R. Bukhari no. 304 dan Muslim no. 79]

Beberapa hadits dikutip dari Assysyariah.com offline Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein, Judul: Kekufuran Istri Berbuah Petaka