Kamis, 04 September 2008

SKRINING KANKER SERVIKS


Angka kejadian di Indonesia tinggi dan sebagian besar ditemukan pada stadium lanjut.

Di dunia : urutan ke 5. Di Indonesia : urutan pertama.

Di negara berkembang, sampai 471.000 kasus baru ditemukan per tahun, lebih dari 50% ditemukan dalam stadium lanjut.

Mulai meningkat pada usia 20 tahun dan menetap sesudah umur 50 tahun.

Karsinoma in situ meningkat dengan puncak pada usia 30-34 tahun.

Displasia meningkat dengan puncak pada usia 20-29 tahun.

Pemeriksaan penunjang pada kanker serviks

· Tes Papanicolaou (PAP) smear : sitologi eksfoliasi serviks.

· Kolposkopi : teropong vagina / vulva / serviks

· Gineskopi : teropong monocular, ringan, pembesaran 2.5 x (lebih sederhana dari kolposkopi)

· Inspeksi serviks : visual dengan neck eyes pada serviks (+ larutan asam asetat 3-5%)

· Servikografi

· Konisasi : biopsy bentuk kerucut, dapat dengan pisau, kauter atau LLETS (Large Loop Excision of the Transformation Zone).

· PAPNET : Pap Smear yang diolah untuk screening dengan komputerisasi.

· Tes HPV-DNA (Probing) : pemeriksaan tipe HPV dengan hibridasi DNA.

· Paling Ideal : Pap Smear, jika abnormal : dilanjutkan kolposkopi, biopsy.

Program pemeriksaan / skrining yang dianjurkan untuk kanker serviks (WHO) :

· Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun.

· Kalau fasilitas tersedia, lakukan tiap 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.

· Kalau fasilitas tersedia lebih, lakukan tiap 5 tahun pada wanita usia 35-55 tahun.

· Ideal dan optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.

American College of Obstetrician and Gynecologist (ACOG), anjuran :

· Pemeriksaan pada wanita yang “sexually active”.

· Pemeriksaan pada wanita di atas 18 tahun.

Di negara berkembang seperti Indonesia (dana terbatas) :

· Pemeriksaan pada wanita 35-50 tahun.

· Pap smear minimal 1 kali

· Pada Pap abnormal, alternatif langsung terapi saja karena biopsy / kolposkopi maha

Tes PAP: Prakanker HPV, displasia ringan / LCIL : ulang 3-6 bulan

Displasia sedang dan Displasia berat / HCIL: Terapi

Kanker : staging (tentukan derajat), terapi

Pemeriksaan pada kecurigaan diulang setelah 3-6 bulan, karena ada kemungkinan untuk regresi spontan menjadi normal.

Down-staging : alternatif lain deteksi dini kanker serviks

Upaya untuk menemukan kanker serviks pada stadium lesi prakanker / stadium invasive dini.

Tujuan upaya down staging :

· Mendapatkan kanker serviks pada stadium lebih awal.

· Pengobatan diharapkan berhasil lebih baik.

· Teknik : inspeksi serviks inspeculo dan pulasan asam asetat 3-5%, jika ada daerah lesi akan berwarna bercak putih. Ada kecurigaan sedikit saja, langsung dirujuk.

· Pelaksanaan harus terorganisasi dan integrasi.

Pemeriksaan inspeksi serviks dengan asam asetat 3-5% : IVA (inspeksi visual asam asetat) atau IVA B (inspeksi visual asam asetat dengan pembesaran gineskopi). Dikembangkan dari para ahli di Johns Hopkins Universityn Baltimore, USA : Guidelines of Unaided Cervical visual inspection.

Alat sederhana, biasa disediakan di klinik dimana-mana : speculum, swab lidi kapas, sarung tangan, asam asetat/asam cuka 3-5%, kamera foto biasa jika perlu, untuk mengambil gambar kalau mencurigakan. Teknik mudah, dapat dilakukan oleh bidan, dokter umum, perawat, bahkan KO-AS !!

Pap Smear

Diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papnicolou dan Dr. Aurel Babel dan mulai populer tahun 1943. pemakaian spatula diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Dr. J. Ernest Ayre.

Prinsip Dasar Pap Smear

· Epitel permukaan selalu akan mengelupas (eksfoliasi) dan diganti lapisan epitel di bawahnya.

· Epitel permukaan merupakan gambaran keadaan epitel jaringan dibawahnya juga.

Sel-sel yang berasal dari eksfoliasi serviks diambil dan diwarnai secara khusus, sel-sel yang abnormal dapat terlihat di bawah mikroskop. Seorang ahli sitologi dapat membedakan tingkat displasia sampai kanker dengan pemeriksaan ini


Source: Bahan Kuliah