Senin, 22 September 2008

Menghormati Yang Berpuasa

Saya mau menulis sesuatu yang mungkin agak sulit di pahami. hal ini sudah lama saya perhatikan di masyarakat dan entah kenapa belum pernah saya bertemu atau membaca pendapat yang sepakat dengan saya.

ini tentang seseorang yang tidak berpuasa kemudian merasa malu untuk mengkonsumsi makanan didepan rekannya yang sedang berpuasa, akhirnya sembunyi-sembunyi makannya, katanya ia ingin menghormati orang yang berpuasa. situasi ini saya lihat sering terjadi terutama pada ibu-ibu yang tentunya saat datang haid tidak berpuasa dan entah kenapa saya selalu tidak merasa sreg.

yaitu tepatnya pada alasan mereka "ingin menghormati yang berpuasa" saya kira ini juga menyebabkan banyak warung makan menutup jendelanya dengan kain disiang hari karena lagi-lagi ingin menghormati yang berpuasa. tepatnya mengapa saya merasa kurang sreg juga agak sulit dijelaskan tapi akan saya coba analisa perlahan-lahan.

saya akan mulai dengan fakta bahwa ibu-ibu yang kedatangan haid, atau hamil atau menyusui punya argumen yang sah untuk tidak berpuasa, begitu juga usaha warung makan tidak berarti harus kehilangan haknya berusaha memasuki bulan ramadhan. 

bila memang memiliki hak yang sah, untuk apa mereka harus sembunyi-sembunyi dan merasa malu  atau "tidak enak" kepada yang berpuasa, sikap seperti ini sepantasnya di miliki oleh mereka yang tidak berhak atau pelanggar dan perampas hak ( baca : zalim).

saya melihat sikap tidak enakan ini sudah menjadi budaya masyarakat maka sulit dikatakan bila mereka masyarakat yang banyak ini merupakan orang yang tidak berhak atau para pelanggar dan perampas hak. mereka sesungguhnya adalah orang yang berhak, tapi mengapa mereka mengambil sikap seperti seorang yang zalim.

mengapa ini terjadi saya kira adalah hal yang amat menarik. pertama terfikir oleh saya ini disebabkan trend, dan telah menjadi kode kesopanan di masyarakat kita. kedua mungkin ini pengaruh kurangnya keberagamaan, maksud saya adalah anggota masyarakat tidak mengerti bagaimana seharusnya bersikap sesuai keadaan dirinya, hak dan kewajibannya dalam islam

ketiga bisa dipertimbangkan juga adanya tekanan mayoritas yang berpuasa,  apakah ketika berpuasa kita begitu haus akan pernghormatan sedemikian hingga mengharapkan orang lain yang tidak berpuasa agar menyembunyikan keadaan mereka. seharusnya hal ini tidak terjadi karena puasa kita kan karena perintah Allah bukan karena orang-orang

mereka yang berpuasa karena Allah swt tidak akan tersinggung hanya karena melihat ada muslim yang makan di hadapan mereka di bulan ramadhan, prasangka baik kita tentu karena ia memiliki udzur yang syar'i. tapi mereka yang berpuasa karena tradisi atau ikut-ikutan saja mudah dimengerti bila akan tersinggung bila ada muslim yang makan dihadapan mereka, pasalnya adalah kurangnya pengetahuan agama akan membawa pada sikap berlebihan dalam ibadah

jadi kesimpulan saya adalah agar setiap kita kembali meluruskan niat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan semata karena perintah Allah swt, inilah ibadah yang akan dinilai langsung olehNya. Menghormati orang yang berpuasa saya kira adalah dengan bersikap seperti biasa apa adanya