Jumat, 05 September 2008

Amenorea

Amenorea : keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.

Dibagi atas amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak dapat haid) dan skunder penderita pernah mendapat haid dan kemudian tidak haid lagi). Istilah kriptomenorea merupakan keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang nggak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain.

Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder :
1. Gangguan organik pusat
2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu)
3. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom Stein-Leventhal, amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor
5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi,radiasi, radang dan sebagainya.
6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom crushing, penyakit Addison
7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme
8. Gangguan pankreas
9. Gangguan uterus dan vagina
10.Penyakit-penyakit umum

Rencana Pemeriksaan
Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Harus diketahui, apakah amenorea primer atau skunder. Dihubungkan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala metabolik, dan lainnya

Sesudah itu dilakukan pemeriksaan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, ciri-ciri kelamin skunder, hirsutisme. Lalu dilakukan pemeriksaan ginekologik untuk mengetahui adanya jenis ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris, aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya.

Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas, dilakukan pemeriksaan berikut :
  1. Pemeriksaan foto rontgen thorak untuk TB pulmonem, dari sella tursika untuk mengetahui adanya perubahan dari sella tursika tersebut.
  2. Pemeriksaan sitologi vagina
  3. Tes toleransi glukosa
  4. Pemeriksaan mata
  5. Kerokan uterus
  6. Pemeriksaan metabolisme basal (T3 dan T4)
Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus :
  1. Laparaskopi, untuk mengetahui hipoplasia uteri, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik
  2. Pemeriksaan kromatin seks untuk mengetahui apakah penderita secara genetik seorang wanita
  3. Pembuatan kariogram dengan pembiakan sel-sel guna mempelajari kromosom
  4. Pemeriksaan kadar hormon (T3, T4, FSH, LH, estrogen, prolaktin, 17-ketosteroid)

Tinjauan umum tentang Penanggulangan Amenorea
  • Tidak selalu memerlukan terapi, misalnya pada wanita berumur > 40 th dengan amenorea tanpa sebab yang mengkhawatirkan tidak memerlukan pengobatan
  • Dalam kategori ini, yang memerlukan terapi adalah wanita-wanita muda yang mengeluh tentang infertilitas, atau sangat terganggu dengan tidak datangnya haid.
  • Tindakan memperbaiki keadaan kesehatan, perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang.
  • Pengurangan berat badan pada wanita obesitas
  • Pemberian tiroid pada wanita dengan hipotiroid
  • Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenalis (Penyakit Addison laten)
  • Pemberian estrogen dan progesteron dapat menimbulkan perdarahan siklik, dan perdarahan ini bersifat withdrawal bleeding, bukan merupakan suatu haid yang didahului oleh ovulasi.
Penyakit yang dapat disertai amenorea
Kelainan Kejiwaan
  1. Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai depresi.
  2. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya haid dapat kembali dalam 3 bulan.
  3. Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan tes hamil yang negatif.

Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis
  • Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan, disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright).
  • Sindrom Stein-Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan pembesaran polikistik ovarium.
  • Amenorea hipotalamik

Gangguan Hipofisis
  1. Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya.
  2. Tumor Hipofisis
  3. Kelainan kongenital pada Hipofisis

Gangguan Gonad
  • Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya : infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek, osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali ginjal dan sebagainya.
  • Sindrom feminisasi Testikuler
  • Menopause prematur
  • Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome)
  • Tumor-tumor ovarium

Gangguan Glandula suprarenalis
  1. Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan membesarnya suara.
  2. Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit. Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme, osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut.
  3. Penyakit Addison
Gangguan Uterus dan vagina
  1. Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum.
  2. Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.