Rabu, 20 Agustus 2008

rehidrasi pasien bedah

Banyak kasus gawat darurat bedah digestif di IGD yang memerlukan evaluasi preoperatif, pertimbangan untuk anestesi, dan teknik pembedahan. Dalam proses pembedahan emergensi, ada beberapa persiapan yang penting dilakukan. Diantaranya rehidrasi pasien, pasien dengan gawat darurat bedah digestif rata-rata datang dalam keaadaan dehidrasi akibat perjalanan penyakitnya. untuk itu perlu kiranya mempersiapkan pasien semaksimal mungkin. dalam hal ini seorang dokter harus bisa mengkoreksi kelainan yang terjadi.



Imbang cairan perlu diperhatikan seksama pada pasien bedah. Beberapa faktor menentukan kebutuhan air dan elektrolit.

• Rasa haus tidak bisa diandalkan sebagai indikator untuk regulasi cairan tubuh pada pasien puasa total (nil-by-mouth) setelah operasi mayor. Pasien tergantung pada cairan iv. untuk mempertahankan imbang cairan.

• Perpindahan cairan (fluid shift) terjadi karena sekuestrasi cairan di lokasi operasi atau tempat-tempat lain misal abdomen (ileus). Kehilangan yang tidak terlihat ini lazim dikenal sebagai 'rongga ketiga' dan terdiri terutama atas cairan ekstraseluler. Pada situasi lain, kehilangan plasma terjadi akibat kebocoran membran kapiler.

• Kehilangan darah biasanya mudah ditaksir di kamar operasi, tetapi bisa tersembunyi pada fase pra dan pasca operasi. Penaksiran indirek dari kehilangan darah bisa tidak akurat.

• Respons stres terhadap pembedahan atau penyakit kritis menyebabkan hipersekresi aldosteron dan ADH serta peningkatan umum dari aktivitas simpatis. Ini mengakibat-kan retensi natrium dan air.

• Asites dan efusi pleura bisa terjadi



baca lebih lengkap