Minggu, 24 April 2011

Kisah Nyata: "Mengapa tidak belanja ke toko sendiri?"

Sebuah pabrik di Bandung dengan jumlah karyawan 200 orang mulai usaha gerakan koperasi, berjalan dengan baik melalui usaha simpan pinjam, perputaran sudah mulai puluhan juta rupiah.

Sekarang mulai melirik potensi tersembunyi yaitu kebutuhan pokok/sembako seperti: beras, gula, kopi, minyak goreng, susu, mie instan, sabun, sampo, sikat gigi, odol yang pasti juga dikeluarkan dari anggaran bulanannya.

Itungannya sederhana: UMR Rp 1.000.000/bulan, pengeluaran sembako 40% = Rp 400.000, kalau 200 karyawan: 200 x Rp 400.000/bulan x 12 bulan = Rp 960.000.000/tahun. Kalau kita punya Alfamart/Indomaret, dlsb untung bersihnya di luar operasional adalah 7% atau Koperasi itu bakal dapat untung 7% x Rp 960.000.000 = Rp 67.200.000/tahun, kan cukup untuk rekreasi tahunan atau halal-bihalal atau sembelih kurban bagi seluruh karyawan dan keluarganya.

Benar kata Bapak Koperasi Dunia, Dr. William King: : "We must go to a shop every day to buy food and necessaries - why then should we not go to our own shop?" terjemahan bebasnya: "Kita setiap hari kan mesti ke toko untuk belanja sembako, mengapa tidak belanja di TOKO SENDIRI saja?"