Kamis, 21 April 2011

Cerita dari Laboratorium kultur sel


Selama 7 bulan terakhir saya bekerja di dalam ruang steril bertekanan positif setiap hari.. dan ini adalah kisah yang dapat saya bagikan.
Awalnya adalah sebuat kehormatan untuk bekerja di bidang yang tidak pernah terbayangkan selama 6 tahun pendidikan kedokteran ( yah mungkin pernah sesekali waktu kecil ). Kultur sel adalah bidang yang baru bagi saya, satu-satunya skill yang telah saya miliki adalah perhatian terhadap tehnik aseptik dan antiseptik. tehnik ini memegang peran yang amat penting dan ditegakkan dengan disiplin tinggi secara berlebihan.
jangan salah, saya tidak bekeja di lembaga riset, meski .. ya riset adalah yang saya lakukan setiap hari tapi saya lebih suka dengan kosa kata "coba". Kami betugas mencoba..mencoba dan mencoba, untuk itu kami perlu membaca ( dalam jumlah besar) setelah itu mulai menghabiskan uang (karena ini bidang yang mahal) dan berharap mendapat hasil yang baik segera (karena terkait pasar)
Sel pertama yang menjadi objek percobaan saya adalah Keratinosit. khususnya basal keratinosit, saya menggunakan sampel foreskin yang banyak diproduksi di negri kita asal tahu kemana harus mencari ( makasi bang Mahdian! ). Saya ingat betapa gemetar tangan saya ketika untuk pertama kalinya menggunakan pipetor di dalam BSC ( Biological safety Cabinet). singkatnya ada terlalu banyak pengalaman pertama mulai dari menghitung pengenceran reagen dengan rumus C1*V1 = C2*V2, menggunakan inverted microscope, kamar hitung Nebauer, seeding.. dll. Sebut saja rupiah seharga laptop yang saya buang dalam proses learning by doing ini..untungnya bukan uang saya..
Kultur sel primer.. itulah yang saya lakukan, dan unlucky me..sel primer pilihan saya bersumber dari kulit yang tidak mungkin didapat dalam keadaan steril (betapapun bersih kerja dokternya), jadi fase pertama harus saya lalui bermandi peluh akibat muncul kontaminan kecil yang berenang riang gembira didepan mikroskop. sampai akhirnya Birkenbach dan Lichti berbaik hati memberikan sedikit (tapi signifikan) saran tentang preparasi sampel. 10 menit hocus pocus dengan betadine dan alkohol...masalah selesai
saya tidak bermaksud bercerita langkah-langkah mengisolasi keratinosit dari kulit, untuk itu baiknya anda langsung datang ke lab kami. saya ingin berkata hanya rasa suka yang mendorong seseorang berjam-jam mengurung diri berteman sepi, selama berhari-hari mencoba mengatasi kendala seorang diri..bukan uang..juga bukan tesis (percaya deh) berbeda sekali dengan reluctancy yang saya idap setiap mau jaga IGD dulu...males sekali...tapi ini saya seperti eager beaver..can't wait to work..mudah sekali jatuh ke workholic
setelah berhasil isolasi dan menanam ternyata saya dapati pekerjaan ini bukan matematika..meski seluruh protokol diikuti tidak menjamin keberhasilan..derajat keberhasilan akan meningkat seiring tingginya pengalaman..tapi tingginya jam terbang secara keseluruhan bukan jaminan karena setiap sel punya karakter sendiri. Rupanya anda harus kenal dengan sifat dan karakter sel anda dalam berbagai kondisi...berapa rpm yang tepat untuk mendapat pelletnya, bagaimana penampilannya setelah pasasi, berapa cepat ia adherent pada dish anda, berapa intial seeding yang optimal, dan banyak detail lainnya..singkatnya anda harus optimasi atau kenalan dulu kira-kira begitu.
barulah saya mengerti mengapa riset itu tidak mudah, saya tidak akan memberi dana untuk orang yang baru akan mencoba untuk pertama kainya. saya akan periksa track recordnya dulu. maka menjadi penting bagi seseorang yang ingin sukses di bidang ini (dalam bayangan saya) adalah membangun kompetensi yang lengkap dari isolasi sampai verifikasi, mengasah nalurinya dengan jam terbang yang terkonsentrasi pada sedikit jenis sel. saya cukup beruntung menyaksikan seorang profesor dengan 30 tahun pengalaman mendemonstrasikan insightnya tentang kondisi kultur stem cel asal bone marrow yang digelutinya.
Ini memang jauh berbeda dari situasi ruang praktek sehari-hari, tapi tidak kalah seninya dengan ilmu kedokteran, tidak pusing dengan sertifikasi, izin dan risiko malpraktek. Bidang ini mahal if only I have all the money needed, karena tidak, maka ada orang yang menunggu laporan anda...jadi tidak ada tempat untuk ceroboh dan santai terutama kalau tangan anda didalam BSC. latar belakang Dokter punya keunggulan karena anda dapat dengan relatif mudah melihat potensi aplikasi atau penyebab kegagalan, serta membawa pekerjaan lab ke horizon yang lebih luas hingga tidak mudah kehilangan motivasi.
ini area yang potensial dan menarik,dan populer dimasyarakat sebagai keajaiban ilmu pengetahuan..tapi saya mendapati bertemu dengan orang-orang yang sama berulang-ulang menandakan sedikitnya orang yang berkecimpung di bidang ini...dan para praktisi muda yang saya temui sama-sama merasa meraba-raba jalan, sementara para petinggi sudah mengklaim berbagai keberhasilan. saya dapati di jakarta ini laboratorium sejenis tenyata berdekatan..kami di kemayoran..Kalbe di cempaka putih..makmal dan IHVCB di salemba dan Litbang di percetakan...semuanya dalam jarak 15-20 menit...mengherankan bagi saya bila tidak ada komunikasi antar lab di level praktisi lab...jadi saya membangun kesefahaman dengan litbang depkes antara sesama asisten, saling memberi masukan, motivasi, bantuan teknis, pinjaman bahan, kolaborasi karena bodoh sekali kita bila bekerja sendiri-sendiri ..karena ini pekerjaan sepi..
Jadi mari kemari kawan jalan ini masih lengang, terlalu banyak yang perlu di eksplorasi, tidak ada orang yang mampu menguasai semuanya, satu jenis sel saja bisa menghabiskan umur seseorang...pekerjaan pionir selalu sulit, jadi ini pekerjaan bagi mereka yang ingin bekerja, mengatasi tantangan, bukan duduk santai menunggu setoran medrep..Menolong pasien mungkin memberikan kelegaan (uang dari pasien juga banyak memberi berbagai kelegaan yang lain) tapi mengisolasi sel,menanamnya dan merawatnya hingga tumbuh sungguh membahagiakan
berusaha menyembuhkan mungkin keren tapi berusaha menumbuhkan jauh lebih keren :)
wallahualam