Kamis, 14 April 2011

Budaya gotong-royong, tolong-menolong

Produk kita diantaranya adalah EKG dengan harga Rp 12.000.000 + PPN10% = Rp 13.200.000. Ada permintaan sejawat dokter bahwa pembelian dapat dengan cicilan, Pengurus telah menghubungi beberapa bank namun tidak banyak membantu karena prosesnya memakan waktu dan jumlahnya relatif kecil. Ada lembaga finansial non-bank yang bersedia, ini relatif mudah namun sukubunga cukup tinggi 2-3%/bulan.

Pengurus punya gagasan yang cukup sederhana, yaitu:

1. Semangat dasarnya: Tolong-menolong kepada sesama teman sejawat yang membutuhkan.
2. Prinsipnya pemberi pinjaman mendapat keuntungan di atas bunga bank namun tetap terjangkau bagi yang meminjam.
3. Risiko bila gagal bayar lebih kecil dan Primkop akan buyback EKG tersebut dan uang hasil penjualan kembali sepenuhnya akan diserahkan kepada yang memberi pinjaman.
4. Pembelian EKG adalah produktif sebagai alat kerja bukan konsumtif.
5. Teknisnya begini/sederhana:
a. Harga EKG adalah Rp 13.200.000
b. Dokter yang membutuhkan membayar uang muka Rp 3.200.000
c. Uang yang harus dicicil Rp 10.000.000
d. Cicilan Rp 1.100.000/bulan selama 10 bulan bayar, berarti mendapatkan hasil Rp 1.000.000 selama 10 bulan atau 1.000.000/10.000.000 x 12/10 = 12%/tahun.
e. Bila gagal bayar, misalnya pada bulan ke-5 maka akan didapatkan 5 x Rp 1.100.000 = Rp 5.500.000 + hasil buyback alat EKG tersebut (Ini tolong-menolongnya).
f. Uang Rp 10.000.000 tersebut akan disimpan dalam simpanan khusus dalam pembukuan Primkop-IDI.
g. Penerima cicilan akan diberitahukan namanya, jadi masing2 yang memberi pinjaman dan yang menerima pinjaman saling mengenal, terbuka, kemudian diikat oleh kontrak.
h. Primkop-IDI tidak akan mengambil keuntungan apapun dari transaksi simpan-pinjam ini, hanya akan mengadministrasikan saja, untuk membantu teman sejawat yang membutuhkan.
6. Kita boleh katakan: 1 paket Rp 10.000.000, bisa juga rame2 misalnya ambil ½ paket, semampunya saja. Gerakan kita ini kan gerakan gotong-royong, tolong-menolong.