Rabu, 09 Desember 2009

Siklus haid tidak bertelur (anovulatoir = anovulasi)

Siklus haid yang anovulatoir adalah siklus haid dimana ovulasi (=lepasnya sel telur) tidak terjadi. Ini artinya haid tetap timbul seperti biasa tetapi tidak melepaskan sel telur, disebut dengan istilah anovulasi. Hal ini biasa terjadi pada usia perimenopause. Jika terjadi haid tanpa ovulasi maka akan sulit untuk bisa hamil (infertilitas).

Anovulasi bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari pengaruh diet sampai dengan dan olah raga sampai ke gangguan kelenjar kecil yang ada di otak yang mengontrol fungsi2 dasar manusia. Beberapa penyebab mudah diidentifikasi sedangkan sebagian lainnya sulit.

Gangguan keseimbangan hormon merupakan penyebab terbanyak siklus anovulasi. Penyebab lainnya adalah olahraga yang berat seperti, lari bisa mempengaruhi siklus haid dengan cara menekan keluarnya hormon yang disebut gonadotropins dari hypothalamus di otak. Ansietas dan stres emosional juga berperanan sebagai penyebabnya.

Siklus anovulasi secar umum disebabkan: gangguan makan, gangguan hypothalamus, hiperprolaktin (hormon susu yang tinggi), PCO/SOPK, defek fase luteal, atau adanya tumor kelenjar hipofise, kelenjar anak ginjal (adrenal) atau ovarium (indung telur) dan penyebab lainnya. Penyebab lain yang mungkin adalah pemakaian obat2an tertentu dalam jangka panjang. Obat golongan steroid serta pil KB kadang2 dapat menyebabkannya.

Begitu penyebabnya sudah diketahui, maka segera dihindari, terutama bagi yang belum memiliki anak. Hindari olahraga yang berlebihan, dan hindari diet (mengurangi makan) yang berlemak. Belajar mengatasi stress dan bergaya hidup yang sehat.

Anovulasi bisa sulit di deteksi. Pada beberapa wanita bahkan haidnya sangat normal walaupun tidak ada ovulasinya. Paling sering wanita yang tidak berovulasi juga mengalami tidak haid (=amenorrhea), atau haidnya sedikit (=oligomenorrhea). Sehingga jika mengalami haid yang sedikit , singkat dan tanpa nyeri bisa menjadi alarm bagi wanita dan dokternya akan adanya siklus anovulasi.

Jika mengalami perdarahan antara siklus haid lebih dari 2-3 siklus haid, besar kemungkinan siklusnya anovulasi. Banyak siklus-siklus anovulasi ini berhubungan dengan perdarahan yang tidak teratur atau hiperplasia endometrium. Pemeriksaan yang dilakukan bisa seperti di bawah ini (tergantung anjuran dokter).

* LH (hari ke 13 dan 15 siklus mens)
* FSH
* Progesteron
* Prolaktin
* DHEA-SO4
* Testosteron and SHBG
* CT scan atau MRI scan hipofise dan hypothalamus
* Biopsi Endometrium
* Biopsi Ovarium

Pengobatan siklus anovulatoir bervariasi tergantung penyebabya dan faktor lainnya seperti usia dan riwayat medis. Pada banyak wanita infertil dengan anovulasi, pengobatan obat2 pemicu ovulasi sering membawa keberhasilan (hamil). Clomiphene citrate (Clomid) merupakan obat pilihan pertamabagia wanita yang anovulasi yang menghasilkan estrogen.

JIka pemberian clomiphene saja tidak berhasil, ditambah dengan Pergonal untuk memacu matangnay sel telur (folikel). Obat ini langsung nerangsang indung telur, dan jika folikel tumbuh dengan ukuran yang cukup, maka diberikan injeksi hormon HCG agar ovulasi bisa segera terjadi.

Beberapa pengobatan lainnya yang dapat dipergunakan secara bersamaan adalah:

* Pengobatan untuk penyakit yang ada (penyebab)
* Modifiaksi nutrisi
* Mengurangi stress
* Pembedahan tumor

Sumber: http://www.babyhopes.com