Selasa, 26 Juni 2012

Migrain Sering Kambuh Saat Sedang Menjahit

Dok, saya seorang penjahit dan penderita migrain (sakit kepala di sebelah kiri). Migrain ini sangat terasa sakit saat sedang menjahit dan ini sangat mengganggu pekerjaan saya.

Apakah itu dikarenakan saya lebih sering menggunakan otak kiri (fungsi seni)? Bagaimana pencegahannya dok? Terimakasih atas penjelasannya. Semoga dokter sekeluarga sehat dan sukses selalu!

Yati (Perempuan Menikah, 45 tahun), rusyXXXX@yahoo.com
Tinggi Badan 152 Cm dan Berat Badan 46 Kg

Jawaban

Ibu Yati YTH, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.

Ada beberapa pemicu dan penyebab migraine:
1. Perubahan hormon pada wanita, maksudnya: fluktuasi hormon estrogen dapat menjadi pemicu sakit kepala pada banyak wanita penderita migraine.

2. Makanan-minuman seperti: semua yang asin, coklat, bir, alkohol, keju juga memicu migraine.

3. Perubahan pola tidur, stres, rangsangan sensoris (cahaya terang, asap rokok, suara nyaring, dsb)

4. Perubahan lingkungan juga dapat memicu migraine.

Beberapa penderita migraine (migraineurs) mungkin saja terkena serangan kurang dari satu kali dalam sebulan sementara yang lainnya mengalami satu kali atau lebih dari sekali serangan dalam satu minggunya.

Terus terang, kami belum menemukan referensi yang menyebutkan bahwa migraine dikarenakan lebih sering menggunakan otak kiri/kanan. Setahu kami, otak kanan yang dominan untuk fungsi seni, intuisi, imajinasi, kreativitas, dsb.

Adapun beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk mencegah migraine:

1. Golongan alpha-2-agonists, misalnya: Clonidine dan Guanfacine.

2. Golongan antiepileptics, misalnya: Carbamazepine, Divalproex sodium, Sodium valproate, Gabapentin, Vigabatrin. Antiepileptics lainnya: tiagabine, topiramate.

3. Golongan tricyclic antidepressants, misalnya: Amitriptyline, Nortriptyline, Protriptyline, Doxepin, Imipramine.

4. Golongan Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), misalnya: Fluoxetine, Fluvoxamine, Paroxetine, Sertraline.

5. Golongan Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), misalnya: Phenelzine.

6. Golongan Beta-blockers, misalnya: Propranolol, Timolol, Nadolol, Metoprolol, Atenolol.

7. Golongan Calcium Channel Blockers, misalnya: Cyclandelate, Verapamil, Nimodipine, Flunarizine, Diltiazem.

8. Golongan Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), misalnya: Aspirin, asam mefenamat, Fenoprofen, Flurbiprofen, Tolfenamic acid, Ibuprofen.

9. Golongan Serotonin Antagonists, misalnya: Cyproheptadine, Lisuride, Methysergide, Pizotifen.

10. Obat/suplemen lainnya:
a. vitamin B2 (400 mg/hari),
b. magnesium (400-600 mg/hari),
c. flumedroxone (10-30 mg/hari),
d. feverfew (50-82 mg/hari),
e. estradiol dalam bentuk/sediaan gel percutaneous (15 mg/hari selama 7 hari).
f. Coenzyme Q10 efektif untuk migraine klasik (dengan aura) dan migraine umum (tanpa aura), dengan dosis 150-600 mg setiap hari, selama 5-12 minggu. Coenzyme Q10 merupakan substansi alami dan elemen esensial dari rantai transport electron mitokondria.

Riset terbaru menyatakan bahwa pencegah migraine keampuhannya telah terdokumentasikan dengan baik adalah amitriptyline, divalproex, topiramate, dan golongan beta-blockers. Untuk telcagepant, botulinum toxin A, tonabersat masih dalam penelitian.

Selain obat, tentunya ada hal lain yang perlu juga diperhatikan untuk mencegah migraine, seperti: menghindari pemicu/penyebab migraine, berolahraga secara teratur (berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, dsb), jagalah berat badan agar tidak kegemukan atau obesitas.

Khusus kaum wanita: kurangi efek estrogen. Caranya? Hindari atau kurangi obat-obatan yang mengandung estrogen, misalnya: pil KB, terapi sulih hormon.

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.

dr. Dito Anurogo