Sabtu, 10 Maret 2012

Efek Plasebo dalam Terapi


Kata latin 'plasebo' berarti 'saya akan menyenangkanmu'. Ini ada dalam kitab Mazmur 116 : 'saya akan menyenangkan orang mati di negeri orang-orang hidup'. Ceritanya, pada abad pertengahan ada tradisi pelayat yang disewa untuk menyenangkan orang berduka. Karena  hadirnya pelayat yang disewa  dengan kedukaan mereka yang tulus, maka disebutlah mereka 'placebos’. Kata itu pertama kali digunakan dalam konteks obat sejak abad ke-18, ketika itu diterapkan untuk menamai obat-obatan yang menyembuhkan penyakit tanpa dikenalinya  sifat obat tersebut. John Haygarth, dokter Inggris pada 1801 menyatakan bahwa ada efek yang luar biasa dari keyakinan dan antusiasme pasien terhadap kesembuhan penyakit.
Sepanjang sejarah pengobatan, placebo  atau 'pleasers' selalu turut berperan dalam menyembuhkan . Hanya oleh karena percaya/yakin terhadap dalam pil atau ramuan yang diberikan , bahkan jika mereka tidak mempunyai sifat farmakologis, pasien seringkali mendapatkan bantuan sembuh dari penderitaannya. Voltaire pernah berkata, 'seni pengobatan ada pada kesenangan pasien sementara pada saat yang sama alam menyembuhkan penyakit itu'.  Karena menariknya efek placebo, tahun ini Universitas Harvard telah membuka sebuah institut di Beth Israel Deaconess Medical Center di kota Boston  untuk mengkaji secara mendalam bagaimana placebo bekerja .
Meskipun kedokteran modern telah menempati posisi sebagi sains (yang cenderung kaku) , mereka yang tertarik untuk penelitian plasebo percaya,  sebagaimana kata Voltaire bahwa pengobatan  itu juga adalah sebuah karya seni. Dan ini adalah seni dari pengobatan: bahwa interkasi yang kompleks antara dokter dengan pasien memberikan andil yang berarti bagi kesembuhan pasien secara menyeluruh. Tidak jarang saya menemukan pasien yang fanatik dengan dokter tertentu, dikarenakan rasa percaya bahkan baru bertemu saja separuh penyakitnya sudah hilang. Ini benar, lho…
Hipnoterapi atau berbagai jenis psikoterapi lain mengunakan asas kepercayaan dan kemauan, dan menurut para ahli  dan ini adalah bagian dari apa yang disebut efek plasebo. Dalam hipnoterapi, efek placebo ini dapat diamplifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan respon neurohumoral  yang menguntungkan pasien. Dengan prinsip mind, spirit and body connection, bahwa ada hubungan tak terpisahkan antara pikiran, jiwa dan tubuh yang sudah umum dipahami maka efek placebo menjadi lebih mudah dimengerti.  Stres memicu maag, kecemasan memicu sakit kepala, hal seperti itu sudah lazim diketahui.Maka berlaku juga sebaliknya, ketenangan dan kesenangan membawa efek yang menyembuhkan.
Michael Specter menulis di New Yorker  dalam artikel berjudul The Power of Nothing mengenai sebuah penelitian terkini tentang placebo menunjukkan bahwa bukan hanya obat atau operasi yang membantu pasien, interaksi antara dokter dan pasien juga memiliki peran penyembuhan sendiri,  bahwa perkataan atau sikap dokter yang mengobati pasien  dapat merangsang endorfin di otak dan membuatnya merasa lebih baik sebelum ia mengkonsumsi obat-obatan atau menjalani operasi.  Meskipun obat-obatan farmasi dapat menyembuhkan penyakit pasien, namun pelibatan seni interpersonal mungkin memainkan peran lebih besar dalam penyembuhan pasien penyakit daripada yang kita percaya  sebelumnya. Dalam hipnoterapi dikenal adanya sugesti hipnosis, ini sama dengan placebo, hanya saja sugesti dapat di-amplify sedemian rupa dan di-manage hingga tercapai efek yang diharapkan, bahkan hingga efek anestesi (mati rasa/bius)
Psikoterapi merupakan suatu seni, bukan sebuah ilmu pengetahuan murni. Tentu saja, dalam menentukan terapi dengan tools yang beragam, tetap diperlukan  pengumpulan data empiris  dan hasil studi. Dari pengalaman para guru kita kita tahu yang mana yang bekerja terbaik untuk suatu kasus.  Terapis  menggunakan suatu  teknik yang telah terbukti berhasil  untuk membantu gejala kecemasan dan menggunakan teknik lain yang telah berhasil untuk mengatasi  PSTD . Terapis menggunakan teknik tertentu untuk membantu klien dengan tingkat ketakutan, dan menggunakan cara-cara lain untuk membantu klien dengan depresi . Tapi yang paling penting hasil studi baru-baru ini menunjukkan bahwa, pada akhirnya kualitas hubungan antara terapis dengan klien/pasien-lah yang sangat menentukan dalam psikoterapi.
Semoga bermanfaat :)