Jumat, 18 Februari 2011

Stres Pikiran Akan Sulit Mendapat Kehamilan

Stres adalah suatu cara tubuh kita dalam beraksi terhadap sesuatu yang di luar kebiasaan, hal yang dinilai membahayakan, respon terhadap sesuatu yang asing atau mengganggu.

Dalam keadaan stres, tubuh kita akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi sebagai respon atau reflek untuk melindungi diri.

Jadi stres merupakan proses alamiah yang wajar bagi seorang manusia sebagai naluri reflek tubuh untuk perlindungan diri.


Stres yang Tidak Normal

Stres menjadi tidak wajar bila volumenya dan frekuensinya yang tinggi dan berulang-ulang hingga melelahkan atau memporsir habis sumber daya tubuh kita. Dalam keadaan seperti ini, stres justru dapat membahayakan kesehatan.

Ilustrasi stres yang wajar mungkin seperti gerak reflek tangan kita saat ada nyamuk menggigit tubuh kita atau seperti gerak reflek tangan dalam menepis sesuatu yang dilemparkan kepada kita.

Tapi bila terlalu sering kita digigit nyamuk dan nyamuknya pun keroyokan, maka bukan lagi tangan yang bereaksi, emosi pun menjadi meledak-ledak karena rasa kesal yang timbul. Seperti inilah ilustrasi stres yang berlebihan.

Pusat stres ada pada otak. Oleh karena itu bia pikiran kita mampu untuk ditenangkan, maka metabolisme tubuh pun akan mengikuti untuk tenang pula. Selama otak kita dipenuhi dengan pikiran stres, maka selama itu pula metabolisme seluruh tubuh pun akan ikut menjadi stres.


Bagaimana Otak Mengendalikan Sistem Reproduksi?

Sistem reproduksi pada wanita maupun pria dikendalikan oleh otak. Bila otak mengalami gangguan sudah tentu sistem reproduksi yang dikendalikannya pun akan ikut terganggu.

Bagaimana otak berkomunikasi dengan organ-organ reproduksi dalam memberikan instruksinya? yaitu dengan mengeluarkan hormon tertentu lalu mengirimkannya ke organ-organ reproduksi. Hormon inilah yang menjadi media pembawa "instruksi" dari otak. Seperti apa isi pesan itu? ia berbentuk pesan-pesan kimiawi.

Di dalam otak terdapat dua organ yang menjadi pusat pengendalian sistem reproduksi manusia, yaitu Hypothalamus dan Pituitary.


Kronologisnya kurang lebih sebagai berikut:

  • Pertama-tama, Hypothalamus merilis hormon Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) yang kemudian dikirimkan kepada Pituitary.

  • Hormon GnRH ini menstimulasi (memberikan perintah) Pituitary untuk memproduksi hormon Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Sebagai catatan, pada pria, khusus hormon LH tidak diproduksi. Hormon FSH dan LH pada wanita mempunyai peranan penting dalam mengatur masa pubertas, perkembangan seksual, dan fungsi reproduksi.


  • Pituitary kemudian mengirim hormon FSH dan LH kepada Ovarium sehingga terpicu untuk memproduksi hormon-hormon yang diperlukan dalam kesinambungan kesehatan sistem reproduksi seperti misalnya Estrogen, Progesterone, Testosterone, dll.

  • Hormon FSH kemudian dikirim ke kantung Follicle sehingga terpicu untuk memproduksi dan mematangkan sel telur selama periode 2 minggu sampai ukurannya mencapai tiga kali lipat.

    Hormon FSH kemudian memberi sinyal kepada kantung Follicle untuk memproduksi hormon Estrogen untuk kemudian dikirimkan ke Rahim (Uterus).

    Hormon Estrogen yang dikirim oleh Follicle, memicu Rahim untuk memproduksi sel-sel sehingga lapisan Rahim menjadi lebih tebal.

  • Sedangkan peranan hormon LH yaitu menstimulasi kantung Follicle untuk melakukan ovulasi. Setelah melepaskan sel telur matang, hormon LH kemudian menstimulasi kantung Follicle untuk berkembang menjadi Corpus Luteum yang fungsinya sebagai sumber pensuplai hormon Estrogen dan Progesteron yang dibutuhkan selama proses kehamilan (bila terjadi kehamilan).


Gambar di atas mengilustrasikan tahapan normal dari perkembangan sel telur di dalam Ovarium.


Otak Stres Akan Sulit Hamil

Setelah kita mengetahui peranan vital dari otak dalam sistem reproduksi, maka kita pun akan paham bila otak kita dalam kondisi tidak sehat akibat stres berat, maka sistem reproduksi pun secara otomatis akan mengalami kekacauan. Mungkin salah satu contoh kekacauan ini adalah menstruasi yang tidak teratur.

Untuk mendapatkan kehamilan, usahakanlah suami dan istri dalam kondisi tidak stres. Stres pada suami mungkin pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas spermanya, berakibat ejakulasi dini, atau bahkan libido seksualnya menjadi hilang. Masing-masing pasangan baik istri dan suami punya pengaruh yang kuat dalam membuat suasana ideal untuk hamil.

Siapapun tidak berharap atau menghendaki terjadi sesuatu tidak normal dalam dirinya, sehingga janganlah menyudutkan salah satu pasangan sebagai penyebab ketidakhamilan, bagaimanapun hal itu tidak akan menyelesaikan masalah bahkan hanya akan memperbesar masalah.

Mulailah dengan berusaha untuk terus membangun suasana harmonis di dalam rumah tangga. Suasana yang harmonis berpotensi untuk mengkondusifkan kondisi subur pasangan dalam mendapat kehamilan.

Stres bagaimanapun akan selalu ada, hal ini lumrah adanya sebagai manusia yang hidup di dunia sebagaimana yang tersirat dalam kitab suci, seperti dalam al-Qur'an:

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." [Q.S. al-Baqarah 2:155]

Oleh karena stres itu akan selalu ada, maka yang terpenting adalah bagaimana kita memanajemen stres itu agar tidak mengeksploitasi kita. Satu-satunya yang mampu menghilangkan stres adalah Tuhan, oleh karena itu dekat-dekatlah dengan-Nya dan mintalah pertolongan-Nya dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menjadi sumber stres kita, serta mintalah kepada-Nya agar kita diberi kekuatan untuk selalu bersabar dalam menjalaninya.

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [Q.S. ar-Ra'd 13:28]