Sebuah Renungan-Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan  seolah-olah sembilan tahun.  Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang  hampir saja menghilangkan nyawanya.  Dan dia telah menyusuimu dengan  air susunya dan ia hilangkan rasa kantuknya karena  menjagamu. 
Dan dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan  dirimu atas dirinya serta atas makanannya.  Dia jadikan pangkuannya  sebagai ayunan bagimu.  Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan  apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar  biasa dan panjang sekali kesedihannya. 
Dan dia keluarkan harta untuk  membayar dokter yang mengobatimu dan seandainya dipilih antara hidupmu  dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara  yang paling keras.  Betapa banyak kebaikan Ibu, sedang engkau balas  dengan sikap yang tidak baik. 
Dia selalu mendoakanmu baik diam-diam  atau terang-terangan.  Tatkala Ibumu membutuhkanmu disaat dia sudah tua  renta, engkau jadikan dia sebagai barang tak berharga disisimu  Engkau  kenyang dalam keadaan dia lapar, Engkau puas dalam keadaan dia haus.   Dan engkau mendahulukan berbuat baik kepada suami, istri dan anak-anakmu  daripada Ibumu, dan engkau lupakan segala kebaikan yang pernah dia  buat! 
Dan rasanya…. Berat atasmu memeliharanya padahal itu adalah  urusan yang mudah.  Dan engkau kira Ibumu ada di sisimu umurnya panjang,  padahal umurnya pendek  Engkau tinggalkan dia padahal tak ada penolong  baginya selain dirimu!  Padahal ALLAH telah melarang berkata ‘ah’ dan  ALLAH telah mengingatkanmu dengan lembut.  Dan engkau akan di siksa di  dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.  Dan ALLAH akan membalas  di akhirat dengan menjauhkan dirimu dari-NYA.
Dari sebuah note di facebook