Minggu, 13 Februari 2011

Kaitan Ovulasi dan Penentuan Jenis Gender Bayi

Dua sperma sehat yang masing-masing membawa kromosom gen laki-laki (Y) dan perempuan (X), dan satu sperma dengan kelainan Chromosome Aneuploidy (YX). Dalam foto ini, kromosom X berwarna kuning, kromosom Y berwarna hijau, kromosom 21 berwarna merah.


Adakah kaitan ovulasi dengan penentuan gender bayi? Terdapat sebuah keterkaitan antara hari ovulasi dengan jenis gender bayi yang akan dihasilkan bila terjadi pembuahan (hubungan seksual):

  • Bila pasangan melakukan hubungan seksual 2-3 hari sebelum hari ovulasi, maka kemungkinan besar akan mendapat bayi perempuan.

    Menurut Toni Weschler dalam bukunya, "Taking Charge of Your Fertility", menyebutkan bahwa normalnya, sperma dapat bertahan hidup selama 3-5 hari di dalam tubuh wanita. Sehingga bila sperma sudah berada di dalam tubuh wanita 3 hari sebelum ovulasi, kemungkinan untuk hamil masih bisa terjadi.

    Pada 2-3 hari sebelum ovulasi (masa praovulasi), biasanya vagina dan leher rahim dalam kondisi lebih banyak asam. Sedangkan sperma berkromosom laki-laki (Y) sangat rentan dengan kondisi asam sehingga ia akan lebih cepat mati (dibandingkan sperma berkromosom perempuan (X)) di tempat tersebut sebelum mereka mencapai tuba falopi di mana sel telur matang menunggu untuk dibuahi. Oleh karena itu, setelah hari ovulasi tiba, konsentrasi kelompok sperma akan lebih didominasi oleh sperma berkromosom perempuan (X) yang akan membuahi sel telur matang.

  • Bila hubungan seksual dilakukan 24 jam sebelum ovulasi hingga 12 jam setelah ovulasi, maka kemungkinan besar akan mendapatkan bayi laki-laki.

    Pada hari ovulasi tiba, vagina dan leher rahim dalam kondisi sedikit asam dan licin berlendir, hal ini memperbesar peluang sperma berkromosom laki-laki (Y) untuk hidup lebih lama dan bergerak lebih mudah menembus vagina dan leher rahim hingga bisa tiba di tuba falopi.


Image courtesy by Andy Wyrobek/Lawrence Berkeley National Laboratory,
taken from: www.environmentalhealthnews.org


ARTIKEL TERKAIT: