Sabtu, 03 Juli 2010

Pesan Terpendam Para Nabi Untuk Kita Dari Perjalanan Isra Miraj


Pada tanggal 10 Juli 2010 tepatnya 27 Rajab 1431 H, umat Islam di Indonesia memperingati peristiwa Isra' Mi'raj, sebuah perjalanan agung Nabi Muhammad s.a.w. yang bagi saya ini adalah salah satu anugerah yang sangat agung dari Allah S.W.T. bagi beliau setelah sebelumnya beliau mengalami masa-masa yang sangat berat.

Bagaimana tidak berat, beban dan ujian yang harus ditanggung Rasulullah s.a.w., banyak perlakuan buruk yang diterima oleh beliau apalagi dengan para pengikutnya baik kekerasan secara fisik, cercaan, hinaan, diludahi, dilempari batu.

Puncaknya, terjadi pemboikotan suplai makanan terhadap keluarga Rasulullah (Bani Hasyim dan Bani al-Muththalib) sehingga menyebabkan kelaparan dan kesengsaraan yang teramat sangat karena pemboikotan ini terjadi selama 3 tahun berturut-turut.

Pasca pemboikotan tersebut, kembali Nabi Muhammad s.a.w. mendapat ujian berat yaitu meninggalnya dua orang yang sangat disayangi beliau, Abu Thalib dan Khadijah. Ini terjadi pada tahun yang sama sehingga dikenal hingga saat ini sebagai peristiwa "Amul Huzni" - tahun berduka.

Setiap kali saya teringat dengan peristiwa ujian berat yang menimpa Nabi Muhammad s.a.w. saya selalu tidak kuat menahan air mata saya, sungguh beliau ini adalah orang yang sangat lembut dan sangat penyayang, betul-betul saya tidak tega, rasanya ingin sekali saya mendampingi beliau di masa-masa sulit seperti itu. (Ya Allah sampaikanlah salam dan cinta hamba kepada beliau).

Allah azza wa jalla tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, dan sangatlah tidak mungkin men-dzalimi hamba-hamba-Nya. Di tengah-tengah datangnya ujian silih berganti, Allah S.W.T. memberi sebuah "hadiah" yang teramat agung kepada Rasulullah yaitu Isra Mi'raj, dan "hadiah" tersebut ternyata tidak hanya diperuntukkan bai beliau saja, tetapi Allah S.W.T. menganugerahkannya pula kepada umatnya Rasulullah s.a.w.

Salah satu "hadiah" terbesar adalah SHALAT. Shalat inilah Mi'raj-nya umat muslim bertemu Tuhannya selama hidup di dunia. Di dalam shalat, ada sebuah waktu di mana jarak antara hamba dengan Allah Ta'ala sangat-sangat dekat, yaitu SUJUD. Inilah hadiah yang terbesar yang dianugerahkan Allah kepada umat muslim dari Isra Mi'raj.

Sebenarnya masih banyak lagi hadiah-hadiah lain yang dianugerahkan Allah kepada umat muslim dari perjalanan agung Isra Mi'raj, di antaranya yang akan dibahas di sini adalah hikmah terpendam dari pertemuan Nabi Muhammad s.a.w. dengan para nabi a.s. di setiap tingkatan langit.

Pertama kali saya mendapat hikmah ini dari ustadz Syaiful Karim dalam sebuah khutbah Jum'at-nya di RSU Cibabat, dan saya ingin sekali berbagi dengan anda semuanya. Dalam beberapa hal tertentu terdapat tambahan penyempurnaan yang tentunya sesuai atau berlandaskan dengan dalil-dalil hadits yang shahih. Berikut uraian setetes hikmah dari perjalanan Mi'raj Nabi Muhammad s.a.w.


MI’RAJ LANGIT KE-1
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI ADAM a.s.
"ADAM" dari segi bahasa artinya “Tidak Ada” atau “Ketiadaan”.
Kita harus sadar bahwa segala urusan dunia atau urusan jasmani itu tidak kekal (yang kekal adalah urusan rohani, sehingga di balik jasmani itu ada rohani)



MI’RAJ LANGIT KE-2
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI ISA a.s. DAN NABI YAHYA a.s.
"ISA" dari segi bahasa artinya “Hidup” dan YAHYA: “Kehidupan”. Artinya di dalam hidup ini kita harus selalu sadar ada kehidupan setelah kehidupan ini (akhirat). Harus menemukan makna hidup:
Darimana kita...?
Apa tugas kita...?
Setelah ini mau ke mana...?



MI’RAJ LANGIT KE-3
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI IDRIS a.s.
"IDRIS" artinya “Cerdas”.
Artinya dalam hidup ini kita harus mempunyai tiga macam kecerdasan: Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ)



MI’RAJ LANGIT KE-4
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI YUSUF a.s.
"YUSUF" artinya “Indah”.
Artinya kita harus mengisi kehidupan ini agar menjadi indah.



MI’RAJ LANGIT KE-5
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI HARUN a.s.
"HARUN" artinya “yang dicintai Allah (al-Mahbub)”.
Artinya dalam kehidupan ini kita harus berusaha melakukan segala sesuatu yang dicintai Allah S.W.T., kesadaran akan mendapat cinta Allah S.W.T., cinta kepada Allah S.W.T. dan cinta kepada apa saja yang bisa mengantarkan kita kepada Allah S.W.T.



MI’RAJ LANGIT KE-6
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI MUSA a.s.
"MUSA" adalah Mutakallimin yaitu “nabi yang bercakap-cakap dengan Allah S.W.T.
Artinya kita harus mampu membaca segala sesuatu fenomena yang terjadi di sekitar kehidupan kita sebagai bahasa atau ayat Allah S.W.T.



MI’RAJ LANGIT KE-7
HIKMAH PERTEMUAN DENGAN NABI IBRAHIM a.s.
"IBRAHIM" artinya “Qurban”.
Qurban artinya dekat, dalam kehidupan ini harus senantiasa merasakan kedekatan dengan Allah S.W.T. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. tentang sifat IHSAN: “Kamu menyembah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu” [H.R. Bukhari]



MI’RAJ KE BAITUL MA’MUR
Setiap harinya 70.000 malaikat sholat di Baitul Ma’mur.
"BAIT" artinya “Rumah”, sedangkan "MA’MUR" artinya “Ramai”.
Artinya hidup kita akan lebih bermakna bila dalam setiap gerak langkahnya senantiasa bernilai ibadah kepada Allah S.W.T. karena ibadah adalah nilai tertinggi dari hakikat kehidupan manusia.



MI’RAJ KE SIDRATUL MUNTAHA
"SIDRAH" artinya “Pohon Bidara” dan "MUNTAHA" artinya “Tempat Berkesudahan”.
Artinya kehidupan dunia hanyalah sementara bukan merupakan titik akhir dan puncak tujuan hidup kita, melainkan kehidupan akhirat itulah tempat yang akan kita tuju.Dalam kehidupan di dunia ini kita harus berjuang untuk mencapai kehidupan abadi di akhirat yang lebih baik.