Sabtu, 10 Juli 2010

Kekaguman Rasulullah Terhadap Umat Akhir Jaman


Nabi Muhammad s.a.w. ternyata punya kekaguman tersendiri terhadap kita yang hidup setelah jaman beliau. Lalu apa yang dikagumi beliau dari kita? Tak lain adalah keimanan kita...

Nabi Muhammad s.a.w. hidup kira-kira 1400-an tahun yang lalu, sungguh suatu jarak yang sangat-sangat jauh, namun sekalipun kita tidak hidup sejamannya, tidak pernah melihat wajahnya yang bercahaya, tidak pernah mendengar suaranya yang lembut, tidak pernah menyentuh tubuhnya yang mulia, tetapi kita tetap beriman bahwa beliau adalah Rasul Allah dan melaksanakan apa yang diajarkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya.

Hanya orang-orang yang keimanannya tinggi sajalah yang memegang teguh kecintaannya kepada beliau sekalipun dalam seumur hidupnya tidak pernah bertemu dan melihat wajah beliau.

Inilah yang menjadi kekaguman beliau kepada kita yang hidup sekarang ini yaitu ketulusan dalam mengimani beliau sebagai Rasul Allah dan mengamalkan apa yang diserunya.

Biarpun Nabi Muhammad s.a.w. sudah meninggalkan kita, tapi Allah Ta'ala tidak pernah mati dan tidak pernah menelantarkan hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu keistimewaan umat akhir jaman dibandingkan umat sejaman Rasulullah adalah terbukanya kedekatan langsung antara Allah dengan kita tanpa perlu lagi perantaraan wujud dan doa beliau sebagaimana yang hidup sejaman dengan beliau. Sebagaimana Allah telah menganugerahkan amalan Shalat kepada umat Islam sebagai media untuk mendekatkan diri dengan Allah, bukankah Rasulullah pernah membuka sebuah rahasia langit yang menyebutkan bahwa Sujud adalah saat-saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya, maka perbanyaklah doa di saat-saat tersebut.

Berikut cuplikan hadits yang mengungkapkan kekaguman Rasulullah s.a.w. terhadap kita:


Rasulullah s.a.w. pada suatu hari bertanya kepada para sahabatnya, "Kaum beriman manakah yang keimanannya kalian kagumi?"

Mereka menjawab, "Para malaikat"

Rasulullah mengatakan, "Bagaimana mungkin mereka tidak beriman padahal mereka berada di sisi Tuhan mereka?"

Para sahabat kemudian menjawab, "Kalau begitu para nabi"

Rasulullah berkata, "Bagaimana mungkin mereka tidak beriman padahal wahyu diturunkan kepada mereka?"

Para sahabat kemudian menjawab, "Kalau begitu keimanan kami"

Rasulullah berkata, "Bagaimana mungkin kamu tidak beriman padahal Rasul berada di tengah-tengah kamu? Akan tetapi, kaum beriman yang keimanannya dapat kamu kagumi adalah generasi setelah kamu, mereka mendapatkan lembaran-lembaran suci (al-Qur'an dan al-Hadits), kemudian mereka mengimani isinya". [H.R. Bukhari]