Sabtu, 13 Desember 2008

Kemampuan Penerimaan Pasien Terhadap Konektor Mayor Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Rahang Atas


Latar belakang
Pilihan konektor antara plat, suatu bar, atau sebuah kombinasi bar, yang dapat melintasi palatum dengan berbagai macam variasi posisi. Banyak pendapat telah dikemukakan berkenaan dengan kemampuan penerimaan pasien dari berbagai macam bentuk konektor palatal tapi hanya sedikit didapatkan penelitian tentang hal tersebut.


Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk membandingkan reaksi subjektif pasien terhadap 3 jenis konektor mayor rahang atas, yaitu : metal bar, plat metal, dan konektor akrilik. Dan untuk menentukan konektor mayor rahang atas yang paling banyak dan yang paling sedikit diterima oleh pasien.

Metode
15 orang pasien secara berurutan berkunjung dan menjadi pasien klinik pada dental center, University College Hospital, Ibadan. Yang sebelumnya semua pasien yang direkrut dalam studi ini belum pernah menggunakan gigi palsu sebelumnya. Masing - masing pasien dibuatkan 3 buah gigi tiruan dengan jenis desain konektor mayor rahang atas yang berbeda. Sebuah daftar pertanyaan diajukan pada masing-masing pasien untuk memastikan pendapat mereka tentang 3 jenis desain gigi tiruan tersebut.

Hasil
14 orang pasien (93,3%) memilih gigi tiruan dengan konektor mayor metal bar, sebaliknya hanya satu orang pasien yang memilih gigi tiruan dengan konektor mayor jenis plat akrilik. Tidak ada satupun pasien yang memilih desain konektor dengan plat metal.

Kesimpulan
Konektor mayor metal bar menjadi konektor mayor rahang atas yang paling dapat diterima oleh pasien, sedangkan plat resin akrilik lebih dapat diterima dibandingkan plat metal. Dalam jurnal ini juga disebutkan pengaruh desain konektor pada kemampuan penerimaan pasien terhadap gigi tiruan sebagian.

Pendahuluan
Konektor mayor merupakan sebuah komponen penting dari gigi tiruan sebagian. Konektor mayor merupakan bagian dari gigi tiruan sebagian dimana bagian yang lain melekat secara langsung maupun tidak langsung. Konektor mayor memberikan stabilitas pada lengkung rahang, yang membantu untuk memberikan resistensi terhadap tegangan fungsional. Konektor mayor berkontribusi untuk mendukung dan memperkuat gigi tiruan sebagian dengan mendistribusikan beban fungsional kepada gigi disekitarnya, dan pada kasus rahang atas didistribusikan pada mukosa. Konektor mayor juga memberikan retensi secara tidak langsung melalui kontak antara permukaan pelindung dan pada bagian belakang mukosa palatum.

Pilihan konektor antara plat, suatu bar, atau sebuah kombinasi bar, yang dapat melintasi palatum dengan berbagai macam variasi posisi. Bentuk plat biasanya memberikan lebih banyak penutupan palatal dibandingkan dengan bentuk bar. Walaupun terdapat kontroversi tentang apa yang terdapat pada dimensi plat dan bar pada lengkung rahang atas, perbedaan sangat nampak di lengkung bawah. Sebuah tipe konektor mayor rahang atas yang seorang peneliti menyebutnya sebagai sebuah bar yang luas dapat dimaksud sebagai sebuah strap yang merupakan suatu modifikasi lain dari bentuk plat. Juga pilihan bentuk dan lokasi dari konektor mayor lebih banyak pada lengkung atas karena tersedianya area yang luas untuk daerah penutupan yang disediakan oleh palatum keras.

Lokasi dan area penutupan jaringan oleh suatu konektor mayor sangatlah penting, dimana lokasi dan area penutupan ini akan berperan dalam penerimaan dari protesa dan pada penampilan akhir.

Walaupun telah melalui bertahun-tahun penelitian terhadap toleransi pasien dengan berbagai macam desain konektor mayor rahang atas, beriringan dengan keterlibatan dokter gigi dalam pembuatan desain. Masihlah dianggap penting untuk menegaskan jenis desain konektor mayor yang dapat diterima oleh pasien.

Palatal bar tunggal, mungkin telah dijelaskan sebagai konektor mayor rahang atas yang paling banyak dipilih, sementara plat metal merupakan konektor mayor yang paling sedikit dipilih. Pendukung pendapat desain midpalatal bar berpendapat bahwa desain ini merupakan suatu posisi favorit sejak beranjak dari regio anterior. ” Ruangan yang bebas dan juga regio posterior dari palatum yang dapat berkontak dengan daerah dorsum lidah selama pengucapan dan pengunyahan”. Gambaran palatografi buat suara konsonan tertentu menunjukkan bahwa daerah insisal papilla dan aspek lateral dari palatum merupakan daerah yang paling banyak disentuh oleh lidah.

Akan tetapi pada studi yang lain, midpalatal bar dilaporkan sebagai desain konektor mayor yang paling sedikit dipilih, karena dideteksinya dua tonjolan margin melintang oleh lidah. Hal ini mendukung hasil yang didapat dari studi lainnya yang menyebutkan dimana batas paralel metal dengan lidah memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan dengan batas melintang. Sebagai tambahan, juga dikemukakan bahwa midpalatal bar biasanya merupakan sumber gangguan pada pasien, ketika midpalatal bar ditempatkan pada area dimana lidah lebih sering berkontak ketika mengunyah atau berbicara.

Akan tetapi, diantara palatal bar tunggal yang melintang yaitu : anterior palatal bar, mid palatal bar, posterior palatal bar. Posterior palatal bar telah didokumentasikan sebagai tipe yang paling sesuai dengan alasan – alasan sebagai berikut ;
Posterior palatal bar lebih sedikit berkontak dengan lidah dibanding dengan mid atau anterior palatal bar. Posterior palatal bar seringkali dapat berperan sebagai indirect retainer dan palatal bar jenis ini hanya sedikit berhubungan dengan tonjolan tulang atau dengan mukosa yang tipis.

Sebuah palatal plat yang pada suatu publikasi tertentu biasa juga disebut sebagai strap dijelaskan sebagai konektor pilihan dalam banyak kasus. Akan tetapi disarankan agar area yang aktif digunakan untuk berbicara harus dihindari sedapat mungkin. Akan tetapi pada banyak studi dilaporkan bahwa pasien mengalami penurunan toleransi terhadap pengucapan, pengunyahan, kenyamanan dengan tipe konektor ini.

Konektor anteroposterior bar pada sisi lain dijelaskan sebagai suatu konfigurasi yang umumnya digunakan pada kasus sadel dengan batas bilateral. Perpanjangan anteroposterior bar pada basis gigi tiruan memberikan bantuan stabilitas, sementara semakin besar jarak antara bar maka akan semakin sedikit mengiritasi lidah. Desain konektor anteroposterior bar disebut sebagai suatu konektor cincin oleh seorang penulis, tapi telah dibantah dengan argumen bahwa konektor cincin tidaklah sama dengan kombinasi anterior dan posterior bar, dimana pada konektor cincin, aspek palatal dari margin gingiva tertutupi. Hanya sedikit laporan yang menyebutkan adanya gangguan dari fungsi normal oral pada tipe konektor cincin ini.

Konektor cincin ini memerlukan pengaturan yang lebih banyak dibandingkan sistem anteroposterior bar. Konektor cincin memiliki keuntungan dpaat berhubungan dengan banyak sadel dalam waktu bersamaan, stimulasi yang besar pada palatum dan juga dapat digunakan pada kasus adanya torus rahang atas. Kerugian pada konektor ring adalah penutupan margin gingiva, dimana terdapat laporan adanya gangguan pada fungsi bicara dan kenyamanan pasien akibat penutupan ini.

Walaupun keuntungan relatif dari gigi tiruan berbahan metal dan resin akrilik telah diketahui. Tapi belum jelas yang mana yang akan dipilih. Beberapa penulis melaporkan bahwa resin akrilik lebih dipilih dibandingkan bahan berbasis metal karena alasan estetik. Juga telah didokumentasikan bahwa gigi tiruan yang seluruhnya terbuat dari resin akrilik digunakan pada keadaan dimana umur gigi tiruan diperkirakan tidak terlalu lama atau terjadi gangguan sehingga akan dilakukan relining. Selanjutnya pada beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa gigi tiruan sebagian heat-cured acrylic resin adalah yang paling retentif dan paling banyak dipilih.

Akan tetapi telah dilaporkan bahwa gigi tiruan sebagian dengan bahan dasar metal lebih dipilih daripada basis gigi tiruan dari resin akrilik karena perubahan temperatur disalurkan melalui basis metal pada jaringan dibawahnya, dengan cara demikian akan membantu mempertahankan kesehatan jaringan, juga sifat membersihkan dari basis metal dan resistensinya terhadap abrasi dari agen pembersihan dalam rongga mulut berkontribusi pada kesehatan jaringan mulut jika dibandingkan dengan bahan berbasis resin akrilik.

Tujuan
Tujuan dari studi ini adalah untuk :
a.Membandingkan reaksi subyektif pasien pada 3 konektor mayor rahang atas : metal bar, plat metal, dan konektor akrilik
b.Menegakkan konektor mayor rahang atas yang paling diterima dan yang paling tidak diterima oleh pasien
c.Menentukan tipe konektor mayor yang paling sesuai dengan fungsi pengunyahan dan berbicara
d.Menentukan tipe konektor mayor yang paling tidak sesuai dengan fungsi pengunyahan dan berbicara

Metode & Bahan
15 orang pasien secara berurutan berkunjung dan menjadi pasien klinik pada dental center, University College Hospital, Ibadan. Yang sebelumnya semua pasien yang direkrut dalam studi ini belum pernah menggunakan gigi palsu sebelumnya. Pasien dengan penyakit advanced periodontal dan dimana gigi abutmen potensial yang direstorasi dengan restorasi amalgam yang memanjang ke bawah gingiva tidak termasuk.
Persetujuan pasien diberikan sama seperti izin kelayakan yang didapatkan di awal penelitian. Pasien diberikan nomor berurutan dan secara acak dibagi dengan pengundian menjadi 3 grup yaitu : A, B, dan C. Masing-masing grup terdiri dari lima orang pasien. Masing – masing pasien dibuatkan 3 set gigi tiruan sebagian dengan desain konektor mayor yang berbeda yaitu : metal bar, plat metal, dan plat akrilik. Masing – masing gigi tiruan digunakan selama 5 hari.

Grup A menggunakan gigi tiruan untuk 15 hari pertama secara berurutan yaitu : konektor metal bar, konektor plat metal, konektor plat akrilik. Grup B menggunakan gigi tiruan untuk 15 hari pertama secara berurutan yaitu : konektor plat akrilik, konektor metal bar, dan konektor plat metal. Grup C pada 15 hari pertama secara berurutan menggunakan gigi tiruan yaitu: konektor plat metal, konektor plat akrilik, dan konektor metal bar. Setelah dimulainya 15 hari evaluasi, pasien diminta untuk menggunakan gigi tiruan yang disukai selama 6 hari selanjutnya. Pasien diminta untuk mengisi daftar pertanyaan setelah 3 minggu periode evaluasi.

Hasil
Tabel 1
Pertanyaan
Ya
Tidak yakin
Tidak
Apakah ada gigi tiruan yang mengganggu fungsi berbicara?
15 orang (100%)
-
-
Apakah ada gigi tiruan yang mengganggu fungsi pengunyahan?
6 orang (40%)
3 orang (20%)
6 orang (40%)
Apakah ada gigi tiruan yang mengganggu fungsi penelanan?
4 orang (26,7%)
2 orang (13,3%)
9 orang (60%)
Apakah semua gigi tiruan bertoleransi dengan baik ketika masa istirahat?
-
-
15 orang (100%)

Tabel 2
Pertanyaan
Metal Bar
Plat Metal
Plat Akrilik
Gigi tiruan mana yang paling sedikit mengganggu fungsi berbicara?
14 orang (93,3%)
-
1 orang (6,7%)
Gigi tiruan mana yang paling sedikit mengganggu fungsi pengunyahan?
6 orang (40%)
-
-
Gigi tiruan mana yang paling sedikit mengganggu fungsi penelanan?
4 orang (26,7%)
-
-
Gigi tiruan mana yang paling sedikit mengganggu ketika masa istirahat?
14 orang (93,3%)
-
1 orang (6,7%)

Tabel 3
Pertanyaan
Metal Bar
Plat Metal
Plat Akrilik
Gigi tiruan mana yang paling mengganggu fungsi berbicara?
-
-
8 orang (53,3%)
Gigi tiruan mana yang paling mengganggu fungsi mengunyah?
-
4 orang (26,7%)
2 orang (13,3%)
Gigi tiruan mana yang paling mengganggu fungsi menelan?
-
2 orang (13,3%)
2 orang (13,3%)
Gigi tiruan mana yang paling mengganggu ketika masa istirahat?
-
8 orang (53,3%)
7 orang (46,7%)

15 orang pasien yang direkrut buat penelitian 6 orang (40%) adalah pria sedangkan 9 orang (60%) adalah wanita. Kisaran umur mereka adalah 18-60 tahun.
Keseluruhan 15 orang pasien yang diteliti pada studi ini melaporkan bahwa konektor mayor mengganggu fungsi bicara. Senada dengan hal itu, semua pasien melaporkan bahwa 3 konektor mayor rahang atas tidak gampang bertoleransi selama masa istirahat normal. Hanya 6 orang pasien (40%) merasa bahwa konektor-konektor ini mengganggu pengunyahan. Hanya 4 orang pasien (26,7%) merasa bahwa konektor mengganggu fungsi penelanan. (tabel 1,2,3)

14 orang pasien (93,3%) melaporkan bahwa konektor metal bar hanya sedikit mengganggu cara berbicara. Sedangkan 1 orang pasien (6,7%) merasa bahwa konektor mayor rahang atas yang paling sedikit mengganggu cara berbicara adalah plat akrilik. (tabel 2)
Selama masa istirahat normal, 14 orang (93,3%) pasien percaya bahwa konektor mayor rahang atas metal bar paling sedikit mengganggu. Sedangkan 1 orang (6,7%) pasien percaya bahwa yang paling sedikit mengganggu adalah konektor plat akrilik. (tabel 2)
8 orang pasien (53,3%) berpikir bahwa konektor plat akrilik paling mengganggu dengan fungsi berbicara, sedangkan hanya 4 pasien berpikir bahwa konektor plat metal yang paling mengganggu fungsi berbicara. (tabel 2)

4 orang pasien (26,7%) melaporkan bahwa konektor plat metal paling mengganggu dalam fungsi pengunyahan, sedangkan 2 orang pasien (13,3%) percaya bahwa plat akriliklah merupakan konektor yang paling mengganggu fungsi pengunyahan.
2 orang pasien (13,3%) memilih konektopr plat metal dan 2 orang lainnya (13,3%) memilih konektor plat akrilik sebagai konektor yang paling mengganggu fungsi penelanan. (tabel 3)

Selama masa istirahat, 8 orang pasien (53,3%) percaya bahwa plat metal adalah konektor yang paling tidak nyaman, sedangkan 7 orang pasien (46,7%) percaya bahwa yang paling mengganggu adalah konektor plat akrilik.

Diskusi
Banyak pendapat telah dikemukakan berkaitan dengan kemampuan penerimaan pasien terhadap konektor mayor, tapi studi seperti ini hanya sedikit dilakukan di Afrika. Dokter gigi harus memiliki salah satu jenis konektor yang paling sedikit mengganggu fungsi berbicara, mastikasi, penelanan dan kenyamanan. Panagiotouni dan kawan-kawan menganjurkan suatu seleksi yang cermat terhadap konektor mayor pada setiap kasus gigi tiruan sebagian. Sehingga konektor mayor membantu meningkatnya penerimaan protesa oleh pasien.

Pada studi kami, mayoritas pasien (93,3%) melaporkan bahwa gigi tiruan dengan konektor metal bar paling sedikit mengganggu terhadap fungsi berbicara. Alasan mengapa tidak ada atau hanya sedikit gangguan dengan fungsi berbicara oleh konektor bar, mungkin berkaitan dengan fakta bahwa area aktif berbicara tidak tertutupi oleh desain konektor ini. Beberapa penulis telah merujuk terlebih dahulu pada aspek palatal dari gigi anterior atas dan mukosa palatum dibelakangnya sebagai daerah yang sering berkontak dengan lidah, suatu area yang tidak boleh tertutupi oleh suatu konektor.

8 orang pasien (53,3 %) menggambarkan bahwa konektor plat akrilik yang paling mengganggu dengan fungsi berbicara. Alasan mengapa toleransi konektor ini sangat rendah terhadap fungsi berbicara seperti yang terlihat pada penelitian ini, mungkin berhubungan dengan laporan Laird dan Laminie yang menyatakan bahwa gigi tiruan resin akrilik memerlukan sebuah kombinasi dari tipis dan luasnya area penutupan untuk memberikan rigiditas dan kekuatan. Kombinasi ini bertanggungjawab akan berkurangnya fungsi berbicara akibat konektor mayor resin akrilik.

Lebih lanjut, 40 % populasi studi ini merasa bahwa tidak ada gigi tiruan sebagian yang mengganggu fungsi pengunyahan sedangkan 6 orang pasien lain (40%) dilaporkan terganggu dengan fungsi pengunyahan pada pemakaian gigi tiruan sebagian. (tabel 1) Hal ini mirip dengan studi yang dilakukan oleh Wagner dan Traweek dimana 55 % dilaporkan tidak terganggu dengan fungsi pengunyahan pada berbagai jenis tipe gigi tiruan.

Akan tetapi pada sebuah penelitian terakhir pada pemakaian gigi tiruan, seluruh pasien memperlihatkan berkurangnya kemampuan pengunyahan.
Diluar 6 orang pasien yang dilaporkan terganggu dengan fungsi pengunyahan, 4 orang pasien (66,7%) mengindikasikan konektor dari plat metal paling mengganggu dengan fungsi pengunyahan, sementara 2 orang pasien sisanya (33,3%) memilih gigi tiruan plat akrilik sebagai yang paling mengganggu dengan fungsi pengunyahan. Keseluruhan 6 orang pasien menjelaskan bahwa konektor metal bar yang paling sedikit mengganggu fungsi pengunyahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wagner dan Traweek.

Pada studi kami, 60 % pasien mengindikasikan tidak ada jenis gigi tiruan yang mengganggu fungsi penelanan. Sementara 4 orang pasien (26,7%) mengindikasikan bahwa konektor metal bar paling mengganggu fungsi penelanan. Sementara konektor plat metal paling sedikit mengganggu fungsi penelanan. Hasil ini mirip dengan apa yang dilaporkan oleh Campbell dan Wagner dan Traweek.

Seluruh pasien yang diteliti pada studi ini mengindikasikan bahwa gigi tiruan tidak bertoleransi dengan baik pada masa istirahat. Juga seluruh pasien, kecuali 1 orang menjelaskan bahwa gigi tiruan dengan konektor metal bar paling sedikit mengganggu selama masa istirahat. Sementara 8 orang pasien (53,3%) merasa bahwa konektor mayor yang paling mengganggu adalah konektor plat metal kemudian diikuti oleh plat akrilik (46,72%). Hal ini juga mungkin berhubungan dengan area penutupan jaringan oleh konektor.

Keseluruhan kemampuan penerimaan dari berbagai jenis tipe gigi tiruan dalam penelitian, hanya satu orang pasien pada studi ini (6,7%) memilih gigi tiruan plat akrilik sementara 14 orang pasien (93,3%) memilih gigi tiruan dengan konektor metal bar. Penelitian ini serupa dengan beberapa penelitian lainnya, yang juga secara independen berbicara tentang tingginya kemampuan penerimaan pasien terhadap konektor mayor metal bar rahang atas. Walaupun konektor mayor metal bar mempunyai kekurangan seperti konektor mayor lainnya, termasuk kemungkinan terakumulasinya makanan dibawah konektor (selama peregangan) dan menipisnya konektor yang tidak dapat dihindari akibat iritasi lidah. Faktor – faktor ini tidak cukup kuat untuk menghalangi pasien dalam menerima konektor mayor metal bar.

Konektor mayor resin akrilik berada pada urutan selanjutnya setelah konektor metal bar dalam hal kemampuan penerimaan pasien. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa resin akrilik lebih dipilih daripada basis tipis metal karena dapat memberikan kesempurnaan pada adpatasi tepi bukal atau untuk mengisi bagian vestibular buccal rahang atas dari gigi tiruan sebagian akrilik rahang atas pada sekelompok pasien.
Hasil dari studi ini juga mengidentifikasi konektor plat metal sebagai yang paling sedikit diterima sebagai desain konektor mayor. Hal ini sejalan dengan studi yang lain, tetapi pada beberapa situasi memaksa dokter gigi untuk menggunakannya buat kesehatan jaringan. Situasi ini muncul ketika tidak cukup tersedia pendukung sebuah gigi tiruan dan membutuhkan dukungan mukosa.

Kesimpulan
Konektor mayor metal bar menjadi konektor mayor rahang atas yang paling dapat diterima oleh pasien, sedangkan plat resin akrilik lebih dapat diterima dibandingkan plat metal. Dalam jurnal ini juga disebutkan pengaruh desain konektor pada kemampuan penerimaan pasien terhadap gigi tiruan sebagian.

Telaah Jurnal
Pilihan bentuk dan lokasi dari konektor rahang atas lebih banyak daripada rahang bawah. Karena tersedianya ruang oleh penutupan palatum keras. Sebuah pilihan dari jenis konektor tergantung pada kebutuhan seperti antara lain : fungsi (Seperti hubungan antara komponen, dukungan, dan retensi), keterbatasan anatomi, higiene, rigiditas, adaptasi pasien. 2

Pada jurnal ini judul telah sesuai dengan isi, bentuk penulisannya pun sudah sesuai dengan metode penulisan karena terdiri dari abstrak, tujuan, metode dan bahan, serta hasil dan kesimpulan. Bahkan pada awal jurnal ini penulis juga memasukkan pendahuluan berupa perkenalan terhadap berbagai jenis konektor mayor rahang atas berserta penjelasan-penjelasannya.

Isi dari jurnal ini membahas tentang kemampuan penerimaan jenis gigi tiruan dengan berbagai desain konektor mayor rahang atas yang secara umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu : konektor plat metal, konektor metal bar, dan konetor plat akrilik.
Ketiga jenis desain konektor ini lalu dicobakan pada 3 kelompok pasien yang satu kelompoknya terdiri dari 5 orang pasien (total keseluruhan 15 orang pasien) yang masing-masing kelompok secara acak bergantian menggunakan ke tiga tipe gigi tiruan tersebut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konektor metal bar merupakan konektor yang paling favorit, disusul oleh konektor plat akrilik dan jenis desain konektor yang paling tidak dapat diterima oleh pasien adalah konektor plat metal.
Kelemahan dari jurnal ini adalah kurang dapat memberikan gambaran tentang kasus-kasus apa saja yang diderita oleh pasien sehingga berakibat pada kurang jelasnya alasan mengapa jenis desain konektor tertentu dapat disukai atau tidak disukai. Seperti pada kasus pasien dengan torus rahang atas, maka jenis konektor dengan penutupan palatum secara total seperti desain konektor plat metal dan plat akrilik tentu saja kurang disukai karena akan mengganggu kenyamanan pasien.
Disamping itu, jurnal ini juga kurang sanggup menjelaskan secara rinci tentang konektor metal bar yang dianggap paling populer buat pasien. Karena sebagaimana kita ketahui konektor metal bar dapat dibagi ke dalam beberapa jenis desain antara lain :
1.Batang palatal tunggal atau biasa juga disebut Single Palatal Bar, Palatal Strap, atau Middle Palatal Bar.

2.Plat palatal bentuk U atau biasa juga disebut konektor palatum tapal kuda
3.Batang palatal ganda atau biasa juga disebut Double Palatal Bar atau Anteroposterior Bar. 3

Dimana setiap jenis desain konektor mayor tersebut memiliki indikasi dan kontraindikasi tersendiri yang tidak bisa disamaratakan begitu saja.
Sebuah geligi tiruan bukanlah benda yang sekali dipakai langsung enak dan tidak berubah. Baik geligi tiruan maupun jaringan mulut si pemakai selalu dan terus – menerus mengalami perubahan, walaupun perubahan ini tidak dapat dilihat mata biasa begitu saja. 3

Sehingga waktu yang digunakan selama 5 hari untuk menentukan gigi tiruan dengan desain konektor mayor manakah yang paling baik tentu saja terasa sangat singkat.
Sebagai contoh untuk adaptasi mukosa yang ditutupi oleh plat mengalami perubahan kimiawi sel pada epitel palatumnya dalam waktu 2 minggu. 3 Tentu saja untuk adaptasi yang lebih kompleks seperti berbicara, pengunyahan dan penelanan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi, memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Kita mungkin merasa bingung karena adanya berbagai pendapat yang berbeda-beda tentang desain suatu geligi tiruan. Tentu saja kita dapat juga menilai kebenaran berbagai pendapat tersebut dengan membandingkannya. Ajukan seorang pasien yang memerlukan geligi tiruan sebagian lepasan pada enam orang dokter gigi, maka anda kemungkinan akan mendapat enam macam desain yang berbeda, karena tiap-tiap dokter gigi akan lebih menonjolkan aspek-aspek desain yang berbeda. Aspek-aspek desain ini adalah : penampilan (estetik), kenyamanan, higienis, dukungan, retensi, oklusi, biaya dan masalah teknis. 4 Oleh karena itu, hasil penelitian dari jurnal ini terasa kurang seimbang dan tidak dapat berdiri sendiri karena hanya melibatkan pendapat subyektif pasien semata. Masih dibutuhkan acuan lain untuk menentukan desain manakah yang paling sesuai buat pasien.

Kekurangan lain dari jurnal ini adalah tidak tersedianya gambar desain konektor yang memudahkan kita untuk memahami jurnal ini.




Daftar Pustaka

1.Arigbede AO., Dosumu OO., Esan TA., Akeredolu PA., Acceptability of major connectors in removable partial dentures, Available from URL : http : //www.PubMedCentral.com/journal-list/pdf/231.pdf. Accessed August 11, 2007

2.Gunadi HA., Margo A., Burhan LK., Suryatenggara F., Setiabudi I., Ilmu geligi tiruan sebagian lepasan, Cetakan II, Jakarta : Hipokrates; 1995. p.193-98,408-09

3.Watt DM., MacGregor AR., Penentuan desain, Alih bahasa : Lilian Yuwono, Cetakan I, Jakarta : Hipokrates, 1993. p.130

4.Davenport JC., Basker RM., Heath JR., Ralph JP., Glantz PO., Hammond P., Connector, Available from URL : http : //www.bdj.com/prosthetics/pdf/124. Accessed September 20, 2007