Sabtu, 03 Oktober 2009

Pertimbangan Pengobatan Khusus melalui bagian Tertentu(Seri Perawatan Kanker Rongga Mulut)

Bibir
Walaupun dikelompokkan sebagai sebuah kanker mulut, sel karsinoma squamosa dari bibir secara khusus mengikuti jalan klinik yang berbeda daripada kanker mukosa mulut. Bahan etiologi utama diantaranya paparan sinar matahari, berbeda dengan kanker mulut, dan lokasi kanker bibir biasanya lebih awal ditemukan. Tindak tanduk dari sel kanker squamosa dari bagian pinggiran bibir yang merah terang biasanya pada tingkatan menengah diantara sel karsinoma squamosa kulit dan mukosa.

Perkembangan utama yang lebih luas terjadi pada bagian bibir bawah dimana paparan sinar matahari lebih besar. Kebanyakan kanker bibir diobati dengan pembedahan menggunakan margin 0,5 hingga 1 cm dan pengontrolan pembedahan beku. Walaupun sering diarahkan sebagai pembelahan “irisan”, spesimen sebenarnya lebih dekat menyerupai sebuah pelindung dengan sisi yang parallel dan sebuah landasan yang lonjong. Pembelahan “irisan” boleh dikombinasikan dengan sebuah prosedur vermilionektomi atau “pencukuran bibir”, memindahkan bagian yang merah terang yang telah menderita kerusakan aktin yang meluas atau mengandung karsinoma in situ (Gambar 33-5).

Ablasi dengan menggunakan laser CO2 pada bagian permukaan bibir juga berguna sebagai sebuah alternatif bagi vermilionektomi untuk difusi perubahan aktin. Sel karsinoma squamosa dari bibir bersama-sama dengan sel karsinoma squamosa dari bagian kutan lainnya berpotensial menyerang perineural. Sebuah penumpukan tumor perineural yang luas terdapat sepanjang pembuluh saraf inferior alveolar, beberapa tahun setelah kanker bibir, yang dikira karsinoma di dalam tulang (Gambar 33-6).

Pembedahan leher biasanya tidak diindikasikan untuk kanker bibir kecuali jika kejadian klinis berupa noda getah bening terlibat melalui pengujian atau penggambaran. Kanker pada bibir atas dan kommisura dapat bermetastasis ke nodus getah bening selaput parotis, dan permukaan parotisdektomi dapat terjadi jika secara klinis terdapat nodus yang lebih besar. Beberapa lesi yang meluas dapat diobati dengan radiasi saja jika pembedahan akan menghasilkna hal yang tidak mampu diterima dalam penampilan dan fungsi.

Gambar 33-5 Vermilionektomi yang dikombinasi dengan pembedahan irisan dari kanker bibir yang berhubungan dengan perubahan difusi aktin di bagian seberang dari bibir yang tersisa.

Kelangsungan hidup selama 5 tahun bagi kanker bibir adalah bagus bagi penyakit tahap awal (90% untuk tingkat I dan II). Gambar 33-6 Penampilan sel karsinoma squamosa di dalam tulang yang berkembang dari penyebaran perineural dari karsinoma bibir sebelumnya. Pemeriksaan dari spesimen bibir yang dibelah menunjukkan serangan perineural.

Mukosa Mulut
Sel karsinoma squamosa mulut mewakili sekitar 10% dari kanker rongga mulut di USA dibandingkan dengan India sebesar 41%. Sel karsinoma squamosa dari mukosa mulut dapat diberdayakan dalam pembelajaran klinisnya. Karena kedekatannya terhadap permukaan mulut dan strukturyang lebih dalam, kanker berpenetrasi ke otot penggerak mulut dan akhirnya menjadi sulit untuk diberantas (Gambar 33-7). Pasien boleh jadi memiliki permukaan pterygoid di bagian posterior atau pada kelenjar parotis lateral. Perluasan secara superior maupun interior dapat mengarah pada penyerangan terhadap alveolus geraham atas atau geraham bawah. Kanker ini sering timbul pada area yang luas dari mukosa yang mengalami kerusakan, dan pembelahan yang cukup terhadap lesi ini sering menghasilkan kerusakan yang kompleks dari pipi yang menjadikannya sulit untuk diperbaiki kambali. Radiasi utama boleh jadi menjadi sebuah pilihan untuk lesi yang lebih kecil. Walaupun hingga 50% pasien dengan sel karsinoma squamosa mulut dapat hadir dengan kejadian metastasis leher, tingkatan penyakit yang tidak nampak pada leher sekitar 10%. Sebagaimana dengan kanker oral lainnya, pemilihan pengobatan leher dengan radiasi atau pembedahan diindikasikan paa lesi T3 atau T4. Pertimbangan hendaknya juga diberikan dalam pemilihan pengobatan lesi leher yang dalam T1 (>4mm) dan lebih luas yaitu lesi T2. Vikram dan Farr menyimpulkan bahwa terapi kombinasi untuk lesi yang luas dengan pembedahan dan radiasi menawarkan kesempatan terbaik untuk sembuh.

Tingkat kelangsungan hidup melebihi dua tahun untuk penyakit tingkat awal yang diobati dengan jenis pengobatan yang berhubungan dengan perasaan memiliki range dari 83 hingga 100%. Rata-rata kelangsungan hidup tahap III sebesar 41% dan tahap IV sebesar 15%. Bagaimanapun, ketersediannya statistic mengenai kelangsungan hidup sering tidak akurat karena dimasukkannya karsinoma verrukosa pada beberapa laporan yang dipublikasikan.

Diaz dan rekannya melaporkan dari Pusat Kanker MD Anderson pada 119 pasien secara berurutan dengan sel karsinoma squamosa, mayoritas dari mereka diobati dengan pembedahan yang diikuti dengan radiasi jika diindikasikan (margin positif, keterlibatan nodal). Rata-rata kelangsungan hidup selama 5 tahun pada pasien dengan penyakit tahap I, II, III, dan IV sebesar 78%, 66%, 62%, dan 50%. Pengaruh yang signifikan dari keterlibatan nodal dicatat. Diaz dan rekannya menemukan rata-rata kelangsungan hidup selam 5 tahun sebesar 69% dengan keterlibatan nodal, dan menurun hingga 24% pada kasus dengan perluasan ekstrakapsular.
Trigon Retromolar

Kedekatannya terhadap permukaan pterygo-mandibular, tiang tonsil, mandibula, dan dasar lidah, sel karsinoma squamosa dari trigon retromolar (RMT) dapat bertindak tanduk lebih agresif, seperti pada kanker utama orofaringeal (Gambar 33-8). Lesi yang lebih kecil menerima pemotongan (pembedahan) lokal yang luas dengan atau tanpa margin mandibulektomi yang bergantung pada kedekatannya terhadap tulang (lihat pembahasan sebelumnya). Lesi yang lebih besar boleh jadi menyerang permukaan pterygomandibular dan meluas ke kepala menuju dasar tengkorak. Tumor-tumor tersebut membutuhkan gabungan beberapa bagian pembedahan dengan pembedahan leher. Trismus yang signifikan dapat menjadi sebuah indikasi dari masuknya pterygoid dan membuat pengobatan radiasi dengan atau tanpa gabungan dengan kemoterapi sebagai pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan pembedahan. Pemilihan terhadap radioterapi leher atau pembedahan leher dengan pembedahan bagian leher tertentu hendaknya dipertimbnagkan pada T2 atau lesi yang lebih besar. Sebagaimana dengan sisi lainnya, sebuah kedalaman serangan yang lebih besar dari 4 mm pada lesi T1 boleh jadi adalah sebuah indikasi pilihan pengobatan pada leher.

Gambar 33-7 Sel karsinoma squamosa dari mukosa mulut, menyerang lebih dalam melalui otot penggerak mulut.
Kowalski dan rekannya melaporkan pada kasus 114 RMT yang diobati dengan pembedahan dengan atau tanpa radiasi dan menemukan kelangsungan hidup selama 5 tahun sebesar 80% (T1), 57,8% (T2), 46,5% (T3) dan 65,3% (T4). Kelangsungan hidup melebihi 5 tahun sebesar 55,3%. Mereka merekomendasikan radiasi tambahan pada tahap III dan IV. Dalam sebuah pemeriksaan sempurna tentang pengaturan kanker RMT, Genden dan rekannya juga mengusulkan bahwa penambahan radiasi sebelum dan sesudah operasi memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup.
Gambar 33-8 Sel karsinoma squamosa dari trigon retromolar.
Lidah

Lidah, dimana bagian anterior berupa papilla sirkumvallata, adalah lokasi yang paling umum bagi sel karsinoma squamosa. Mereka khususnya hadir sebagai indurasi bernanah yang kurang sakit. Jika luka hadir biasanya berkaitan dengan infeksi kedua. Sikap dan pengobatan terhadap kanker lidah cukup berbeda dari lesi lidah posterior (lidah orofaringeal atau dasar lidah) mengizinkan bagi dokter untuk menentukan pusat dari tumor dan mengelompokkannnya secara benar. Hal ini bisa menjadi tantangan pada kasus kanker yang lebih besar. Pose lidah secara signifikan menantang bagi dokter. Nampaknya, lesi kecil dapat bermetastasis lebih awal dan sembuh setelah pengobatan. Kontrol rata-rata untuk lesi yang kecil dari lidah (60 hingga 80%) lebih kecil dibandingkan dengan ukuran yang sama dari bagian lain rongga mulut. Terdapat rintangan-rintangan kecil pada lidah bagi serangan tumor, dan serangan yang sering adalah menuju perbatasan atau struktur yang lebih dalam. Walaupun lebih umum berhubungan dengan kanker utama orofaringeal, berkaitan dengan otalgia, bukanlah tidak lazim bagi kanker lidah, dan pembatasan mobilitas lidah yang mengakibatkan dysarthria dihubungkan dengan serangan yang lebih dalam ke bagian otot. Gambaran resonansi magnetik (MRI) dapat bermanfaat dalam mengevaluasi kedalaman serangan (Gambar 33-9). Pengobatan dari lesi lidah hendaknya bersifat agresif , dan pertimbangan yang kuat mengenai pemilihan pengobatan leher hendaknya diberikan pada seluruh kasus kecuali pada kebanyakan lesi permukaan (<2mm).>