Jumat, 09 Januari 2009

Ya Allah..Kejam Sekali Mereka..


Tak perlu tembak, Patahkan leher Mereka..!!


"Kami sedang patroli di Rafah. Tidak ada anjing-anjing di jalanan, yang ada hanya seorang bocah kecil tengah bermain dengan pasir. Dia sedang membuat rumah dari pasir. Teman kami mulai membidikkan senjatanya, tapi komandan kami melarang dan berkata, 'Jangan, dia hanya anak-anak. Tidak perlu ditembak. Patahkan saja leher atau tulang rusuknya.

Lalu kami hampiri dia dan mematahkan tulang-tulangnya. Kami pergi meninggalkan anak itu'.



Disebabkan media-media besar dunia, juga nyaris seluruh kantor berita internasional, dikuasai jaringan Zionis Internasional, maka kekejaman dan kebiadaban tentara Zionis-Israel tidak diketahui banyak orang. Termasuk bagaimana cara dan perasaan para tentara penjajah ini saat menyiksa warga Palestina, baik itu bayi dan anak-anak kecil, para gadis dan para Muslimah, dan sebagainya.

Sebuah foto dimuat dalam situs Kavkazcenter. com. Situs perjuangan Mujahidin Checnya misalnya pernah merilis sebuah foto yang sangat menyesakkan dada di mana seorang Muslimah Palestina sedang dikeroyok oleh tak kurang tiga tentara Israel dan tangan si Muslimah tersebut tengah berada dalam gigitan anjing besar yang dibawa tentara Zionis tersebut.



Bagaimanakah perasaan kita bila sang Muslimah Palestina tersebut adalah ibu kita? Isteri kita? Anak kita? Atau saudara kita? Rakyat Palestina setiap hari senantiasa berada dalam siksaan dan sasaran tembak tentara-tentara Zionis tersebut.

Terkait dengan hal itu, Harian Observer memuat kesaksian seorang psikolog Klinik Universitas Hebrew bernama Nufar Yishai-Karin. Psikolog Yahudi ini memeriksa dan mewawancarai delapan belas tentara Zionis-Israel yang banyak bertugas di daerah pendudukan.

Ternyata Mereka banyak yang mengaku senang bisa menyiksa orang-orang Arab tersebut, ujarnya.

Beberapa jawaban yang disampaikan tentara Zionis kepada Psikolog Yahudi tersebut sungguh-sungguh memperlihatkan bahwa mereka memang bukan manusia, tapi babi dan kera yang berwujud manusia. Inilah sebagian kutipannya:

"(Menyiksa mereka) seperti minum anggur yang lezat"

"Jika saya tidak ditugaskan ke Rafah atau daerah di mana banyak orang Palestinanya dan tidak menyiksa mereka, sepekan saja, maka saya merasakan badan ini kurang sehat".

Beberapa tentara Israel bahkan mengakui bahwa menyiksa orang Palestina merupakan bagian dari keimanan mereka.

"Kamu akan merasa kamu adalah hukum itu sendiri. Kamu adalah hukum. Kamu bebas untuk berbuat apa saja, bahkan terhadap anak-anak kecil dan tentu saja perempuan muda..."

"Kami adalah Tuhan, yang bisa berbuat apa saja terhadap mereka"!

"Saya pernah melakukan yang amat saya suka. Seorang pemuda Palestina saya tendang kemaluannya. Saya pecahkan, hingga dia tidak akan pernah punya anak".

Seorang tentara Israel lainnya dengan bangga bercerita bagaimana dia menyiksa seorang Muslimah Palestina, "Saya pukul wajahnya dengan gagang senjata ini hingga hancur dan dia tidak bisa lagi meludahi saya sampai kapan pun"

Yang lain berkata, "Kami sedang patroli di Rafah. Tidak ada anjing-anjing di jalanan, yang ada hanya seorang bocah kecil tengah bermain dengan pasir. Dia sedang membuat rumah dari pasir. Teman kami mulai membidikkan senjatanya, tapi komandan kami melarang dan berkata, �Jangan, dia hanya anak-anak. Tidak perlu ditembak. Patahkan saja leher atau tulang rusuknya. Lalu kami hampiri dia dan mematahkan tulang-tulangnya. Kami pergi meninggalkan anak itu. (dakta)