Sabtu, 25 Juni 2011

10 Faktor Resiko Kanker Payudara Yang Tak Bisa Dihindari

Selain ada beberapa faktor risiko kanker payudara yang bisa dikontrol, tentunya akan ada beberapa faktor risiko lain yang tidak bisa dikontrol. Berikut adalah ulasan mengenai 10 faktor risiko kanker payudara yang tidak bisa dikontrol, yaitu:

1. Gender/Jenis Kelamin
Menjadi seorang perempuan merupakan faktor risiko yang paling signifikan untuk terkena kanker payudara.
Meskipun laki-laki bisa terkena kanker payudara juga, tetapi sel-sel payudara pada perempuan berubah dan berkembang secara konstan karena aktivitas hormon estrogen dan progesteron. Oleh karena itu, perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan laki-laki.

2. Usia
Usia yang semakin tua merupakan faktor risiko terbesar kedua untuk terkena kanker payudara. Usia 30-39 tahun, risikonya adalah 1 dalam 233 orang, atau sekitar 0,43%. Sedangkan pada saat seseorang berusia 60-an tahun, risiko akan melonjak naik menjadi 1 dalam 27 orang, atau hampir 4%.

3. Riwayat Kanker Payudara dalam Keluarga
Jika seseorang memiliki keluarga terdekat (ibu, anak, kakak, atau adik) yang terkena kanker payudara, atau memiliki kerabat yang terkena kanker payudara atau kanker ovarium terutama bila sebelum mereka berusia 50 tahun, maka dia memiliki risiko cukup besar terkena kanker payudara.

4. Riwayat Pribadi Terkena Kanker Payudara
Jika seseorang didiagnosa mengalami kanker payudara, maka risiko orang tersebut akan bertambah. Baik itu terkena kanker di payudara yang sama atau kanker di payudara lainnya, risikonya akan lebih besar dibandingkan jika seseorang belum pernah mengalaminya.

5. Ras
Perempuan berkulit putih risikonya lebih kecil daripada perempuan African American. Ras Asia, Hispanik, dan penduduk asli Amerika memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan dengan ras kulit hitam.

6. Terapi Radiasi pada Dada
Mendapatkan terapi radiasi di daerah dada ketika masih kecil atau dewasa muda sebagai treatment untuk kanker lain secara signifikan akan meningkatkan risiko kanker payudara.   Peningkatan risiko semakin tinggi bila radiasi diberikan saat masih dalam tahap perkembangan atau selama masa remaja.

7. Perubahan Sel Payudara
Perubahan yang tidak biasa pada sel payudara yang ditemukan pada biopsi payudara bisa menjadi faktor risiko terkena kanker payudara. Perubahan ini meliputi pertumbuhan berlebih dari sel yang disebut hyperplasia atau penampilan abnormal yang disebut atypical.

8. Paparan Estrogen
Hormon estrogen merupakan hormon perempuan yang merangsang pertumbuhan sel payudara. Paparan estrogen dalam waktu yang lama tanpa jeda bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa faktor risiko paparan estrogen yang tidak bisa dikontrol, yaitu:
a. mengalami menstruasi/haid sebelum usia 12 tahun.
b. mengalami menopause pada usia yang lanjut atau lebih dari usia 55 tahun.
c. paparan estrogen dari lingkungan seperti hormon atau pestisida (contoh DDT) dalam daging, yang bisa memproduksi zat yang menyerupai estrogen ketika dipecah dalam tubuh.

9. Kehamilan dan Menyusui
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah keseluruhan siklus menstruasi dalam hidup perempuan, kondisi yang dianggap bisa mengurangi risiko kanker payudara. Perempuan yang tidak pernah mengalami kehamilan secara penuh atau mengalami kehamilan penuh setelah beumur lebih dari 30 tahun memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Untuk perempuan yang meimilik anak, menyusui bisa menurunkan risiko kanker payudara, terutama bila mereka terus menyusui dalam waktu 1,5-2 tahun. Namun, banyak perempuan memilih tidak menyusui dalam jangka waktu lama karena dianggap tidak praktis.

10. Paparan Diethylstilbestrol (DES)
Perempuan yang meminum obat Diethylstilbestrol (DES), yang digunakan untuk mencegah keguguran pada tahun 1940-an sampai 1960-an, memiliki sedikit peningkatan risiko kanker payudara. Perempuan yang ibunya mengonsumsi obat Diethylstilbestrol selama masa kehamilan mungkin akan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.





source: oketips.com
blog editor: dr. wahyu triasmara