Senin, 02 Juni 2008

Buletin Medikasi

hari ini saya mendapat keistimewaan yang tidak disangka sebelumnya, yaitu mendapat buletin medikasi, dihantarkan langsung oleh crew ke cubicle saya. untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih.

sekedar prolog, buletin medikasi ini adalah semacam pers mahasiswa kedokteran yarsi, yang mempublikasikan beragam informasi seputar kedokteran dan kesehatan serta tentang yarsi itu sendiri utamanya fakultas kedokteran.

dari covernya tertulis edisi II/tahun III/mei 2008, masih tergolong muda sekali untuk sebuah publikasi mahasiswa, padahal usia yarsi sudah masuk usia 40 tahun. berarti bisa kita mengambil deduksi sederhana, ada sebuah keterputusan generasi, kevakuman aktivitas, intinya ada masalah dalam bidang kaderisasi lembaga.

tapi itu saya aja, sok-sok tahu melakukan deduksi sembarangan. tema dari buletin kali ini adalah tentang Global Warming, lalu ada profil dari bapak Rektor. buletin ini punya rubrik P3k, menarik juga. agak menganggu rubrik Refleksi yang terlihat amat tidak matang dalam penyampaian argumentasi, pesan yang baik seharusnya dibahasakan dengan kalimat yang baik pula.

rubrik info khusus memberikan informasi seputar lupus (SLE) disajikan dengan baik, meski sumber yang dicantumkan hanya 3, dan dua diantaranya dari sumber yang secara ilmiah tidak bisa di jadikan sandaran. seharusnya sebagai produk dari lingkungan kedokteran, tentu dapat mencari referensi yang tidak mudah diakses oleh awam.

dan rubrik kisah pembaca yang baik sekali, membuat kita berfikir, dan pas sekali rasanya., ada rubrik tentang iptek kedokteran yang tidak mengecewakan sama sekali, tapi kayaknya gak perlulah dicantumkan sumbernya hehehe..berlainan dengan rubrik INFUS yang menyajikan informasi penyakit yang harus dapat dipertanggungjawabkan karena bisa berimplikasi pada perilaku kesehatan seseorang.

oh di rubrik mengenai tips ini lah baru muncul tentang global warming, berarti saya salah mengambil kesimpulan, sebelumnya saya berfikir akan disajikan kajian tentang global warming sebagai tema utama. umumnya setau saya biasanya ada kajian utama yang menjadi fokus edisi, kita ambil saja contoh Tarbawi, majalah yang pernah saya singgung pada posting sebelumnya.

di majalah tarbawi, kajian utama dari majalah tergambar langsung pada cover majalah, contohnya yang saya pegang sekarang, temanya tentang Ramadhan yang segera menjelang. topik ini di bahas pada rubrik Dirosat yang mencakup 20 dari 70 halaman majalah.

Kembali ke medikasi, tampaknya tidak ada satu kajian utama, setelah saya lihat lagi covernya tidak lain adalah daftar isi, tapi itu cuma saya aja berpendapat. kita lanjutkan lagi, masih ada rubrik opini ilmiah, yang cukup menarik, serta rubrik analisis senat yang saya harap berisi analisa yang sifatnya sosial politik, ternyata berisi tentang shalat tahajud.

dan ada satu yang menganggu meski remeh, saya segera melihat pada rubrik resensi, bukunya diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia, sebuah penerbit kristen yang amat aktif, saya rasa tidak apropriate dengan latar belakang buletin ini. terakhir ada rubrik foto yang merekam berbagai kegiatan.

nah saya berfikir mengapa saya mendapat hadiah satu eksemplar, mungkin selain ucapan terima kasih atas informasi yang sebenarnya tidak sulit diperoleh, adalah agar saya dapat memberikan masukan. jadi masukan saya adalah teruskan aja, jangan perdulikan komentar saya, bisa menghasilkan karya seperti ini aja sudah luar biasa sekali.

manfaat dari kegiatan penerbitan ini yang saya lihat adalah, mengasah kemampuan menulis, menyusun artikel ilmiah, desain dan tata letak , reportase dan komunikasi, budgeting, editing, negosiasi bisnis, wirausaha dan banyak lagi. dan hampir selalu alumninya mendapat manfaat yang tidak sedikit.

salah satu teman saya yang pandai sekali di MA, sekarang direkrut mengembangkan majalah Dokter Kita. nah jadi dokter tidak selalu berakhir di ruang praktek, kalau pandai-pandai menggali bakat dan memoles minat.