Selasa, 13 Mei 2008

Demonstrasi Mahasiswa

baru buka-buka detiknews tadi baca berita ada demonstrasi Mahasiswa tepatnya BEM seluruh Indonesia, jadi teringat masa lalu..

Aku masuk Kampus FKUI tahun 1999 setahun setelah rezim orde baru berakhir, entah kenapa generasiku selalu mewakili perubahan, entah itu sebuah orde pemerintahan, sebuah kurikulum sekolah, dan lainnya yang pasti perasaan seperti itu selalu muncul.

Jadi kami mengalami suasana pasca gelombang demonstrasi mahasiswa besar-besaran yang memiliki pahlawannya sendiri, ya kakak-kakak senior kami , saat itu sosok dan nama mereka menyejarah, dan tak pelak menyisipkan nada kekaguman dalam hati, bagaimana tidak para pahlawan ini dengan segudang cerita heroisme yang luput dari radar media, hidup dan berjalan diantara kami, memenuhi telinga dan alam fikiran kami, mencurahkan segenap antusiasmenya agar bahu dan hati kami ini sanggup memikul beban warisan sejarah mereka.

ya kufikir inilah rasanya mengenyam pendidikan di tempat yang bersejarah, saat pertama kulihat gedung salemba 6 dengan arsitektur kolonialnya bak benteng, aku merasakan aroma sejarah yang kental, dan ternyata apa yang kutemui lebih lagi...sejarah sedang berlangsung dan di buat disini dikampus kami ini.

jadi tidak heran bila hari-hari demonstrasi kami jalani dengan hati yang ringan, bolos kuliah, tidak mandi dan pulang ke rumah berhari-hari jamak saja. sedikit demi sedikit kami belajar selain anatomi dan fisiologi serta kawan-kawannya, kami juga belajar bagaimana mendinamisasi sejumlah massa demonstrasi, cara-cara mengamankan ratusan sampai ribuan orang, kami juga belajar mengenali para provokator yang mencari jalan menyusup diantara barisan kami.

mengenali satuan-satuan polisi yang mengawal, menghitung-hitung rasio demonstran dan tenaga medis serta perlengkapannya. sebagian dari kami cukup berbakat menjadi negosiator, dinamisator, Komandan atau sekedar rantai manusia yang tidak kenal lelah. kami belajar bebagai metode mengoyang sebuah pemerintahan, bahkan menjatuhkannya, tapi kami juga belajar mengenali tanda-tanda kapan saatnya mundur teratur dan mengambil langkah seribu. kami belajar bergerak sebagai satu kesatuan dan kami belajar membiasakan diri menempatkan beban kesulitan rakyat diatas bahu kami.

kami belajar banyak hal...dan nampaknya anak-anak sekarang sedang menerima pelajarannya. 300 orang diantara mereka sedang menginap di depan istana..hell yeah! itu sebuah prestasi karena adalah peraturan tidak ada demonstrasi diatas pk 18.00, polisi sudah terlalu relaks, atau diantara anak-anak ini lahir seorang negosiator yang handal.

Gas air mata membuat mereka tunggang langgang hahaha.., aku fikir itu pasti pengalaman mereka yang pertama, karena begitu juga kami dulu, adrenalin begitu menggelegak dan naluri survival lepas dari kekangannya. tapi seiring waktu mereka akan belajar, cara paling efektif menghindari gas air mata hanyalah dengan air bukan pasta gigi teroles di infra orbita, dan seoran g pemberani yang membungkus tangannya dengan kain basah segera mencari granat asap itu tepat setelah ia mendarat, mengambilnya dengan tangan terbungkus rapat dan melemparkannya kembali ke arah barisan polisi, itulah yang dilakukan demonstran di korea, perhatikan saja.

ah masa itu adalah masa-masa jaya, golden times, masa dimana kita merasa akan hidup selamanya, dan tidak ada kepahitan dunia yang tidak sanggup kita hadapi. kami mejalani tepat seperti yang di katakan chairil anwar " sekali berarti sudah itu mati "

aku fikir dengan semua perubahan kurikulum yang mempersempit ruang gerak aktivitas mahasiwa akan sulit sekali mencari mereka yang ringan langkahnya mengukur aspal ibu kota sambil membawa amanat rakyat di bahunya, ternyata tidak mereka tetap hadir, hati-hati yang bening dan bersemangat itu tidak bisa dihentikan oleh apapun kurasa, betapa adil pengaturan yang Allah berikan, setiap zaman memiliki generasinya sendiri, setiap zaman memilki pahlawannya sendiri

dan ini hari ini adalah hari kalian, senang sekali melihat jaket kuning kembali mewarnai jalanan ibukota, hari-hari ini adalah milik kalian, senang sekali melihat sejarah itu tidak putus, maka wakililah kami, wakililah rakyat ini, suarakan jerit hati mereka, suarakan dengan lantang!

karena kalian adalah mahasiswa penyambung lidah rakyat!!