Sabtu, 19 Juni 2010

Mengompol Pada Anak, Keturunankah?

http://www.lifestyle.dnaberita.com/Gambar/12%20agustus%2009%20mengompol.jpgPara ibu sering merasa sedikit jengkel sekaligus bingung bila menemui anaknya tiap kali bangun tidur di pagi hari dalam keadaan basah alias ngompol. Mereka jengkel karena harus membereskan tempat tidur yang ‘bau’ dan  merasa bingung bila keadaan ini akan sulit dihilangkan dan menetap.  Berbekal dari kasus tersebut, apakah semua orang tua khususnya ibu mengetahui apa sebenarnya ngompol itu?

Apa sih ngompol itu? 
Ngompol atau dalam istilah kedokterannya enuresis adalah keadaan tidak dapat menahan keluarnya air kencing yang bila terjadi ketika tidur malam hari disebut enuresis nocturnal.  Hal ini masih dianggap normal bila terjadi pada balita dan apabila masih dialami anak usia di atas 5 tahun perlu mendapat perhatian khusus. Kasus ini tejadi hanya sekitar 1  diantara 100 anak yang tetap ngompol setelah usia 15 tahun. Pada sebagian besar kasus ngompol dapat sembuh sendiri sampai anak mencapai usia 10-15 tahun.

Enuresis sendiri dikelompokkan menjadi enuresis primer, dimana anak yang sejak lahir hingga usia 5 atau 6 tahun masih tetap ngompol tetapi bila anak pernah ‘kering’ sedikitnya 6 bulan dan mendadak ngompol lagi maka dikelompokkan pada enuresis sekunder.  Umumnya enuresis primer lebih banyak terjadi.  Berdasarkan hasil penelitian enuresis jenis ini dapat terjadi karena adanya faktor keturunan,  apabila kedua orang tua memiliki riwayat ngompol maka 77% anaknya akan mengalami hal serupa. Bila hanya salah satu orang tua ada riwayat enuresis maka akan terjadi 44% pada anakkya dan bila kedua orang tua sama sekali tidak ada riwayat, kemungkinan terjadi enuresis pada anaknya hanya sekitar 15 %.

Apakah harus selalu keturunan?


Enuresis primer disebabkan : 
  • Faktor genetik 
  • Keterlambatan matangnya fungsi susunan syaraf pusat.  Normalnya bila kandung kemih sudah penuh maka  dikirim pesan ke otak untuk mengeluarkan kencing dan balasan dari otak ialah agar kandung kencing dapat menahan sampai si anak siap ke toilet tetapi pada keadaan keterlambatan matangnya fungsi  susunan syaraf pusat maka proses ini tidak terjadi sehingga anak tidak dapat menahan kencing dan ngompol. 
  • Gangguan tidur. Tidur yang sangat dalam (deep sleep) akan menyebabkan anak tidak terbangun pada saat kandung kencing sudah penuh. 
  • Hormon anti diuretik kurang. Hormon ini membuat produksi air kencing dimalam hari berkurang tapi bila  hormon kurang maka air kencing diproduksi terlalu banyak yang menyebabkan anak jadi  ngompol. 
  • Kelainan anatomi, misalnya  kandung kencing yang kecil.
Enuresis sekunder disebabkan : 
  • Stres kejiwaan: pelecehanseksual, mendapat adik baru, kematian dalam keluarga. 
  • Kondisi fisik terganggu: infeksi saluran kencing, diabetes, sembelit bahkan alergi.
Jadi ngompol itu tidak selalu disebabkan oleh faktor keturunan tetapi oleh banyak faktor lain.

Bagaimana cara mengatasinya? 
Enuresis ini dapat diatasi tanpa obat dan dengan obat untuk anak berusia diatas 7 tahun yang tidak berhasil diatasi tanpa obat. Prinsip pengobatan yaitu membuat kandung kencing dapat menahan lebih banyak kencing dan membantu ginjal untuk mengurangi produksi kencing. Pengobatan dengan obat-obatan tentulah memiliki efek samping.

•    Obat-obat yang dipakai yaitu, dessmopressin merupakan sintetik analog arginin vasopresin, bekerja mengurangi produksi air kencing dimalam hari dan mengurangi tekanan dalam kandung kencing (intravesikular). Efek samping yang sering adalah iritasi hidung bila obat diberikan melalui semprotan hidung dan sakit kepala bahkan menjadi agresif dan mimpi buruk, tapi hilang dengan pemberhentian obat.  Dessmopresin diberikan sebelum tidur.

Obat lain yang dapat yaitu imipramin yang bersifat antikolinergik tapi mekanismenya belum dimengerti.  Ada teori yang mengatakan obat ini menurunkan kontraktilitas kandung kencing sehingga kemampuan pengisian kandung kencing dan kapasitanya diperbesar. Imipramin mempunyai efek yang buruk terhadap jantung.

•    Cara mengatasi tanpa obat :
- terapi motivasi (motivational therapy)
dengan memberikan hadiah pada anak bila tidak ngompol, hal ini dilihat dari catatan harian ngompol anak, bila dalam 3-6 bulan tidak berhasil maka dicari cara lain. 

-terapi alarm (behaviour modification) alarm diletakkan dekat alat kelamin anak, bila anak mulai ngompol maka alarm berbunyi sehingga anak terbangun dan menahan kencingnya dan selanjutnya orang tua membantu anak meneruskan buang air kecil di toilet. Cara ini dapat dikombinasikan dengan terapi motivasi.  Perubahan positif akan terlihat sekitar 2 minggu atau beberapa bulan.  Cara ini memiliki keberhasilan 50 % hingga 70%

-latihan menahan keluarnya air kencing (bledder training exercise) cara ini dilakukan pada anak yang memiliki  kandung kencing yang kecil

-terapi kejiwaan (physiotherapy).

-terapi diet : Terapi diet yaitu membatasi makanan yang memiliki efek terhadap episode enuresis seperti yang mengandung coklat, soda, kafein.

-terapi hipnotis (hypnotherapy) belum banyak dilakukan pada penanganan enuresis primer.
   
Mengatasi anak ngompol bukanlah suatu hal yang mudah.  Hal ini diperlukan kerja sama antara orang tua, anak bahkan dokter.  Sebagai orang tua kita harus menyingkapi masalah ini dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada anak dengan tidak memojokkan atau mengolok-oloknya.

Anak justru harus diberi motivasi dan kasih sayang agar terbentuk kepercayaan diri sehingga mereka dapat mengatasi masalah ngompol pada dirinya.  Karena ngompol yang berlarut-larut akan mengganggu kehidupan sosial dan psikologis yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.