Selasa, 25 Mei 2010

Dampak Media Terhadap Kesehatan Anak-anak dan Remaja


Teknologi Informasi (TI) saat ini sudah semakin mudah untuk dijangkau oleh kalangan anak-anak dan para remaja, sebagai orang tua tentunya harus lebih akrab lagi dengan dunia informatika ini supaya orang tua mampu untuk menyaring dan mengarahkan anak-anaknya dalam penggunaan yang benar dari teknologi informasi tersebut.

Kita tidak bisa melawan derasnya arus kemajuan TI ini sebagai sebuah perkembangan peradaban dunia dan di sisi lain kita pun tidak perlu membuat benteng penghalang karena di sisi lain TI punya potensi dan manfaat yang besar untuk perkembangan pengetahuan dan kreatifitas anak.

Yang terpenting kita harus pandai-pandai memilih dan mengarahkan konten-konten dan potensi-potensi dari TI yang baik dan bermanfaat bagi anak-anak kita.

Sebuah tinjauan dan penelitian tentang dampak media bagi kesehatan anak-anak dan para remaja, baru-baru ini telah dilakukan tiga orang ahli medis Amerika Serikat, Victor C. Strasburger, M.D., Amy B. Jordan, Ph.D., dan Ed Donnerstein, Ph.D., dari University of New Mexico School of Medicine, Annenberg Public Policy Center University of Pennsylvania, dan College of Social and Behavioral Sciences University of Arizona.

Sekalipun penelitian ini didominasi dilakukan di Amerika Serikat, namun setidaknya ini bisa menjadi tolak ukur bagi kita bagaimana kondisi dan regulasi Amerika Serikat dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi ini dan dampaknya bagi anak-anak dan remaja.


MEDIA TRADISIONAL DAN MEDIA BARU

Anak-anak dan remaja di Amerika Serikat lebih banyak menghabiskan waktunya (rata-rata lebih dari 7 jam/hari), lihat gambar 1, dengan media dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya kecuali tidur. Kamar tidur mereka menurut survei di Amerika dipenuhi dengan teknologi media, pada tahun 2005 saja, 2/3 dari mereka telah memiliki satu set televisi lengkap di kamar tidurnya, 1/2 dari mereka telah dilengkapi sebuah VCR, DVD player ataupun video-game console di kamar tidurnya, hampir 1/3 dari mereka telah mempunyai sebuah komputer dan akses internet di kamar tidurnya.[9]


Dampak media semakin meningkat secara signifikan seiring dengan kehadiran televisi di kamar tidur di mana menambah waktu menonton hingga 1-2 jam/hari,[10,11] resiko peningkatan berat badan hingga 31%[10] dan resiko menghisap rokok dua kali lebih banyak frekuensinya dari biasanya.[12]

Dengan adanya kehadiran sebuah televisi di kamar tidur, para orang tua menjadi kesulitan untuk mengawasi kebiasaan perilaku anak-anaknya (lihat gambar 2), anak-anak menjadi berkurang dalam aktifitasnya seperti dalam membaca dan mengerjakan hobi-hobinya,[6] serta waktu tidur semakin pendek.[13]


Penelitian terbaru oleh Pew Internet and American Life Project mengungkapkan bahwa 93% dari para remaja yang berusia 12-17 tahun telah on-line di internet dan 71% di antaranya sudah memiliki telepon genggam. Dari prosentase pengguna internet didapatkan sebanyak 57% dari mereka menonton video di internet, 65% di antaranya melakukan aplikasi social-networking seperti MySpace dan Facebook, 38% melakukan aktifitas transaksi pemesanan on-line, 28% mencari informasi-informasi seputar kesehatan.[14]

Para remaja ini pun sudah keranjingan games, 97% dari mereka dilaporkan bermain dengan video games pada komputer, internet, piranti genggam, atau games console (seperti Play Station, Xbox, dll).[15]

Namun televisi tetap menjadi media utama yang paling tinggi dikonsumsi di Amerika Serikat (lihat gambar 4).[9,16] Di saat yang bersamaan, media digital menjadi sumber penting untuk mendapatkan informasi dan terkadang informasi yang salah tentang masalah kesehatan,[17] serta menjadi peluang baru dalam iklan komersial kepada anak-anak dan remaja.[18,19] Selain itu, internet dimanipulasi juga untuk mendiskriminasi dan melecehkan seseorang.[17,20,21]



BAGAIMANA MEDIA MEMPENGARUHI ANAK-ANAK DAN REMAJA?

Media dalam mempengaruhi para remaja tidak hanya dengan menghilangkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau waktu tidur mereka, tetapi juga telah mempengaruhi keyakinan dan tingkah laku mereka. Berdasarkan teori pembelajaran sosial, anak-anak dan remaja belajar melalui mengobservasi kemudian meniru apa yang mereka lihat di layar, khususnya ketika perilaku seperti ini ini dianggap realistis atau punya nilai penting.[23]

Teori perkembangan penalaran (cognitive development theory) menegaskan bahwa kapasitas penalaran anak-anak dalam tingkatan yang berbeda-beda mencerminkan mengapa dan bagaimana cara mereka memahami kandungan dari media. Sebagai contoh, anak-anak yang berusia lebih muda dari 8 tahun yang belum matang dalam memahami maksud dari sebuah pesan akan lebih rentan dipengaruhi oleh iklan. Bahkan, dalam tatanan teori superpeer dinyatakan bahwa media berpotensi menjadi sahabat yang ampuh dalam mengubah interpretasi perilaku yang beresiko menjadi seakan terlihat sebagai perilaku yang normal.[6]

Selain itu, media menyajikan deskripsi umum kepada para remaja tentang bagaimana berperilaku dalam situasi yang tidak akrab dengan diri mereka seperti dalam hubungan romantis.[24]

Dengan beragamnya teori-teori yang berpendapat bahwa potensi pengaruh kuat dari sebuah media dan perkembangan bukti-bukti empirik dari dampak buruk media, mungkin hipotesis untuk hal tersebut adalah para orang tua seharusnya menjaga dengan membatasi masuknya media-media yang membawa informasi yang merusak. Namun, sebuah fenomena yang dikenal luas dalam literatur ilmu komunikasi yaitu “efek orang ketiga” (third-person effect) telah memperlihatkan bahwa para remaja dan orang dewasa sering berpikir bahwa media telah mempengaruhi setiap orang kecuali dirinya sendiri atau anak-anak mereka.[25]


Kekerasan dan Agresi

Pada usia ke 18 tahun, rata-rata para remaja diestimasikan telah melihat sendiri sedikitnya 200.000 aksi kekerasan melalui televisi.[26]

Kebanyakan dari kekerasan dalam televisi dan film-film dipresentasikan dalam format yang steril dan kostum yang mewah, dan bahkan dalam program acara anak-anak dipresentasikan secara humor.[27]

Lebih dari 10% dari yang berusia 10-14 telah melihat sedikitnya 40 adegan kekerasan paling brutal dalam film-film pada tahun 2003.[28]

Musik dan video Rap telah mengalami peningkatan dalam adegan kekerasan yang disajikannya.[29]

Media yang interaktif dapat mendorong munculnya pemahaman dan perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja, terutama disebabkan kekerasan-kekerasan pada media baru ditemukan telah menjadi lazim dan umum. Analisis terbaru terhadap video game mengungkapkan bahwa lebih dari setengahnya didapati adegan kekerasan, termasuk lebih dari 90% masuk dalam kategori tidak cocok untuk anak-anak berusia 10 tahun lebih.[30]

Para ahli medis sangat mengkhawatirkan karakter si penembak dalam video games. Pasca tragedi penembakan di sebuah sekolah di West Paducah, Kentucky, ditemukan bahwa si penembak dalam hidupnya tidak pernah sekalipun menggunakan dan menembakkan senjata api asli, namun pada peristiwa tersebut keahlian menembaknya terbukti akurat dan mematikan.[31]

Para peneliti berkeyakinan bahwa sajian yang berulang-ulang dalam menampilkan adegan kekerasan dapat mengarahkan kegelisahan dan ketakutan,[6] menganggap sebagai hal yang normal saat menyelesaikan masalah dengan aksi kekerasan,[32] dan desensitization,[33] hasilnya berupa semakin meningkatnya sifat agresi dan menurunnya sifat mementingkan kepentingan umum (altruisme).[34]

Khususnya, ketika gambaran kekerasan telah dibuat menjadi hal yang lumrah oleh umumnya media-media di Amerika (seperti gambaran orang baik melawan orang jahat), bisa beresiko bagi anak-anak karena potensinya yang sangat kuat untuk mempengaruhi.[23]

Hubungan antara kekerasan dalam media dan sikap agresi dalam kehidupan nyata, sangatlah terkait, sebagaimana kuatnya dampak merokok dengan kanker paru-paru (lihat gambar 4): tidak semua orang yang merokok akan mengidap kanker paru-paru, dan tidak semua orang yang melihat kekerasan dalam media akan menjadi agresif dalam dirinya. Namun bagaimanapun juga, hubungan ini terbukti signifikan. Bentuk permasalahan yang paling berat dalam adegan kekerasan dalam media adalah sosok pelaku kejahatan yang menarik dan tak tersentuh hukum, tidak mempunyai bahaya pada korban, realistis, dan humoris.[35]



Seks

Para peneliti telah menemukan keterkaitan sederhana namun signifikan antara dampak dari ekspos adegan seksual (pornografi) di media terhadap cara berpikir tentang seks dan inisiasi seksual dini pada remaja. Sebuah survei nasional di Amerika Serikat tahun 2009, dari sampel 1.500orang Amerika, remaja yang berusia 10-17 tahun yang hampir mendekati jumlah setengahnya dari pengguna internet, telah melihat ekspos pornografi secara on-line pada tahun .[38]

Studi-studi longitudinal kini telah banyak dilakukan dengan menghubungkan ekspos vulgar adegan seksual dalam media dengan perkembangan drastis aktifitas seksual,[40] perilaku berhubungan badan secara dini,[41] resiko besar kehamilan dini dan yang tak direncanakan,[42] dan penularan penyakit seksual.[43]

Salah satu penjelasan mengenai keterkaitan ini kemungkinan besar akibat peran media yang telah memberikan pesan-pesan secara kontinyu kepada para remaja sehingga dalam benak mereka terbangun bahwasannya aktifitas seksual tersebut adalah hal yang normatif dan bebas resiko.[6] Selain itu, media berperan pula dalam penyediaan informasi tentang seksual kepada para remaja di Amerika Serikat,[44,45] dan membentuk keyakinan mereka tentang bagaimana laki-laki dan perempuan berlaku romantis dalam hubungan mereka.[39]



Pengunaan Substansial Kimiawi

Di Amerika Serikat, lebih dari 22 miliar US Dollar telah dibelanjakan untuk pemasaran dan periklanan obat-obatan (13 miliar US Dollar dibelanjakan untuk pemasaran tembakau, 5 miliar oleh alkohol, dan 4 miliar oleh obat-obatan dengan resep dokter), dan banyak dari penelitian-penelitian yang memperlihatkan bahwa iklan-iklan di media tersebut punya dampak yang signifikan terhadap penggunaannya di kalangan remaja.[6,53-56]

Anak-anak dan para remaja juga banyak sekali mendapat tayangan tentang alkohol dan obat dalam penyiaran video-video yang diputar secara on-line.[57]

Studi-studi terbaru tentang social networking telah menemukan sekitar 40% profil penggunanya pernah melakukan penyalahgunaan zat kimia.[58,59]

Pencitraan tembakau juga telah menjadi lazim dalam film-film: sekitar 70% film-film Amerika Serikat saat ini menyisipkan adegan merokok, sedangkan di sisi lain aktifitas merokok jarang diasosiasikan dengan dampak negatif terhadap kesehatan.[60]

Studi-studi longitudinal prospektif telah mengungkapkan bahwa ekspos merokok dalam film diprediksikan akan menimbulkan inisiasi untuk merokok 1-8 tahun kemudian.[60,61]

Sebuah penelitian eksperimental telah membantu memberikan titik terang mengapa ekspos karakter-karakter yang merokok di dalam film-film diasosiasikan dengan inisiasi untuk merokok yaitu para penonton yang memahami dan sangat mengenal dengan alur cerita dan karakter tokoh di dalam film-film tersebut ternyata lebih cenderung untuk meningkatkan intensitas mereka dalam merokok.[62-64]


Obesitas dan Penyimpangan Makan

Sejumlah studi-studi longitudinal di Amerika Serikat dan skala internasional (salah satu penelitian tersebut ada yang menghabiskan waktu hingga 26 tahun) telah memperlihatkan bahwa media telah memberikan kontribusi terhadap epidemik obesitas di dunia.[65]

Anak-anak dan para remaja di Amerika Serikat setiap tahunnya sedikitnya telah melihat 4.440-7.600 iklan junk food dan fast food di televisi secara sendirian.[66]

Beberapa eksperimen terkendali telah menyediakan bukti-bukti bahwa ekspos iklan junk food telah berdampak pada pemahaman dan pilihan makanan pada anak-anak.[67,68]

Internet saat ini telah menjadi pusat perhatian baru sebagaimana yang dikutip oleh Kaiser Foundation bahwasannya di internet terdapat konten-konten online tentang makanan dalam jumlah yang sangat banyak, hal ini berpotensi secara signifikan menyebabkan anak-anak terekspos lebih mengembang dan lebih dalam tentang pesan-pesan pemasaran makanan.[69]

Sebagian dari pengaruh periklanan adalah saat penonton makan sambil menonton, kemungkinan besar dapat mendorong untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak lagi.[70-72]

Para siswa-siswa di perguruan tinggi telah memperlihatkan secara signifikan mengkonsumsi makanan yang banyak ketika mereka menonton televisi dibandingkan saat mendengarkan musik klasik.[70]

Meskipun saat ini masih samar bukti-bukti yang menunjukkan menonton televisi dapat menggantikan aktifitas fisik,[65,73] namun para peneliti saat ini telah melakukan penelitian apakah penggunaan media yang tinggi, khususnya di malam hari, menggantikan waktu tidur.[13] Anak-anak yang tidak mendapat waktu tidur yang cukup, kebanyakan dari mereka punya kebiasaan yang menetap (misalnya menonton televisi terus menerus) dan fisik mereka jarang beraktifitas.[13,65]

Media memainkan peranan yang krusial dalam pencitraan formasi bentuk tubuh dan mungkin pula bertanggung jawab dalam menciptakan ekspetasi yang tidak realistis dan ketidakpuasan terhadap tubuh. Para wanita yang menjadi pembaca setia majalah busana dan kecantikan punya kecenderungan bersikap cemas terhadap bentuk tubuh di tahun-tahun masa remaja mereka.[74,75]

Sebuah eksperimen lapangan di Fiji telah mengungkapkan bahwa terjadi kelaziman ketidakaturan dalam makan telah meningkat secara dramatis setelah diperkenalkan kepada mereka program-program televisi Amerika Serikat,[76] di mana dalam program-program tersebut, karakter wanita yang ramping lebih banyak muncul dan menjadi karakter pemeran utamanya.

Di internet, saat ini terdapat lebih dari 100 pro-anorexia website yang tidak hanya terang-terangan mempropagandakan ketidakaturan dalam makan melainkan juga menawarkan secara spesifik solusi pencahar, pantangan yang tinggi terhadap asupan kalori, dan frekuensi latihan yang tinggi.[77]


Tumbuh Kembang

Frekuensi menonton televisi yang tinggi (lebih dari 2-3 jam/hari) pada anak-anak masih belia telah disangkutpautkan dengan attention-deficit disorder (ADD) atau gangguan fokus selama tahun-tahun pertama sekolahnya.[78]

Tetapi arah dari dampak tersebut sampai saat ini masih belum jelas, seperti misalnya dalam menjawab pertanyaan apakah anak-anak yang tingkat atensinya pendek atau rendah punya cenderung punya minat yang besar untuk menonton televisi? atau apakah menonton televisi dapat menyebabkan masalah dalam fokus atensi?. Namun, sedikitnya terdapat 7 (tujuh) studi yang telah mendokumentasikan kemungkinan adanya keterlambatan dalam kecerdasan berbahasa pada bayi-bayi yang telah terekspos dipertontonkan televisi atau video [8,79-84] dan tidak ada studi yang mengindikasikan pengaruh yang baik dari menonton dengan perkembangan awal pada bayi-bayi.[85]


Kinerja Bersekolah dan Masalah Belajar

Probabilitas adanya keterkaitan antara menonton televisi dengan attention-deficit disorder (ADD) atau gangguan belajar lainnya, saat ini masih merupakan sebuah isu yang kontroversial. Sebuah studi awal pada tahun 2004 mengungkapkan adanya asosiasi hubungan antara menonton televisi dalam jam-jam harian pada umur 1-2 tahun dengan munculnya gejala gangguan atensi selanjutnya pada usia 7 tahun.[86]

Namun, sebuah studi terbaru yang meneliti 59 anak yang mengidap ADD dan 106 anak lainnya sebagai pembanding, telah mengungkapkan bahwa anak-anak yang tidak mengidap ADD justru lebih banyak mendapat gangguan perkembangan kognitif mereka setelah menonton televisi dibandingkan anak-anak yang mengidap ADD.[78]

Setidaknya ada 4 (empat) studi yang telah memperlihatkan sebuah dampak terhadap kinerja akademik,[87-90] khususnya ketika didapati rangkaian televisi lengkap di kamar tidur anak-anak atau remaja.[89]


Dampak Bagi Kesehatan Lainnya

Frekuensi menonton televisi yang tinggi juga telah diasosiasikan dengan hypercholesterolemia,[91,92] hipertensi,[92-94] meningkatnya gejala asma,[95] gangguan tidur,[96] gangguan suasana hati (mood disorders),[97,98] tekanan psikologis,[99] dan depresi.[100]


Dampak Prososial

Sekalipun pada uraian-uraian sebelumnya telah ditampilkan dampak negatif dari media-media, namun di sisi lain media pun punya potensi yang ampuh dalam membangun kehidupan sosial dan pendidikan yang positif. [7,83]

Anak-anak dan para remaja dapat memperoleh pelajaran dari media tentang perilaku anti kekerasan, empati, toleransi terhadap perbedaan ras dan etnis serta hormat kepada yang lebih tua.[6,7,83]

Video games dapat pula memberikan kontribusi positifnya,[101] termasuk peningkatan yang berkenaan dengan motivasi saat terapi kemoterapi pada remaja yang mengidap kanker.[102]

Pesan-pesan layanan masyarakat dapat dengan sukses efektif saat disertakan pula dalam acara-acara televisi yang laris pemirsa yang populer di kalangan para remaja. Sebagai contoh misalnya sebuah episode acara televisi, Friends, salah seorang tokohnya yang bernama Rachel memberitahukan kekasihnya yang bernama Ross bahwa ia hamil sekalipun pasangannya menggunakan kondom. Sebuah survei nasional via telepon di Amerika Serikat berinteraksi memeriksa para pemirsa acara populer tersebut setelah penayangan episode tersebut dan mereka menemukan para remaja belajar sesuatu dari episode tersebut bahwa kondom tidak selamanya baik dan pada akhirnya mereka lebih suka mendiskusikan dengan orang tuanya tentang masalah kontrasepsi.[103]

Contoh yang sama ditemukan pula dalam sebuah tayangan episode Grey’s Anatomy yang telah efektif memberikan pengajaran kepada penontonnya tentang HIV dan kehamilan.[104]

Penelitian lainnya tentang dampak media digital terhadap pembentukan dan pemeliharaan hubungan telah mengungkapkan bahwa komunikasi dan pengungkapan diri secara on-line dapat menstimulasi keterhubungan sosial para remaja yang pada akhirnya berujung pada kesejahteraan mereka.[105]

Namun, keuntungan dari bersosialisi secara on-line tidak selalu berdampak sama untuk setiap anak-anak atau remaja. Dampak positif dari internet hanya akan dapat dirasakan para remaja yang sebagian besar komunikasinya dilakukan dengan teman-teman yang mereka kenal.[106,107]

Teknologi komunikasi pada umumnya lebih banyak digunakan untuk berkomunikasi dengan orang asing (seperti berbincang tekstual pada sebuah tempat publik di internet) atau dalam bentuk aplikasi yang menyendiri (seperti menjelajah halaman web), hal-hal tersebut punya dampak negatif dalam keterhubungan sosial.[108]


SOLUSI

Potensi media dalam memainkan peranan penting dalam kehidupan anak-anak dan para remaja masih belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat, dan strategi untuk menekan dampak negatif dari media-media tersebut sebenarnya bisa diimplementasikan baik secara keluarga, masyarakat dan pemerintah.


REFERENSI

[6] Strasburger V.C., Wilson B.J., Jordan A.B., Children, Adolescents, and the Media. 2nd ed. Thousand Oaks, CA: Sage; 2009
[7] Hogan M.J., Strasburger V.C., Media and prosocial behavior in children and adolescents. In: Nucci L, Narvaez D, eds. Handbook of Moral and Character Education. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum; 2008: 537-553
[9] Rideout V., Generation M2: Media in the Lives of 8- to 18-Year-Olds. Menlo Park, CA: Kaiser Family Foundation, 2010
[10] Dennison B.A., Erb T.A., Jenkins P.L., Television viewing and television in bedroom associated with overweight risk among lowincome preschool children. Pediatrics. 2002; 109(6): 1028-1035
[11] Jordan A., Bleakley A., Manganello J., Hennessy M., Stevens R., Fishbein M., The role of television access in viewing time of U.S. adolescents. J. Child Media. 2010; 4(4): In press
[12] Jackson C., Brown J.D., L’Engle K.L., R-rated movies, bedroom televisions, and initiation of smoking by white and black adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007; 161(3): 260-268
[13] Zimmerman F.J., Children’s Media Use and Sleep Problems: Issues and Unanswered Questions. Menlo Park, CA: Kaiser Family Foundation; 2008. Available at: www.kff.org/entmedia/upload/7674.pdf
[14] Jones S., Fox S., Generations Online in 2009. Washington, DC: Pew Research Center; 2009. Available at: www.pewinternet.org/_/media//Files/Reports/2009/PIP_Generations_2009.pdf
[15] Lenhart A., Kahne J., Middaugh A., Evans C., Vitak J., Teens, Videogames and Civics. Washington, DC: Pew Research Center; 2008. Available at: www.pewinternet.org/Reports/2008/Teens-Video-Games-and-Civics.aspx
[16] Nielsen Company, How Teens Use Media: A Nielsen Report on the Myths and Realities of Teen Media Trends. New York, NY: Nielsen Company; 2009
[17] Donnerstein E., The Internet. In: Strasburger V.C., Wilson B.J., Jordan A., eds. Children, Adolescents, and the Media. 2nd ed. Thousand Oaks, CA: Sage; 2009: 471-498
[18] Montgomery K.C., Chester J., Interactive food and beverage marketing: targeting adolescents in the digital age. J. Adolesc Health. 2009;45(3 suppl): S18-S29
[19] Jenssen B.P., Klein J.D., Salazar L.F., Daluga N.A., DiClemente R.J., Exposure to tobacco on the Internet: content analysis of adolescents’ Internet use. Pediatrics. 2009; 124(2). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/124/2/e180
[20] Ybarra M., Mitchell K., Prevalence and frequency of Internet harassment instigation: implications for adolescent health. J. Adolesc Health. 2007;41(2): 189-195
[21] Berkman Center for Internet and Society. Enhancing Child Safety and Online Technologies: Final Report of the Internet Safety Technical Task Force to the Multistate Working Group on Social Networking of State Attorneys General of the United States. Cambridge, MA: Berkman Center for Internet and Society; 2008
[23] Bandura A., Social cognitive theory of mass communication. In: Bryant J., Zillmann D., eds. Media Effects: Advances in Theory and Research. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum; 1994: 61-90
[24] Tolman D.L., Kim J.L., Schooler D., Sorsoli C.L., Rethinking the associations between television viewing and adolescent sexuality development: bringing gender into focus. J. Adolesc Health. 2007;40(1): 84.e9-84.e16
[25] Paul B., Salwen M.B., Dupagne M., The thirdperson effect: a meta-analysis of the perceptual hypothesis. In: Preiss R., Gayle B., Burrell N., Allen M., Bryant J., eds. Mass Media Effects Research: Advances Through Meta-analysis. Mahway, NJ: Lawrence Erlbaum; 2007: 81-102
[26] Strasburger V.C., First do no harm: why have parents and pediatricians missed the boat on children and media? J. Pediatr. 2007; 151(4): 334-336
[27] Federman J., ed. National Television Violence Study. Vol 3. Thousand Oaks, CA: Sage; 1998
[28] Worth K.A., Chambers J.G., Naussau D.H., Rakhra B.K., Sargent J.D., Exposure of US adolescents to extremely violent movies. Pediatrics. 2008; 122(2): 306-312
[29] Rich M., Woods E.R., Goodman E., Emans S.J., DuRant R.H., Aggressors or victims: gender and race in music video violence. Pediatrics. 1998; 101(4 pt 1): 669-674
[30] Anderson C.A., Gentile D.A., Buckley K.E., Violent Video Game Effects on Children and Adolescents: Theory, Research, and Public Policy. New York, NY: Oxford University Press; 2007
[31] Strasburger V.C., Grossman D., How many more Columbines? What can pediatricians do about school and media violence? Pediatrn Ann. 2001; 30(2): 87-94
[32] Anderson C.A., Berkowitz L., Donnerstein E., et al., The influence of media violence on youth. Psychol Sci Public Interest. 2002; 4(3): 81-110
[33] Bushman B.J., Anderson C.A., Comfortably numb: desensitizing effects of violent media on helping others. Psychol Sci. 2009; 20(3): 273-277
[34] Boxer P., Huesmann L.R., Bushman B.J., O’Brien M., Moceri D., The role of violent media preference in cumulative developmental risk for violence and general aggression. J. Youth Adolesc. 2009; 38(3): 417-428
[35] Wilson B., Smith S., Potter J., et al., Violence in children’s television programming: assessing the risks. J. Commun. 2002; 52(1): 5-35
[38] Wolak J., Mitchell K., Finkelhor D., Unwanted and wanted exposure to online pornography in a national sample of youth Internet users. Pediatrics. 2007; 119(2): 247-257
[39] Brown J.D., L’Engle K.L., X-rated: sexual attitudes and behaviors associated with US early adolescents’ exposure to sexually explicit media. Communic Res. 2009; 36(1): 129-151
[40] Bleakley A., Hennessy M., Fishbein M., Jordan A., It works both ways: the relationship between sexual content in the media and adolescent sexual behavior. Media Psychol. 2008; 11(4): 443-461
[41] Collins R.L., Elliott M.N., Berry S.H., et al., Watching sex on television predicts adolescent initiation of sexual behavior. Pediatrics. 2004; 114(3). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/114/3/e280
[42] Chandra A., Martino S.C., Collins R.L. et al., Does watching sex on television predict teen pregnancy? Findings from a National Longitudinal Survey of Youth. Pediatrics. 2008; 122(5): 1047-1054
[43] Wingood G.M., DiClemente R.J., Harrington K., Davies S., Hook EW 3rd, Oh M.K., Exposure to X-rated movies and adolescents’ sexual and contraceptive-related attitudes and behavior. Pediatrics. 2001; 107(5): 1116-1119
[44] Bleakley A., Hennessy M., Fishbein M., Jordan A., How sources of sexual information relate to adolescents’ beliefs about sex. Am J Health Behav. 2008; 33(1): 37-48
[45] Brown J.D., Strasburger V.C., From Calvin Klein to Paris Hilton and MySpace: adolescents, sex, and the media. Adolesc Med State Art Rev. 2007; 18(3): 484-507, vi-vii
[53] Slater S.J., Chaloupka F.J., Wakefield M., Johnston L.D., O’Malley P.M., The impact of retail cigarette marketing practices on youth smoking uptake. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007; 161(5): 440-445
[54] Kunkel D., Inching forward on tobacco advertising restrictions to prevent youth smoking. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007; 161(5): 515-516
[55] Engels R.C.M.E., Herman R., van Baaren R.B., Hollenstein T., Bot S.M., Alcohol portrayal on television affects actual drinking behavior. Alcohol Alcohol. 2009; 44(3): 244-249
[56] Anderson P., de Bruijn A., Angus K., Gordon R., Hastings G., Impact of alcohol advertising and media exposure on adolescent alcohol use: a systematic review of longitudinal studies. Alcohol Alcohol. 2009; 44(3): 229-243
[57] Office of National Drug Control Policy. Teen Online Exposure: A Snapshot of Data. Washington, DC: Office of National Drug Control Policy; 2008. Available at: www.theantidrug.com/resources/pdfs/Teens-Tech-Factsheet.pdf
[58] Moreno M.A., Briner L.R., Williams A., Walker L., Christakis D.A., Real use or “real cool”: adolescents speak out about displayed alcohol references on social networking Websites. J Adolesc Health. 2009; 45(4): 420-422
[59] Moreno M.A., Parks M.R., Zimmerman F.J., Brito T.E., Christakis D.A., Display of health risk behaviors on MySpace by adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med. 2009; 163(1): 27-34
[60] Dalton M.A., Sargent J.D., Beach M.L. et al., Effect of viewing smoking in movies on adolescent smoking initiation: a cohort study. Lancet. 2003; 362(9380): 281-285
[61] Dalton M.A., Beach M.L., Adachi-Mejia A.M. et al., Early exposure to movie smoking predicts established smoking by older teens and young adults. Pediatrics. 2009; 123(4). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/123/4/e551
[62] Titus-Ernstoff L., Dalton M.A., Adachi-Mejia A.M., Longacre M.R., Beach M.L., Longitudinal study of viewing smoking in movies and initiation of smoking by children. Pediatrics. 2008; 121(1): 15-21
[63] Adachi-Mejia A.M., Primack B.A., Beach M.L. et al., Influence of movie smoking exposure and team sports participation on established smoking. Arch Pediatr Adolesc Med. 2009; 163(7): 638-643
[64] Heatherton T.F., Sargent J.D., Does watching smoking in movies promote teenage smoking? Curr Dir Psychol Sci. 2009; 18(2): 63-67
[65] Jordan A., Kramer-Golinkoff E., Strasburger V., Do the media cause obesity and eating disorders? Adolesc Med State Art Rev. 2008; 19(3): 431-449, viii-ix
[66] Gantz W., Schwartz N., Angelini J.R., Rideout V., Food for Thought: Television Food Advertising to Children in the United States. Menlo Park, CA: Kaiser Family Foundation; 2007
[67] Robinson T.N., Borzekowski D.L.G., Matheson D.M., Kraemer H.C., Effects of fast food branding on young children’s taste preferences. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007; 161(8): 792-797
[68] Institute of Medicine. Preventing Childhood Obesity: Health in the Balance. Washington, DC: National Academies Press; 2005
[69] Moore E.S., It’s Child Play: Advergaming and the Online Marketing of Food to Children. Menlo Park, CA: Kaiser Family Foundation; 2006
[70] Blass E.M., Anderson D.R., Kirkorian H.L., Pempek T.A., Price I., Koleini M.F., On the road to obesity: television viewing increases intake of high-density foods. Physiol Behav. 2006; 88(4-5): 597-604
[71] Coon K.A., Goldbert J., Rogers B.L., Tucker K.L., Relationships between use of television during meals and children’s food consumption patterns. Pediatrics. 2001; 107(1). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/107/1/e7
[72] Harris J.L., Bargh J.A., Brownell K.D., Priming effects of television food advertising on eating behavior. Health Psychol. 2009; 28(4): 404-413
[73] Jordan A.B., Robinson T.N., Children, television viewing, and weight status: summary and recommendations from an expert panel meeting. Ann Am Acad Pol Soc Sci. 2008; 615(1): 119-132
[74] Hogan M.J., Strasburger V.C., Body image, eating disorders, and the media. Adolesc Med State Art Rev. 2008; 19(3): 521-546, x-xi
[75] Field A.E., Javaras K.M., Aneja P. et al., Family, peer, and media predictors of becoming eating disordered. Arch Pediatr Adolesc Med. 2008; 162(6): 574-579
[76] Becker A.E., Eating behaviours and attitudes following prolonged exposure to television among ethnic Fijian adolescent girls. Br J Psychiatry. 2002; 180: 509-514
[77] Borzekowski D.L.G., Schenk S., Wilson J., Peebles R., e-Ana and e-Mia: a content analysis of pro-eating disorder Websites. Am J Public Health. 2010; In press
[8] Linebarger D.H., Walker D., Infants’ and toddlers’ television viewing and language outcomes. Am Behav Sci. 2005; 48(5): 624-645
[78] Acevedo-Polakovich I.D., Lorch E.P., Milich R., Ashby R.D., Disentangling the relation between television viewing and cognitive processes in children with attentiondeficit/hyperactivity disorder and comparison children. Arch Pediatr Adolesc Med. 2006; 160(4): 354-360
[79] Zimmerman F.J., Christakis D.A., Meltzoff A.N., Associations between media viewing and language development in children under age 2 years. J Pediatr. 2007; 151(4): 364-368
[80] Nelson K., Structure and strategy in learning to talk. Monogr Soc Res Child Dev. 1973; 38(1-2): 1-135
[81] Tanimura M., Okuma K., Kyoshima K., Television viewing, reduced parental utterance, and delayed speech development in infants and young children. Arch Pediatr Adolesc Med. 2007; 161(6): 618-619
[82] Chonchaiya W., Prusksananonda C., Television viewing associates with delayed language development. Acta Paediatr. 2008; 97(7): 977-982
[83] Fisch S.M., Truglio R.T., “G” Is for Growing: Thirty Years of Research on Children and Sesame Street. Mahwah, NJ: Erlbaum; 2001
[84] Christakis D.A., Gilkerson J., Richards J. et al., Audible television and decreased adult words, infant vocalizations, and conversational turns. Arch Pediatr Adolesc Med. 2009; 163(6): 554-558
[85] Schmidt M.E., Rich M., Rifas-Shiman S.L., Oken E., Taveras E.M., Television viewing in infancy and child cognition at 3 years of age in a US cohort. Pediatrics. 2009; 123(3). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/123/3/e370
[86] Christakis D.A., Zimmerman F.J., DiGiuseppe D.L., McCarty C.A., Early television exposure and subsequent attentional problems in children. Pediatrics. 2004; 113(4): 708-713
[87] Hancox R.J., Milne B.J., Poultn R., Association of television viewing during childhood with poor educational achievement. Arch Pediatr Adolesc Med. 2005; 159(7): 614-618
[88] Zimmerman F.J., Christakis D.A., Children’s television viewing and cognitive outcomes: a longitudinal analysis of national data. Arch Pediatr Adolesc Med. 2005; 159(7): 619-625
[89] Borzekowski D.L.G., Robinson T.N., The remote, the mouse, and the No. 2 pencil: the household media environment and academic achievement among third grade students. Arch Pediatr Adolesc Med. 2005; 159(7): 607-613
[90] Sharif I., Wills T.A., Sargent J.A., Effect of visual media use on school performance: a prospective study. J Adolesc Health. 2009; In press
[91] Wong N.D., Hei T.K., Qaqundah P.Y., Davidson D.M., Bassin S.L., Gold K.V., Television viewing and pediatric hypercholesterolemia. Pediatrics. 1992; 90(1 pt 1): 75-79
[92] Aadahl M., Kjaer M., Jorgensen T., Influence of time spent on TV viewing and vigorous intensity physical activity on cardiovascular biomarkers. The Inter 99 study. Eur J Cardiovasc Prev Rehabil. 2007; 14(5): 660-665
[93] Pardee P.E., Norman G.J., Lustig R.H., Preud’homme D., Schwimmer J.B., Television viewing and hypertension in obese children. Am J Prev Med. 2007; 33(6): 439-443
[94] Martinez-Gomez D., Tucker J., Heelan K.A., Welk G.H., Eisenmann J.C., Associations between sedentary behavior and blood pressure in young children. Arch Pediatr Adolesc Med. 2009; 163(8): 724-730
[95] Sherriff A., Maitra A., Ness A.R. et al., Association of duration of television viewing in early childhood with the subsequent development of asthma. Thorax. 2009; 64(4): 321-325
[96] Dworak M., Schierl T., Bruns T., Struder H.K., Impact of singular excessive computer game and television exposure on sleep patterns and memory performance of school-aged children. Pediatrics. 2007; 120(5): 978-985
[97] Erdogan A., Kiran S., Aydogan G. et al., Behavioral correlates of television viewing time in a Turkish sample of preschool children. Neurol Psychol Brain Res. 2006; 13(4): 225-230
[98] Kappos A.D., The impact of electronic media on mental and somatic children’s health. Int J Hyg Environ Health. 2007; 210(5): 555-562
[99] Hamer M., Stamatakis E., Mishra G., Psychological distress, television viewing, and physical activity in children aged 4 to 12 years. Pediatrics. 2009; 123(5): 1263-1268
[100] Primack B.A., Swanier B., Georgiopoulos A.M., Land S.R., Fine M.J., Association between media use in adolescence and depression in young adulthood. Arch Gen Psychiatry. 2009; 66(2): 181-188
[101] Gentile D.A., Anderson C.A., Yukawa S. et al., The effects of prosocial video games on prosocial behaviors: international evidence from correlational, longitudinal, and experimental studies. Pers Soc Psychol Bull. 2009; 35(6): 752-763
[102] Kato P.M., Cole S.W., Bradlyn A.S., Pollock B.H., A video game improves behavioral outcomes in adolescents and young adults with cancer: a randomized trial. Pediatrics. 2008; 122(2). Available at: www.pediatrics.org/cgi/content/full/122/2/e305
[103] Collins R.L., Elliott M.N., Berry S.H., Kanouse D.E., Hunter S.B., Entertainment television as a healthy sex educator: the impact of condom-efficacy information in an episode of Friends. Pediatrics. 2003; 112(5): 1115-1121
[104] Rideout V., Television as a Health Educator: A Case Study of Grey’s Anatomy. Menlo Park, CA: Kaiser Family Foundation; 2008
[105] Valkenberg P.M., Peter J., Online communication and adolescents’ well-being: testing stimulation versus the displacement hypothesis. J Comput Mediated Commun. 2007; 12(4). Available at: http://jcmc.indiana.edu/vol12/issue4/valkenburg.html
[106] Bessier K., Kiesler S., Kraut R., Boneva B.S., Effects of Internet use and social resources on changes in depression. Inf Commun Soc. 2008; 11(1): 47-70
[107] Wells M., Mitchell K., How do high-risk youth use the Internet? Characteristics and implications for prevention. Child Maltreat. 2008; 13(3): 227-234
[108] Valkenberg P.M., Peter J., Social consequences of the Internet for adolescents: a decade of research. Curr Dir Psychol Sci. 2009; 18(1): 1-5



Sumber: "Health Effects of Media on Children and Adolescents", Victor C. Strasburger, M.D., Amy B. Jordan, Ph.D., dan Ed Donnerstein, Ph.D., PEDIATRICS, official journal of the American Academy of Pediatrics, Mar 1, 2010.

Photo courtesy: "Media Influence" by Andrew Noel.