Minggu, 07 Februari 2010

Bersantai Ria Bersama Humor Gus Dur

Tak sengaja jalan-jalan di belantara internet, saya temukan sebuah posting tentang kumpulan humor-humor Gus Dur yang ditulis oleh Asim Sulistyo, S.Pd [ download ] [ website ].

Tokoh bangsa yang satu ini terbilang unik, dari keunikan-keunikannya tersebut yang paling menarik adalah humor-humornya yang menurut saya punya nilai intelektual.

Coba anda simak cuplikan dari humor-humornya...


"PROF..."

Gus Dur bercerita bahwa ada temannya dari kampung terpilih sebagai anggota DPR. Setelah di DPR, teman-temannya memanggil dia dengan sebutan 'prof'. Teman Gus Dur itu jelas heran bukan kepalang. Sebab, dia tidak pernah mengajar, bukan dosen, tapi kok selalu dipanggil 'prof'.

"Setelah dicek ke sana-sini, ternyata prof yang dimaksud oleh teman-temannya itu bukan profesor. Tapi, provokator," kata Chandra menirukan Gus Dur. Chandra pun dibuat Gus Dur terpingkal-pingkal dengan lelucon itu.

"Imam dan Da'i"

Di berbagai forum, Gus Dur memang sering memunculkan guyonan-guyonan yang membuat orang-orang tertawa. Dalam acara KickAndy! yang pernah disiarkan MetroTV, Gus Dur juga pernah memunculkan lelucon.

"Coba saya tanya, adakah dalil yang membolehkan seorang dai menangkap seorang imam? Tapi, ini benar-benar terjadi di Indonesia. Dai yang menangkap itu adalah Da'i Bachtiar (Kapolri saat itu-Red) dan yang ditangkap adalah Imam Samudra," kata Gus Dur terkekeh.

"NU"

Seperti saat menggambarkan fanatisme orang NU, bagi Gus Dur, ada tiga tipe orang NU.
"Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU," jelasnya tentang jenis yang pertama.

Jenis yang kedua adalah mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, Itu namanya orang gila NU. "Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila," kata Gus Dur sambil terkekeh saat itu.

"POLISI"

Humor lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon yang dolintarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang masih bisa berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini dilontarkannya setahun silam.

"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur," selorohnya.

"JIHAD"

Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya kematiannya akan "menjamin" tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya.

"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.

Gus Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan ? Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh polisi."

"ZIARAH"

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.

"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi," katanya.

"IKLAN GRATIS"

Ucapan ini menjadi trademark tersendiri, sehingga ucapan ini pula yang ditiru oleh Gus Pur dalam acara Republik Mimpi. Saat ditanya Andy F Noya dalam acara Kick Andy, perihal peran yang dilakoni Handoyo.

Andy F Noya bertanya, "Apakah Dr. Handoyo pernah minta izin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Pur dalam Republik Mimpi?"

"Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah. Itung-itung advertensi (iklan) gratis," katanya disambut gelak tawa penonton.

Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto "seindah warna aslinya", tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, "lebih indah dari warna aslinya," kata Gus Dur.

"KULI CEKCOK"

Diceritakan Gus Dur, saat rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja, kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab. Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda berkerumun di sini?" "Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai”. Guyonan yang membuat kami tertawa disela-sela kami sebagai wartawan mewawancarainya.

"SEMUA PRESIDEN INDONESIA PUNYA PENYAKIT GILA"

KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenal sebagai sosok humoris. Saat menjadi presiden pun sifat itu tak hilang sampai-sampai membuat Presiden AS, Bill Clinton, terbahak-bahak Begitu juga ketika berkunjung ke Kuba, gurauan Gus Dur sempat membuat Fidel Castro yang bertampang sangar itu tertawa.

Ketika ke Kuba, Gus Dur memancing tawa dengan gurauan, yaitu :

Presiden pertama Bung Karno, ujar Gus Dur, gila wanita. Presiden kedua Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu. Sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.

Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. "Yang Mulia Presiden Castro termasuk yang mana?" Castro menjawab sambil tetap tertawa, "Saya termasuk yang ketiga dan keempat."

Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat. Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.

"CHE GUEVARA"

Gus Dur lalu bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan itu.

Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.

Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.

“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

"BANDARA ABDURRAHMAN WAHID"

Kisah lucu lainnya saat menghadiri acara di Malang. Gus Dur ditunggu banyak orang. Banser yang selalu sibuk bila Gus Dur di daerah juga memantau melalui HT yang selalu digenggamnya. Salah seorang anggota Banser berada di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Ia senantiasa melaporkan perkembangan di sana setiap saat.

Begitu pesawat yang ditumpangi Gus Dur mendarat, dia senang bukan main. Maka dengan penuh semangat dia langsung melapor ke panitia lokasi acara, melalui HT nya. Karena begitu bersemangat diapun gugup tak karuan. "Halo, kontek, kontek! Kiai Abdurrahman Saleh sudah mendarat di Bandara Abdurrahman Wahid," katanya. Tentu saja panitia yang menerima laporannya kaget dan sekaligus tertawa.

"PANGLIMA ANGKATAN LAUT"

Suatu ketika Gus Dur bercerita, Panglima AL Paraguay berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya ke Panglima Paraguay. "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti bapak."

Dengan kalem sang tamu pun menanggapi, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman."

"TERLAMBAT DICABUT"

Ketika dibesuk Dahlan Iskan saat sakit Gus Dur bertanya,”Apa bedanya sakit gigi, orang hamil dan rumput panjang. Dia lantas menjawan sendiri. "Penyebab sakit gigi itu sama dengan penyebab orang hamil dan sama juga dengan penyebab mengapa rumput sempat tumbuh tinggi," kata Gus Dur. "Yaitu sama-sama terlambat dicabut."

"PRESIDEN FILIPINA"

Di lain waktu Gus Dur bercerita soal kekuasaan presiden yang terlalu lama. Katanya, seorang presiden Filipina punya tiga anak. Merasa ayah mereka adalah orang nomor satu di negerinya, anak-anak presiden pun lantas bertingkah neko-neko.

Anak kedua presiden ingin mencari popularitas dengan menyebarkan jutaan lembar uang kertas pecahan 5 peso dari sebuah pesawat terbang. Kakaknya tak mau kalah pamor. Dengan pesawat yang digunakan adiknya sebelumnya, sang kakak menyebarkan jumlah uang jauh lebih banyak dari adiknya.

Anak perempuan presiden juga ingin populer, tapi tidak mau meniru cara yang dilakukan oleh kedua kakaknya. Karena bingung, ia pun bertanya kepada pilot pesawat yang ikut menyebarkan uang bersama dua kakaknya itu.

“Mas kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku sebelumnya, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”

“Gampang sekali: Buang saja ayah nona dari atas pesawat.”

"TUKANG BECAK"

Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.

“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca ? Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.

“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

"TURIS JEPANG"

Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang banget, menyalip taksi tersebut. Dengan bangga si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota made in Japan sangat cepat…!”

Enggak lama kemudian mobil lain nyalip juga taksi tersebut. Si Jepang teriak lagi “Aaaah Nissan made ini Japan sangat cepat.” Enggak lama kemudian lewat lagi satu mobil menyalip mobil tersebut dan si Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan sopir taksi itu merasa kesal melihat si Jepang ini bener-bener nasionalis.Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke si Jepang.

Supir taksi : “100 dolar please…”
Si Jepang : 100 dolars…?! Ini tidak jauh dari hotel."
Gus Dur : “Aaaah… Argometer made ini Japan kan sangat cepat sekali!!”

"PELARI SURIAH"

Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.

Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.

“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.

“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”

"PELURU HABIS"

Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.

Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.”

Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”.

Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.

Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .

“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.

Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!!!

"HO…OH"

Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawab si penjual rokok.

Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."

Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."

Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."

Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh… begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar."

Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"

Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"

"OBROLAN PRESIDEN"

Saking sudah bosannya keliling dunia, Gus Dur mencari suasana baru. Saat itu dia mengundang Presiden Amerika Serikat dan Perancis terbang bersama Gus Dur keliling dunia dengan pesawat kepresidenan RI 1. Boleh dong, memangnya hanya AS dan Prancis saja yang punya pesawat kepresidenan.

Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.

Betul dugaan Gus Dur, tidak lama Presiden Amerika, saat itu, Bill Clinton, mengeluarkan tangannya ke luar pesawat. Sesaat kemudian dia berkata, "Wah kita sedang berada di atas New York."

"Lho kok bisa tau ?" tanya Gus Dur.
"Ini patung Liberty saya pegang."
Presiden Prancis Jacques Chirac tak mau kalah. Dia ikut mengulurkan tangannya ke luar pesawat. "Kita sedang berada di atas Paris," katanya.
"Wah... kok bisa tau juga ?" kata Gus Dur.
"Itu... menara Eiffelnya, saya bisa sentuh."
Gus Dur panas mendengar kesombongan Clinton dan Chirac.
Kali ini giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya….
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang," teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau ?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur tidak bisa melihat.
"Ini jam tangan saya hilang," jawab Gus Dur kalem.

"DOA MIMPI MATEMATIKA"

Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.

Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman.

Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan

Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi

"DUA GUS"

Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan." Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga .

Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya ada satu "Gus" lagi yang tidak disukai pemerintah .

Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .

"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.

"HANYA TIGA BANGSA YANG MENDARAT DI BULAN"

Pernah dalam wawancara di televisi Gus Dur bertanya kepada pewawancara: “Orang dari bangsa apa saja yang telah sampai ke bulan?” Jawab si pewawancara, “Jelas orang Amerika, dong!” Gus Dur bertanya lagi, “Bangsa apa lagi yang lain?” Si pewawancara terdiam tidak tahu.

Jawab Gus Dur. “Ada tiga bangsa yang telah mendarat di bulan. Pertama, jelas orang Amerika yang mendarat di bulan dengan pesawat Apollo. Kedua, orang RRC karena jumlah penduduknya yang terbanyak di dunia. Mereka sepakat satu per satu naik di pundak terus sampai ke atas dan akhirnya mencapai bulan. Ketiga, orang Indonesia. Mengapa ? Karena orang Indonesia paling doyan seminar. Kertas-kertas seminar ditumpuk begitu banyak dan saking banyaknya akhirnya sampai ke bulan.”

"RADIO ISLAMI"

Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.

“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.

“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.

“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut thok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”

“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”

“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan pakai AL."

"LUPA TANGGAL LAHIR"

Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada rahasia dalam tanggal kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persis tanggal berapa sebenarnya dia dilahirkan.

Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?" "Abdurrahman," jawab Gus Dur.

"Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...," jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940," lanjutnya

Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bulan kelahirannya. Gus Dur hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak ingat bulan Syamsiahnya atau hitungan berdasarkan perputaran matahari.

Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan Komariah. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan Syamsiah.

Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7 September 1940.

"SANTRI DILARANG MEROKOK"

"Para santri dilarang keras merokok!" begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyantri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.

Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar.

Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambil merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.

"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi tak lain gurunya.

Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa !" teriak Kiai Fatta.

"SIAPA YANG PALING HEBAT"

Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang "berdiskusi" tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh.. kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan ...

Bill Clinton : Kalau Anda tahu ... prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia ... Mayor .. sini deh ... coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.

Mayor : (walau tahu ada hiu) siap pak, demi "The Star Spangled Banner" saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).

Mayor : (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton : Hebat kamu, kembali ke pasukan!

Koizumi : (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) ... coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali ... !

Sersan : (melihat ada hiu ... glek ... tapi) for the queen I'am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali ... dan dikejar hiu juga).

Sersan : (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!

Koizumi : Hebat kamu ... kembali ke tempat ... Anda lihat Pak Clinton ... Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda ... (tersenyum dengan hebat ...)

Gus Dur : Kopral ke sini kamu ... (setelah datang ...) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali ... ok?

Kopral : Hah ... Anda gila yah ...! Presiden nggak punya otak ... nyuruh berenang bersama hiu ... kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden ...)

Gus Dur : (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! (red: berani membantah presiden) ..... Hidup Indonesia... !!!

"SHOLAT JUMAT"

Pada saatnya harus sholat Jum’ at, Gus Dur malah tidur mendengkur. Kemudian ajudannya bertanya “Gus.. kenapa gak sholat Jum’at?”

Dengan entengnya Gus Dur manjawab “Aku sholat Jum’ at di Mekkah”

“Emang jam-nya sama Gus ? kejar ajudannya.

“Ya…sama-lah, jam orang Mekkah kan Made in Jepang, jam ku juga made Jepang“ ujar Gus Dur.

"BERDOA SEBELUM MAKAN"

Waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, sekali waktu beliau bertemu dengan para romo (pastor) seluruh Keuskupan Agung Semarang. Dan, tak ketinggalan Gus Dur menyelipkan ceritanya. Ini pastor-pastor itu di sebuah negeri senang berburu binatang buas.

Sekali waktu, selesai misa hari Minggu, seorang pastor pergi ke hutan berburu binatang buas. Ia melihat seekor harimau. Langsung sang pastor mengokang senapannya dan menembak: “Dor – dor!” Wah, ternyata tembakannya meleset dan sang harimau balik mengejar sang pastor. Pastor segera berlari mengambil langkah seribu.

Tiba-tiba si pastor berhadapan dengan jurang yang dalam. Si pastor langsung berhenti, berlutut, dan mengatupkan tangannya berdoa sebelum diterkam harimau. Berdoa sebelum mati.

Selesai berdoa, sang pastor terheran-heran karena ternyata ia masih hidup, tidak diterkam harimau. Waktu ia menoleh ke kanan, dilihatnya harimau itu berlutut di sampingnya dan berdoa sambil mengatupkan kedua kaki depannya, seperti orang Katolik mengatupkan kedua tangannya ketika sedang berdoa.

Si pastor lalu bertanya kepada harimau, “Harimau, kamu kok tidak menerkam saya, malah malah kamu ikut-ikutan berdoa seperti saya. Mengapa?” Jawab harimau: “Ya, saya sedang berdoa. Berdoa sebelum makan!”

"MAJU AJA DITUNTUN, APALAGI MUNDUR"

Gus Dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. akibat kejujurannya itu, kadang kala disertai humor "tingkat tinggi" yang membuat para pendengarnya tergelak.

salah satu contohnya kala gus dur menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur. tanpa basa-basi dia pun menimpali.

"maju aja masih harus dituntun, apalagi mundur," ujar Gus Dur.

"189 GAYA BERSETUBUH"

Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.

Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview dengan Jaringan Islam Liberal, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul Mu’aththar sebagai korban tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.

“Anda tahu, kitab Raudlatul Mu’aththar (The Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha … ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong ?”

"BUKAN SAYA"

Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?”

Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya pak, Jangan tangkap saya !”

"MEMBUAT ORANG-ORANG BERDOA"

Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.

Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.

“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.

“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.

“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”

Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”

"SOEHARTO PILIH NU DISKON"

Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama. Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.

Soeharto : “Gus Dur sampai malam di sini?”
Gus Dur : “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
Soeharto : “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
Gus Dur : “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto : “Penjelasan apa?”
Gus Dur : “Salat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama atau NU baru?”

Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.
Soeharto : “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Gus Dur : ” Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat.”
Soeharto : “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto : “Lha kalau NU baru?”

Gus Dur : “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa.)
Gus Dur : “Ya, jadi salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.”
Soeharto : “Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya sakit.”

"TUHAN TAK PERLU DIBELA"

Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan ‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.

“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara.

“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur.

"SALAD"

Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.

Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.

Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”

“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.

"BACA SHALAWAT"

Ketika berceramah di depan kerumunan massa, misalnya, Gus Dur mengajak massa untuk membaca salawat bersama-sama dengan suara keras. Setelah itu, dia mengatakan, selain mencari pahala, ajakan membaca salawat tersebut adalah untuk mengetahui berapa banyak orang yang hadir. “Dengan lantunan salawat tadi, saya jadi tahu berapa banyak yang hadir di sini. Habis, saya tak bisa melihat. Jadi, untuk tahu besarnya yang hadir, ya dari suara salawat saja,” jelasnya.

"ANGGUR MUKTI ALI"

Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah.

Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antar agama. Penggagasnya adalah Prof. Mukti Ali, waktu itu menteri agama.

“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur.

“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran.

“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebab, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”

“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga.

“Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”

“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis”

"SIAPA LEBIH DEKAT TUHAN"

Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.

Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.

“Pendeta mengatakan ; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak.

Si bhiksu menimpali ; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om.

Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai ? Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” ujar Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan

"NAIK HAJI"

Gus Dur menuturkan “Naik haji Tahun 1994 lebih nayaman walau harus mengantre panjang, tidur berbantal tas dan makan roti kering yang dicelupkan ke wedang teh karena beaya sendiri, dibanding naik haji Tahun 1992 dengan vasilitas VIP”.

“Emang kenapa Gus” Tanya Said Agil Al Munawar Mantan Menteri Agama.

“Karena naik haji Tahun 1992 berangkat bersama Presiden Soeharto”, ujar Gus Dur sambil tertawa.

"INTERNET"

Gus Dur mendapat undangan resmi dari ketua cabang NU Jawa-Timur untuk meresmikan kantor cabang baru. Dalam undangan tertulis “mengharap kehadiran Bapak KH Abdurrahman Wahid untuk meresmikan kantor, tetapi masih kekurangan internit”

Sesampai kantor Gus Dur melihat-lihat bangunan sesekali nengok-nengok keatas. Kemudian Gus Dur bertanya kepada ketua cabang NU “Lho piye sih, internit udah dipasang kabeh kok katanya kurang internit”

Ketua Cabang NU menjelaskan “ niku lho Gus, yang ada di komputer”
Gus Dur “ O……kuwi dudu i-n-t-e-r-n-i-t tapi i-n-t-e-r-n-e-t”

"ANAK SATU MASUK KRISTEN"

Gus Dur bercerita lagi kepada Dahlan. Seorang kiai datang mengeluh kepada Gus Dur karena satu di antara empat anaknya masuk Kristen. Sang kiai sambat. Dengan enteng, Gus Dur menjawab, "Sampeyan jangan mengeluh kepada Tuhan. Nanti Tuhan akan bilang, saya saja punya anak satu-satunya masuk Kristen!"

"RAHASIA TIDUR GUS DUR"

“Saat acara seminar TB Simatupang dengan pembicara Gus Dur, Rudini dan Jacob Oetama, seperti biasa Gus Dur datang terlambat dan tidur sampai mendengkur lagi” Ujar Said Agil.

Namun Said Agil dibuat kaget karena pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Rudini dan Jacob Oetama di ulas dan dijawabnya pada giliran Gus Dur Berorasi.

Lalu Said Agil bertanya “kok Gus Dur tahu yang dibicarakan Rudini dan Jacob Oetama”

“Ya paling-paling mereka bicaranya seputar itu-itu aja, karena saya tahu buku-buku yang mereka baca, kecuali kalau dengan orang yang baru saya temui” Ujar Said Agil sambil tertawa menirukan ucapan Gus Dur.

Di lain kesempatan, setiap mengikuti rapat atau sidang, Gus Dur dipastikan tidur sampai mendengkur, dan ketika menjelang acara bubar Beliau terbangun.

Anehnya, isi pembicaraan dan kesimpulan dalam rapat tersebut Beliau tahu semua.
Kemudian ajudannya bertanya “Apakah Gus Dur punya ilmu malaikat”

“Ah….tidak. Bangsa kita kan seperti itu, kalau rapat muter-muter kesana-kemari, beradu argumen, cek cok, dan ujung-ujungnya sama”.

“Sama apanya Gus” ajudan mengejar pertanyaannya.
“Sama-sama gobloknya, nggak tahu apa-apa” jelas Gus Dur sambil terkeh-kekeh.

"DEKRIT PRESIDEN"

Pada bulan Juli Tahun 2001 terjadi perselisihan antara Gus Dur sebagai presiden dengan DPR RI. Dengan rasa percaya diri Gus Dur mengeluarkan Dekrit Presiden untuk membubarkan DPR RI . Tetapi dekrit tersebut tidak direspon oleh DPR RI, yang berakibat lengsernya Gus Dur dari jabatan presiden RI.

Pada pertemuan dengan wartawan di Ciganjur, beliau di tanya “kenapa dekrit Gus Dur tidak laku ?”

“bukan tidak laku, tetapi DPR yang tidak tahu dekrit”, Gus Dur menjelaskan.

“masak DPR tidak tahu dekrit Gus”, Tanya wartawan.

“Tanya aja sendiri…anggota DPR kan belum lulus SD”, ujar Gus Dur sambil tertawa terkekeh kekeh.

"ISTANA RAKYAT"

Kedekatannya dengan rakyat, beliau mendapat sebutan sebagai presiden rakyat. Gus Dur sendiri saat menjadi presiden mengatakan bahwa “ Saya ini tinggal di Istana Rakyat, bukan Istana Presiden,” tuturnya.

“Terbukti ketika beliau menjadi presiden, semua orang yang ingin bertamu tak ada yang beliau tolak. Mulai dari pengusaha pesawat terbang sampai penjual asongan, mulai dari pimpinan pondok sampai kiai teklek, mulai dari umat Hindu sampai Islam abangan,” jelas ajudannya.

Suatu saat ditanya wartawan “Gus, kenapa pedagang asongan diterima masuk istana ?

“daripada yang bertamu anggota DPR, mendingan menerima pedagang asongan”, ujar Gus Dur.

“kenapa Gus” kejar wartawan.

“ya…. kalau pedagang asongan bertamu mendo’akan saya, tapi kalau angota DPR bertamu pasti minta jabatan “ jelas Gus Dur sambil tertawa yang diiringi tawa semua wartawan yang hadir.


Photo courtesy: Walter Lohman - The Foundry