Jumat, 18 Mei 2007

Salah Perhitungan

“Krek” suara gesekan kursi dengan lantai tempat pijakannya… beberapa saat kemudian disusul dengan……………..

“Tii..u..uuuuuu.u….u.u.uuut”

Mengejutkan sekali …

Suara kentut! Suara kentut di tengah ujian.

Ha ha aha wakakakaakakakakakakak

Seisi kelas yang sedang ujian semesteran langsung gaduh… suasana ruang ujian yang semula tenang… tiba-tiba menjadi riuh oleh suara ketawa… mulai yang sedang sampai yang terpingkal-pingkal…. Hanya dipicu oleh lantunan suara kentut yang manjaa….

ANALISA

Pertama muncul : suara “krek” gesekan bangku dan lantai…

Suara berikutnya : “Tii..u..uuuuuu.u….u.u.uuut”

Maksud suara pertama adalah untuk menutupi suara kentut agar tidak terdengar… dan dalam kenyataannya suara tersebut tidak bersamaan… sehingga terjadilah “TRAGEDI” seperti di atas.

…………………………..

Edi datang ke perpustakaan Universitas Sebelas Maret jam 13.00 WIB

Sejak semula sakit maag kambuh… sehingga perutnya kembung… akibatnya sebentar-sebentar kentut…

Dengan cara yang sama di atas menggeserkan bangku… bebarengan dengan itu kentut dibunyikan…

Dan…..

“…………” suara kursi digesekkan

“Preeet” suara kentut nyaring terdengar

Perhitungan meleset…

Ternyata kursi yang diduduki Edi adalah kursi yang ada rodanya sehingga tidak menimbulkan suara sama sekali… dan suara kentutnya yang terdengar jelas hingga seluruh penjuru ruangan perpustakaan…

…………………….

Perhitungan meleset dalam praktek dokter memang lumayan banyak dijumpai… kendala-kendala yang dijumpai dan paling sering adalah masalah komunikasi… atau cara pasien mengekspresikan apa yang dikeluhkan… dan dokter “terbawa” pola pikirnya oleh apa yang dinyatakan pasien….

Seorang remaja umur 13 tahun datang ke dokter mengeluh perutnya sakit. Dia menunjuk daerah ulu hati yang sering sakit….

Kemudian diperiksa menunjukkan hipertimpani di daerah ulu hati dan akahirnya mendiagnosisnya sebagai gastritis..

Pasien diberikan obat antasida, penekan produksi asam lambung.

“Kurangi makan pedes, makan santan dan berlemak, tidak minum kopi atau jahe dan kurangi minum minuman yang masam” kata dokter memberikan advis tambahan selain obat.

“Iya dokter” kata pasien dan orang tua yang mengantarkan.

Dua minggu berikutnya pasien datang…

Keluhan sama--> diperiksa --> diagnosis sama --> obat dan advis sama

Tiga minggu berikutnya pasien datang….

Keluhan sama --> diperiksa --> diagnosis sama--> obat dan advis sama

Satu minggu sesudahnya…

Keluhan sama --> diperiksa --> diagnosis sama --> obat dan advis sama

Lima hari sesudahnya….

Pasien datang dalam keadaan lebih berat… intensitas sakit perut semakin meningkat dan sering….

“Sakitnya terus menerus atau hilang timbul mbak?” tanya dokter

“Hilang timbul dok” jawab pasien

“Maksudnya?” tanya dokter

“Kadang sakit banget… terus tidak… kemudian mulai sakit banget kembali” jelas pasien

“Sakit hilang timbul itu sudah berlangsung berapa lama mas? Tanya dokter lagi

“Sudah lima tahun ini” jelas pasien lagi

Lima tahun?” tanya dokter tidak percaya

“Selama itu…sudah berobat?” tanya dokter lagi

“Iya sudah…biasanya mesti dianggap sakit maag” jelas pasien lagi

“Pernah ga mas… dalam sehari atau seminggu penuh tidak pernah sakit perut sama sekali” tanya dokter

“Pernah dok” jawab pasien

“Coba mas diingat-ingat kembali… biasanya muncul serangan sakit setelah apa mas?” tanya dokter

“Hmmmm… setelah apa ya…. Kayaknya kalo pas habis kecapekan… paling sering kalo habis pelajaran olah raga….

O ya yang paling berat.. dulu habis bepergian jauh…. besoknya pelajaran olah raga… terus siangnya sakit perutnya hebat sekali” jelas pasien

“Kalo ada masalah berat…misalnya pas ujian atau kebanyakan PR juga muncul?” tanya dokter

“Iya… kayaknya perut saya tidak mau diajak mikir berat deh” jelas pasien

“Dulu pernah jatuh sampek ga sadar mas?” tanya dokter

“Pernah…kecelakaan … jatuh ga sadar sampek sehari semalam… baru sadar” jelas pasein

……………………………………

Singkat kata dokter tersebut curiga ada epilepsy (iritasi otak) sehingga merujuknya melakukan rekam listrik otak.. dan benar diagnosisnya adalah epilepsy… diobati anti epilepsy.. dan tujuh tahun sesudahnya pasien tidak minum obat lagi dan sembuh..

…………………………….

Ternyata menegakkan diagnosis perlu berapa kali kunjungan… dan pernah mengalami “salah perhitungan” seperti pada kasus salah perhitungan dalam strategi mengeluarkan kentut di atas