Minggu, 14 Juni 2009

Jodoh dan Takdir


Qais dibuat skizofrenia gara-gara urung menikahi Layla, bunga hatinya. Romeo tewas dengan sukses di sisi Juliet yang mati sementara. Dunia cinta telah melahirkan ribuan judul tragedi. Ada apa?

Fenomena perjodohan selalu menarik, sehingga menu utama rumah produksi sinetron tidak jauh beranjak darinya. Tukang ramal jodoh kebanjran order dari orang iseng ataupun orang gelisah. Padahal kalau mau direnung-renungkan, fenomena perjodohan adalah semata-mata masalah takdir. Bahkan, dengan memahami fenomena ini, kita bisa memahami kenapa takdir itu ada.

Pernahkah, kamu berfikir mengapa kamu ada? Kenapa ayah kamu bernama Paijo dan ibumu bernama Sumiatun? Dan dengan demikian namamu adalah Painem binti Paijo ?
Benar sekali, kawan, karena harus dari perkawinan merekalah kamu dilahirkan. Kamu tidak akan pernah ada kalau Paijo menikah dengan Rani Juliani, misalnya. Artinya, Paijo itu jodohnya ya Sumiatun yang melahirkanmu, bukan Rani si caddy. Kalupun Paijo jadi menikah dengan Rani, maka hasilnya bukan kamu. Sampai di sini paham, bukan?

Begitupun kalau ibumu, dengn jalan apapun tidak mau menikah dengan Bung Paijo, tetapi berkeras memilih Ro'i Martin yang ganteng ya tidak jadi. Soalnya Allah telah merancang dengan seksama bahwa pada tanggal 5 Mei 1987 akan lahir Painem Biyutiful binti Paijo dari Ibu Sumiatun. Nah! Dengan nama itulah penduduk langit dan bumi memanggilmu. Dengan nama itulah Mikail membagi rizkimu.

Pun, begitulah, kelak dari perkawinanmu dengan 'someone' akan dilahirkan anak-anak manusia dengan identitas yang sudah jelas, dengan nasib yang sudah tercatat di Luh al Mahfuzh, kitab niscaya itu.
Misalkan Allah telah tetapkan beberapa masa sesudah hari ini akan lahir seorang bayi bernama Fulan dari hasil perkawinanmu dengan someone tadi... Mungkin saja siapakah someone itu kamu belum tahu saat ini. Kamu tidak kenal dia. Mungkin saja saat ini bahkan kamu sedang mencita-citakan untuk membina keluarga dengan Si Otong, teman kecilmu yang gantengnya tak tertahankan itu, tapi kalau Allah menetapkan bahwa anakmu kelak akan memiliki ayah biologis bernama someone, ya itulah takdir.

Begitulah, paling tidak itulah yang berlaku secara biologis. Maksudku, ketiga anak Ahmad Dhani memang harus ditakdirkan ber-ibu-kan Maia Estianty. Namun mungkin Ahmad Dhani bukan lagi jodohnya Maia setelah itu. Aku memakai nama mereka hanya agar lebih menjelaskan masalah takdir bagi 3 pihak: ayah, ibu dan anak sebagai tiga pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa perjodohan antara dua insan manusia berikut takdir mereka masing-masing. Kalau bingung silahkan berkomentar!

Kita ini tidak pernah lepas dari takdir. Kita lari dari satu takdir menuju takdir lain. Harapan semua orang adalah selalu melompat dari balok takdir satu ke balok takdir lain yang lebih baik. Betapapun kita berusaha, berhasil atau gagal itu adalah bagian dari takdir juga. Allah lebih tahu apa yang lebih baik dan mana yang buruk buat hambaNya. Baca juga al Baqarah: 216.

Maha Besar Allah, yang merancang skenario kolosal dengan puluhan miliar tokoh dan kesemuanya mendapatkan peran dan ceritanya dengan rinci. Kita hanya satu dari mereka dan tidak pernah ada urusan yang di sia-siakanNya, bukan?

Kini,Romeo telah memilih takdirnya. Qais semestinya tidak usah menjadi Majnun kalau saja ia tahu ada takdir yang lain.
Wallahu a'lam.