Senin, 22 Juni 2009

Bayi Tabung = IVF

IVF (=In Vitro Fertilization) In Vitro artinya di laboratorium / diluar tubuh, Fertilization artinya pembuahan. Singkatan bahasa Indonesianya FIV = Fertilisasi In Vitro adalah usaha fertilisasi yang dilakukan diluar tubuh, didalam cawan biakan, dengan suasana yang mendekati alamiah.
Istilah yang sering dipakai adalah test tube baby (bayi tabung). Bayi tabung pertama didunia adalah Louise Joy Brown (Ceweq) lahir 25 Juli 1978, di Inggris Raya. Kurang dari 5 % pasangan infertil (Pasangan ingin punya anak=PIPA) menggunakan tehnik ini.

IVF biasanya merupakan pengobatan pilihan pada wanita dengan saluran telur yang tersumbat, rusak berat atau tidak memiliki saluran telur (kelainan genetik). Tetapi belakangan IVF juga dipergunakan untuk mengatasi PIPA akibat endometriosis, infertlitas akibat pria dan infertlitas yang tidak terjelaskan.


Hasil penggabungan gambar yang berhubungan dengan proses IVF

Fase2 kunci IVF adalah
  1. Down regulasi
  2. Stimulasi
  3. Pengambilan Sel telur
  4. Transfer Embryo
  5. Dukungan Luteal
  6. Test kehamilan
1. Down Regulasi
Dirancang untuk menekan aktifitas indung telur, sehingga waktu siklus mens dapat dikontrol bisa dengan mempergunakan pil KB. Demikian juga follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinising hormone (LH) di tekan, agar ovulasi bisa di kendalikan. Untuk tujuan ini dipakai obat2 an seperti GnRh agonist (seperti Synarel atau Lupron).

Di bagian akhir fase ini, pil KB di hentikan, sedangkan GnRH agonis nya tetap dilanjtkan. Saat haid datang, dilakukan USg trans-V untuk memastikan indung telur memang ter-supresi dan endometrium tidak menebal.

2. Stimulasi
Tahap selanjutnya adalah menstimulasi indung telur agar menghasilkan sel telur seperti pada siklus yang normal (biasa). Diberikan FSH (sintetik) secara injeksi setiap hari agar sel telur tumbuh menjadi matang.

Obat GnRH agonis pada fase down regulation juga masih diberikan sampai akhir masa stimulasi agar tidak terjadi ovulasi yang terlalu awal.

Pemberian FSH dikontrol dengan ketat dengan mempergunakan USG tans-V serta pemeriksaan kadar estrogen darah. Tujuannya agar tidak terjadi stimulasi yang berlebihan dikenla dengan OHSS (ovarian hyperstimulation syndrome).

Lamanya fase ini rata-rata 10-15 hari. Diakhir fase ini jika ditemukan folikel yang matang, diberikan injeksi HCG (kerjanya mirip LH) untuk mencetuskan pematangan sel telur serta terjadinya ovulasi. Timing pemberiannya kira2 36 jam sebelum pengambilan sel telur (ovum retrieval).

3. Pengambilan sel telur
Merupakan tindakan pembedahan kecil dengan anestesi umum, jarum halus dimasukkan lewat dinsing vagina dibawah bimbingan USG untuk mengambil sel telur yang sudah matang tadi.

Telura yang sudah matang ini selanjutnya dicampurkan kedalam sperma agar bisa terjadi pembuahan secara alami, jika kualitas mani rendah, maka seekor mani di masukkan kedalam sel telur dengan mempergunakan mikroskop.

Telur2 ini selanjutnya di panatau untuk melihat berapa banyak yang berhasil di buahi dan serta pembelahannya.

4. Transfer Embryo
Tergantung protokol masing2 negara, transfer dilakukan pada hari ke 2 atau hari ke 5. Tetapi hari ke 5 hasilnya lebih baik dibanding hari ke 2 setelah pegambilan telur. Dalam masa ini, progesteron diberikan baik secara injeksi ataupun pessari agar endometrium menebal guna persiapan transfer embryo.

Biasanya dimasukkan maksimal dua sehingga bayinya akan kembar. Terlalu banyak embryo akan membahayakan kehamilan.

5. Dukungan Luteal
Diberikan proesteron lanjutan sama seperti diatas baik dengan injeksi mauapun dengan pessari. Lamanya sampai 2 minggu setelah pengambilan sel telur.

6. Test Kehamilan
Dilakukan dengan memeriksa kadar HCG darah. Jika hasilnya negatif, pemberian progesteron di hentikan dan haid akan muncul. Jiak ytest hamil positif, maka pemberian progeteron akan dilanjutkan sampai habis TM I, dimana plasenta akan mandiri menghasilkan progesteron untuk mendukung kehamilan.

Walaupun prosesenya rumit dan canggih ternyata angka keberhasilnnya hanya 30-35%. Dibawah ini ada video dari youtube yang judulnya IVF