Senin, 12 April 2010

Pendekar Bejo (Part 1)


Sugesti itu penting (kisah dua babak).

***
Ini kisah tentang Bejo yang bejo. Bejo artinya begyo, bahagia, untung, berkelimpahan. Sebenarnya Bejo tidak ingin kisahnya diceritakan oleh siapapun, oleh penulis handal terkenal saja ndak mau apalagi penulis amatiran yang suka plesetan macam saya. Ia akan memperkarakan siapa saja yang menuliskan kisah hidupnya yang ajaib tanpa seijinnya.
Untungnya Bejo ini hanyalah tokoh fiktif dalam benak saya, jadi dengan leluasa saya bisa menyuekin, mempercuekkan atau mengecuekkan ancamannya. Hoho, jangankan mencuekkan, saya bisa membuatnya anyang-anyangen, masuk angin, kaya, miskin, bahagia ataupun merana. Betapa berkuasanya saya atas dirinya.
Tentunya saya akan tetap cerita sama sampeyan.

***
Alkisah Bejo adalah seorang pemuda kampung perantau yang ingin memilki kesaktian atau daya linuwih. Betapa tidak, profesinya sebagai tukang tagih mengharuskan ia berpenampilan nggegirisi, otot berisi dan kelihaian berkelahi.
Sebenarnya profesi itu bukan cita-citanya, namun karena tawaran teman pamannya yang membawa dia ke kota dan tidak ada pilihan lain maka dengan modal kepala plontos licin dan sungut tebal ia mencoba pekerjaan itu.

Sungut tebal, nyalinya tipis. Nagih utang jadi pekerjaan maha berat untuknya. Acapkali ia pipis di celana menghadapi pengutang yang galaknya lebih dahsyat dari macan betina menjalani masa nifas 40 hari. Apalagi kalau pengutang itu juga mengerahkan bodyguard untuk menghadapinya, tak jarang ia pulang dengan benjol manis menghiasi wajahnya. Ia sedih sekali, mau pulang kampung malu, mau bunuh diri lebih takut lagi sama malaikat penjaga neraka.


Memang bejo Si Bejo ini, seminggu setelah surat itu dibacakan oleh Kang Paino kepada Mak'e datanglah balasan: "Nak, coba kamu kungkum malem Jumat Legi pas bulan purnama nanti di Kali Ciliwung. Jangan lupa bawa sabun antiseptik, minum tolak angin dan pakai minyak kayu putih. Tertanda Pamanmu, Ki Jono."
O, rupanya Mak'e konsul perihal masalah anak kebanggannya kepada om-nya di kampung yang dukun cukup terkenal.


***
Singkat cerita, nasehat itu ia turuti dengan tingkat kepatuhan mutlak. Dan, setelah berendam dan menempuh pengalaman spiritual melihat macam-macam penampakan dari mulai botol sampo, pampers, bangkai ayam sampai orok hanyut ia mendapati secarik kertas basah nempel di ubun-ubunnya. Dari pamornya ia yakin, kertas itulah hasil tirakatnya semalam suntuk.
Maka bergegaslah ia membaca kertas yang agak lecek itu.

Resep Jampi Kepalan Sakti:
Minumlah Parasetamol sambil membaca hizib ini:
Sadhumuk bathuk saanyari bumi
Ilang migrainku, bleh!

Bejo bahagia sekali membaca wangsit itu. Tirakatnya semalam suntuk membuahkan hasil, sebuah formula ajiib yang akan mengubah hidupnya. Masa depan terlihat begitu terang.
Mendadak badannya menghangat, perasaannya melambung. Dahsyat, baru membaca wangsitnya saja aku sudah merasa perkasa.

Maka sejak hari itu ia seperti terlahir sebagai manusia baru.
Dulu mukanya babak belur dihajar Si Genggong penguasa blok 4 pasar, sekarang Si Genggong terjengkang sekali kemplang. Anak buah Genggong lari tercirit birit, menabrak sana-sini lebih heboh daripada ayam betina yang salah tingkah dikejar jago ganteng.
Bang Sarip yang terkenal garang dan kejam dibuatnya meraung-raung memanggil-manggil istri tuanya ketika giginya rontok delapan terkena sambaran kepalan sakti Bejo. "Ampyuuun... Minah... Gue kafooook!! Iye besok-besok gue kagak bakalan tegong ame looo...!" Para pedagang pasar yang selama ini terzalimi tertawa girang melihat tokoh antagonis pasar tepar terkapar sambil meratap-ratap.
Preman mana yang berani sekarang, dia hajar.
Inilah Si Bejo, the rising star Pasar Tanah Ijo. Ia menjuluk diri Jo, Si Tangan Baja.

***
Karirnya sebagai debt collectorpun melejit. Jangankan bodyguard, anjing herder yang gahar aja langsung mingkem melihat ia mematahkan gagang pintu dengan sekali gebrak. Melihat tatap matanya lutut orang bisa gemeteran dari maghrib sampai subuh.
Urusan piutang dijamin beres di tangan Jo. Banyak rentenir berminat mencarter Jo. Hidup Jo!

: (nggak enak bacanya kalo kepanjangan, bersambung jilid 2)