Kamis, 17 September 2009

Peribahasa#1: Bayang-bayang Sepanjang Badan

Terserah apa tafsirmu tentang peribahasa ini, kawan. Aku hanya ingin menulis tafsir versiku, seorang tukang tafsir amatir dan kambuhan.
Bayang-bayang sepanjang badan, sebuah ungkapan elok dari nenek moyang kita yang terwariskan turun temurun. Entah apa maksud nenek dan moyang kita itu. Mohon maaf ya Nek sekiranya aku membahas peribahasamu tidak seperti yang engkau maksudkan. Maklumlah kita beda zaman, beda pengalaman hidup. Aku tak searif engkau yang tentu telah banyak makan asam garem kehidupan, zaman kami peyek aja pake MSG Nek.... Maklumlah kami ini makhluk yang tidak percaya diri hanya dengan bawang ketumbar dan kemiri

Bayang-bayang sepanjang badan.
Kalau badan adalah sisi batin kita, maka bayang-bayang adalah proyeksinya pada sisi lahir yang terpantul pada cermin.
Eh, bayang-bayang maksudnya bayangan di cermin lho ya, bukan bayangan di tanah saat kita tubuh kesorot lampu.
Tampilan lahir kita, kata-kata kita, pola tindakan kita adalah cerminan dari isi hati kita.
'Hati', saya secara njladrah menganggapnya sebagai object imagery dari alam bawah sadar (sub consciousness). Alam bawah sadar berisi kandungan memori jangka panjang, pola pikir, pola tindakan spontan yang terbentuk dari pengalaman, input, pembelajaran seorang manusia sejak otak manusia berfungsi di dalam rahim ibu sampai mati. Ia bersifat profundal (dalam) dan ternyata menurut riset menguasai 88% kesadaran utuh kita, sangat dominan dibanding 12% alam sadar (conscious) yang bersifat jangka pendek dan analitis.
'Otak' (dalam tanda kutip), menurut saya lebih merepresentasikan yang 12% itu. Kenapa pake tanda kutip? Ya karena secara anatomi fisiologis segala memori baik sadar maupun gak nyadar ya ada di otak, ya toh? Kalo hati kan tempat bikin empedu, kalo jantung buat mompa-mompa darah. Gitu yah, bener gak sey?
Karena dominan, tak salahlah orang bijak mengatakan hati adalah raja, atau sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam diri seorang manusia ada segumpal darah yang apabila baik darah itu maka baiklah seluruh tubuh. Jelek darah itu jelekpun seluruh badan.Dan segumpal darah itu adalah hati (sebagai object imagery). Karena dominasi itulah.

Dalam terminologi Islam, kita kenal yang namanya akhlak. Akhlaqul karimah itu pola pikir, pola ucap dan pola tindakan mulia yang muncul secara spontan dan tidak dibuat-buat, itulah definisinya. Kongruen bukan dengan definisi subconscious tadi?
Kalo ada yang kemuliaan sifatnya pura-pura atau mengandung niat berlapis maka biasanya akan menemui inkonsistensi pada suatu masa dikarenakan sifatnya yang jangka pendek dan analitis tadi, ketika suatu saat ia berbenturan dengan 'aslinya' yang lebih dominan, tentulah akan rontok.

Nah, kawan kalau kita pernah diajarin sama Bu guru Agama kita bahwa aqidah salamah (belief system yang terpelihara) akan membuahkan ibadah sahihah (ibadah yang bener, baik ritual maupun sosial. mahdhah maupun mu'amalah) dan hasil akhirnya adalah akhlakul karimah, ya di sinilah ketemunya. Memang Rasulullah diutus untuk apa? Betululululul...menyempurnakan akhlak umat homo sapiens yang dimandat sebagai khalifah di bumi ini. Innama bu'itstu li utammima makarimal akhlaq.

Jadi Sob, barngkali itulah tafsir peribahasa pertama. Peribahasa selanjutnya mboh kapan, sak koberku ya. Atau kalo ada sobat yang mau ngelanjutkan ya lanjutkanlah.

Bayang-bayang sepanjang badan, maka barangkali bulan Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah memang dimaksudkan untuk mengakselerasi kita agar bisa tampil lebih ganteng-ganteng dan geulis-geulis di depan cermin kehidupan (kaca benggala) ini... Wehehehe...