Senin, 20 Juli 2009

Identifikasi Landmarks

Pemahaman yang seksama tentang osteologi kranio-facial yang kompleks merupakan syarat yang mutlak dalam mempelajari analisis cephalometri. Dalam radiograf cephalometri banyak sekali titik-titik landmarks yang dapat digunakan. Untuk mengevaluasi pertumbuhan kranio-facial, sering dipakai garis-garis referensi. Garis-garis referensi yang dapat disuperimposisikan akan memperlihatkan adanya perubahan dalam pertumbuhan.


Landmark adalah titik yang berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran atau konstruksi suatu bidang. Idealnya, landmark harus ditempatkan dengan mudah dan secara nyata mempunyai keterkaitan anatomi dan tetap konstan selama proses pertumbuhan. Sebagian besar cephalometri tidak memenuhi spesifikasi tersebut. Untuk membuat garis, sudut dan bidang maka digunakanlah titik-titik landmarks yang berguna untuk pengukuran 2-D kranio-facial pasien serta hubungan gigi-geligi.
Anatomi Landmarks
Berikut ini adalah tanda-tanda anatomi pemandu dalam bentuk titik, garis, dan sudut yang digunakan dalam pengukuran analisis dento-facial.
Titik – titik Referensi
Sella Turcica (S). Titik tengah fossa hipophysa. Titik ini berada didaerah ovoid tulang sphenoid yang mengandung glandula pituitary.
Nasion (N). Sutura nasofrontal atau penghubung tulang frontal dan tulang nasal. Jika sutura ini tidak terlihat, maka titik ini dapat ditempatkan pada cekungan terdalam dari kedua tulang tersebut.
Menton (Me). Titik paling inferior pada simphysis mandibula.
Porion (Po). Titik paling superior dari tulang meatus auditorius externa.
Orbitale (Or). Titik terendah pada batas externa orbita. Pada cephalogram antero-posterior titik ini dapat teridentifikasi, sedangkan pada cephalogram lateral garis luarnya melewati batas orbita.
Incisor Superius (Is). Ujung incisal paling anterior incisivus sentral maxilla.
Incisor Inferius (Ii). Ujung incisal paling anterior incisivus sentral mandibula.
A point (A) (Subspinale). Titik terdalam kurvatura anterior maxilla antara Anterior Nasalis Spine (ANS) dan alveolar crest. Walaupun titik A dapat berubah sejalan dengan perawatan, tetapi tetap menggambarkan titik terdepan dari maxilla.
B point (B) (Supramentale). Titik paling posterior pada kurvatura tulang mandibula dibawah infradentale dan diatas pogonion. Titik B biasanya ditemukan dekat dengan apeks akar gigi incisivus mandibula dan kadang-kadang tidak jelas selama erupsi gigi. Jika profil dagu tidak cekung, maka titik B tidak dapat ditentukan.
Articulare (Ar). Perpotongan tiga bayangan radiografi: permukaan inferior basis kranial dan permukaan posterior leher condyl mandibula.
Anterior Nasal Spine (ANS). Titik paling anterior processus spinosus maxilla, proyeksi kavitas lantai hidung.
Posterior Nasal Spine (PNS). Titik paling posterior dari tulang palatum. Titik ini biasanya tidak terlihat bahkan dalam film kepala lateral oleh karena titik ini dibentuk oleh perpotongan lanjutan dinding anterior fossa pterygopalatina dan lantai hidung.
Gnathion (Gn). Titik paling anterior dan inferior symphisis mandibula. Gnathion juga dapat dibentuk pada titik tengah antara Pogonion dan Menton.
Gonion (Go). Titik paling posterior dan paling inferior dari sudut mandibula.
Pogonion (Pg). Titik paling anterior pada symphisis mandibula.
Basion (Ba). Titik paling posterior dan paling inferior pada bidang sagital rim anterior foramen magnum.
Bolton (Bo). Titik tertinggi pada kurvatura fossa retrocondyl.
Pterygomaxillary fissure (PTM). Bentuk taerdrop bilateral dengan daerah radiolusen, dimana dinding posterior dibentuk oleh batas anterior plat pterygoid tulang sphenoid dan dinding anterior oleh batas posterior maxilla (tuberositas maxila).
Key Ridge (KR). Titik terendah pada kontur bayangan dinding anterior fossa infratemporal.
Secara alami, tidak semua landmarks tersebut digunakan rutin dalam analisis cephalometri. Variasi landmarks seperti porion, orbital, gonion, titik bolton. Basion, spina nasalis anterior dan posterior serta titik A bisa menghasilkan interpretasi yang berbeda dalam kriteria cephalometri dari peneliti ke peneliti.
Jika sebuah titik sukar terlihat, maka tutupi semua semua film dimana hanya daerah yang sukar terlihat saya yang diterangi sinar. Jika cara ini gagal, maka cobalah untuk menggunakan lampu sorot yang terang, tetapi jika masih tetap tidak jelas maka gunakan perkiraan.