Dok, saya wanita berusia 30 tahun yang menderita nyeri di sebelah kanan wajah, antara rahang, kuping sampai ke leher maupun kepala disebelah kanan. Hal itu telah saya alami lebih dari satu tahun. Dari keterangan yang saya baca, hampir bisa memastikan bahwa saya menderita penyakit neuralgia trigeminal.
Saya ingin menanyakan solusi untuk pengobatan ini dok. Saya sudah hampir putus asa, karena banyak dokter telah saya jalani, mulai dari tht, gigi juga syaraf. Tapi tidak ada yang bisa menyimpulkan tentang penyakit saya. Jadi saya mohon ada tanggapan dokter. Terimakasih atas penjelasan dokter.
Nelva (Perempuan, 30 Tahun), nelvaXXXX@yahoo.com
Jawaban
Saudari Nelva YTH,
Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.
Sebelum membahas tentang terapi akan kami jelaskan sedikit tentang pemeriksaan fisik dan kriteria diagnosis yang harus dilakukan dan ditegakkan atau dipastikan dokter sebelum memastikan apakah itu neuralgia trigeminal atau bukan.
Neuralgia trigeminal sering disebut juga 'tic douloureux' adalah kondisi nyeri craniofacial (kepala-wajah) yang relatif umum dirasakan. Diagnosis ditegakkan berdasar riwayat khas berupa nyeri elektrik dan episodik (episodic electric pain) pada distribusi saraf trigeminal, misalnya di bagian rahang atau sekitar pipi.
Area pencetus nyeri sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Pada beberapa penderita mata, telinga atau langit-langit mulut juga bisa terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari atau pada saat penderita berbaring.
Beberapa faktor pencetus nyeri adalah air dingin, menyentuh wajah, makan, membasuh wajah, berbicara. Pada penderita pria, mencukur jambang atau jenggot (shaving) juga dapat mencetuskan nyeri.
Pemeriksaan fisik memerlukan evaluasi kepala dan leher yang menyeluruh dengan perhatian atau penekanan khusus pada pemeriksaan saraf (neurological examination). Pemeriksaan saraf kranial (cranial nerve examination) haruslah dilakukan dokter untuk menentukan ketidaknormalan pada saraf wajah.
Sebagai tambahan, evaluasi neurosensoris standar dari sistem trigeminal meliputi sentuhan ringan dan tajam, suhu, deteksi kontak, dan pembedaan dua titik.
Menurut The American Academy of Neurology dan the European Federation of Neurological Societies (2008), MRI (Magnetic Resonance Imaging) belum terbukti efektif untuk memastikan kontak vaskuler pada penderita neuralgia trigeminal klasik, dan belum ada bukti yang cukup kuat untuk memastikan teknik apa yang terpercaya untuk memastikan/menegakkan diagnosis neuralgia trigeminal.
Kriteria klinis untuk diagnosis neuralgia trigeminal primer (idiopatik) adalah:
1. Nyeri yang berat, mendadak, berulang, terasa seperti ditusuk, ditikam, atau dipotong (severe, lancinating paroxysmal pain)
2. Nyeri di satu sisi wajah (unilateral pain)
3. Nyeri terbatas di distribusi saraf trigeminal
4. Daerah pemicu yang nyata (tactile trigger areas)
5. Tidak ada defisit neurosensory
Nah, dari kalimat kunci keluhan saudari Nelva di atas, yaitu:
'Nnyeri di sebelah kanan wajah, antara rahang, kuping dan sampai ke leher maupun kepala disebelah kanan' dan 'telah saya alami lebih dari satu tahun' maka hampir bisa dipastikan bahwa diagnosis mengarah ke neuralgia trigeminal kronis.
Solusinya, segeralah ke dokter terdekat. Dokter akan memberikan obat carbamazepine atau oxcarbazepine sebagai terapi lini pertama untuk mengendalikan nyeri.
Obat lain sebagai alternatif untuk mengontrol nyeri pada kasus neuralgia trigeminal adalah: baclofen, lamotrigine, pimozide. Obat golongan topical ophthalmic anesthesia mungkin tidak efektif untuk mengontrol nyeri pada penderita neuralgia trigeminal.
Belum ada data atau bukti yang cukup kuat untuk mendukung atau membantah efektivitas dari clonazepam, gabapentin, phenytoin, tizanidine, topical capsaicin, dan valproate untuk mengontrol nyeri pada penderita neuralgia trigeminal.
Kombinasi terapi mungkin saja bermanfaat, namun perlu dicatat, belum ada bukti yang kuat untuk membandingkan antara polytherapy (terapi dengan lebih dari satu obat) dengan monotherapy (terapi dengan satu jenis obat).
Penggunaan opioid, benzodiazepin, obat antiepileptic (misal: fosphenytoin i.v.) atau analgesik non-opioid secara intravena belum terbukti efektivitasnya di dalam mengobati nyeri akut pada kasus neuralgia trigeminal.
Untuk penderita neuralgia trigeminal yang kebal obat (refractory to medical therapy), jadi sudah diberi obat namun terus berulang, kumat, kambuh setelah obat habis, maka terapi pembedahan atau operasi dapat dipertimbangkan.
Beberapa teknik yang dapat dianjurkan antara lain:
1. Gasserian ganglion percutaneous techniques
2. Gamma knife and microvascular decompression
3. Microvascular decompression untuk membebaskan nyeri dalam waktu yang lama. Microvascular decompression mungkin terapi yang paling efektif untuk penderita neuralgia trigeminal.
4. Percutaneous ganglion balloon compression (PBC). Ini adalah prosedur invasive yang minimal untuk terapi neuralgia trigeminal.
Berkonsultasilah dahulu dengan dokter Anda sebelum memutuskan terapi yang tepat.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.
dr. Dito Anurogo
Saya ingin menanyakan solusi untuk pengobatan ini dok. Saya sudah hampir putus asa, karena banyak dokter telah saya jalani, mulai dari tht, gigi juga syaraf. Tapi tidak ada yang bisa menyimpulkan tentang penyakit saya. Jadi saya mohon ada tanggapan dokter. Terimakasih atas penjelasan dokter.
Nelva (Perempuan, 30 Tahun), nelvaXXXX@yahoo.com
Jawaban
Saudari Nelva YTH,
Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.
Sebelum membahas tentang terapi akan kami jelaskan sedikit tentang pemeriksaan fisik dan kriteria diagnosis yang harus dilakukan dan ditegakkan atau dipastikan dokter sebelum memastikan apakah itu neuralgia trigeminal atau bukan.
Neuralgia trigeminal sering disebut juga 'tic douloureux' adalah kondisi nyeri craniofacial (kepala-wajah) yang relatif umum dirasakan. Diagnosis ditegakkan berdasar riwayat khas berupa nyeri elektrik dan episodik (episodic electric pain) pada distribusi saraf trigeminal, misalnya di bagian rahang atau sekitar pipi.
Area pencetus nyeri sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Pada beberapa penderita mata, telinga atau langit-langit mulut juga bisa terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari atau pada saat penderita berbaring.
Beberapa faktor pencetus nyeri adalah air dingin, menyentuh wajah, makan, membasuh wajah, berbicara. Pada penderita pria, mencukur jambang atau jenggot (shaving) juga dapat mencetuskan nyeri.
Pemeriksaan fisik memerlukan evaluasi kepala dan leher yang menyeluruh dengan perhatian atau penekanan khusus pada pemeriksaan saraf (neurological examination). Pemeriksaan saraf kranial (cranial nerve examination) haruslah dilakukan dokter untuk menentukan ketidaknormalan pada saraf wajah.
Sebagai tambahan, evaluasi neurosensoris standar dari sistem trigeminal meliputi sentuhan ringan dan tajam, suhu, deteksi kontak, dan pembedaan dua titik.
Menurut The American Academy of Neurology dan the European Federation of Neurological Societies (2008), MRI (Magnetic Resonance Imaging) belum terbukti efektif untuk memastikan kontak vaskuler pada penderita neuralgia trigeminal klasik, dan belum ada bukti yang cukup kuat untuk memastikan teknik apa yang terpercaya untuk memastikan/menegakkan diagnosis neuralgia trigeminal.
Kriteria klinis untuk diagnosis neuralgia trigeminal primer (idiopatik) adalah:
1. Nyeri yang berat, mendadak, berulang, terasa seperti ditusuk, ditikam, atau dipotong (severe, lancinating paroxysmal pain)
2. Nyeri di satu sisi wajah (unilateral pain)
3. Nyeri terbatas di distribusi saraf trigeminal
4. Daerah pemicu yang nyata (tactile trigger areas)
5. Tidak ada defisit neurosensory
Nah, dari kalimat kunci keluhan saudari Nelva di atas, yaitu:
'Nnyeri di sebelah kanan wajah, antara rahang, kuping dan sampai ke leher maupun kepala disebelah kanan' dan 'telah saya alami lebih dari satu tahun' maka hampir bisa dipastikan bahwa diagnosis mengarah ke neuralgia trigeminal kronis.
Solusinya, segeralah ke dokter terdekat. Dokter akan memberikan obat carbamazepine atau oxcarbazepine sebagai terapi lini pertama untuk mengendalikan nyeri.
Obat lain sebagai alternatif untuk mengontrol nyeri pada kasus neuralgia trigeminal adalah: baclofen, lamotrigine, pimozide. Obat golongan topical ophthalmic anesthesia mungkin tidak efektif untuk mengontrol nyeri pada penderita neuralgia trigeminal.
Belum ada data atau bukti yang cukup kuat untuk mendukung atau membantah efektivitas dari clonazepam, gabapentin, phenytoin, tizanidine, topical capsaicin, dan valproate untuk mengontrol nyeri pada penderita neuralgia trigeminal.
Kombinasi terapi mungkin saja bermanfaat, namun perlu dicatat, belum ada bukti yang kuat untuk membandingkan antara polytherapy (terapi dengan lebih dari satu obat) dengan monotherapy (terapi dengan satu jenis obat).
Penggunaan opioid, benzodiazepin, obat antiepileptic (misal: fosphenytoin i.v.) atau analgesik non-opioid secara intravena belum terbukti efektivitasnya di dalam mengobati nyeri akut pada kasus neuralgia trigeminal.
Untuk penderita neuralgia trigeminal yang kebal obat (refractory to medical therapy), jadi sudah diberi obat namun terus berulang, kumat, kambuh setelah obat habis, maka terapi pembedahan atau operasi dapat dipertimbangkan.
Beberapa teknik yang dapat dianjurkan antara lain:
1. Gasserian ganglion percutaneous techniques
2. Gamma knife and microvascular decompression
3. Microvascular decompression untuk membebaskan nyeri dalam waktu yang lama. Microvascular decompression mungkin terapi yang paling efektif untuk penderita neuralgia trigeminal.
4. Percutaneous ganglion balloon compression (PBC). Ini adalah prosedur invasive yang minimal untuk terapi neuralgia trigeminal.
Berkonsultasilah dahulu dengan dokter Anda sebelum memutuskan terapi yang tepat.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.
dr. Dito Anurogo