Suatu ketika saya ada kesempatan acara dinas menginap di sebuah kota yang terletak di pegunungan. Saat memasuki hotel itu kami serombongan disambut dengan ramah oleh pelayan dan resepsionis hotel. Mungkin karena mengusung konsep Islami, saat kedatangan kami di malam hari, pelayan dan resepsionis yang menyambut kami adalah cowok semuanya. Kemudian disuguhi pula minuman wellcome drink, sebagai penyambut sekaligus membina suasana hangat dan memberikan pengalaman “wow” bagi kami sebagai customer hotel tersebut. Dan benar, bagi kami suguhan ini sebagai pengalaman yang luar biasa. Suasana dingin karena dekat pegunungan, diberikan minuman hangat yang luar biasa. Saat mencicipi, sempat bingung dengan aroma dan rasa dari minuman hangat tersebut. Yang jelas terasa manis, menghangatkan tubuh dan ada sensasi “pedas mentol” atau “semriwing” di tenggorokan yang dapat mengencerkan dahak. Terus terang sekilas rasanya seperti jahe, tetapi tidak pedas, saya menganggapnya rasa jahe. Beberapa saat kemudian, setelah meletakkan barang-barang bawaan, kami duduk-duduk dan menikmati kehangatan minuman wellcome drink sembari menunggu kelengkapan administrasi untuk menginap di hotel tersebut. Teman sejawat kami yang sangat senior tiba-tiba datang mendekat kepada sebagian kami yang hampir sebaya usianya dengan saya. Beliau mengatakan kepada kami, “ternyata wellcome drink itu wedang jahe ya”. Spontan kami tidak bisa menahan ketawa menanggapi kelucuan yang diungkapkan oleh senior kami. Meledaklah suara tawa kami secara lepas bersama-sama.
“ha ha ha ha ha”
Ada-ada saja beliau ini membuat humor. Kemudian kami hanyut dalam pikiran kami sendiri-sendiri.
Sambil duduk-duduk menyendiri di sudut hotel, dengan menikmati wellcome drink yang ternyata adalah wedang jahe... eh bukan wedang jahe lebih tepatnya adalah wedang sereh.. pikiran saya melambung menembus bangunan yang tepat di depan hotel sebuah gelanggang olah raga. Saya teringat pengalaman teman yang kebetulan sebagai konsultan dan sering “PY” alias “payu” alias “laku”. Dan pelanggan yang sering memanfaatkan jasanya adalah pemerintah daerah di seluruh nusantara. Jadi dapat dikatakan beliau konsultan ini, jarang ada di rumah. Seperti layaknya selebritis yang “manggung” di mana-mana.
Ada pengalaman menarik dari beliau konsultan ini saat “manggung” di propinsi Papua. Sebagai orang asing datang di suatu daerah yang asing tentu sangat banyak tempat yang tidak diketahuinya. Karena itu sebagai andalannya untuk mencari alamat adalah seperti dalam peribahasa “malu bertanya sesat di jalan”. Ternyata ada peribahasa lain yang berlaku saat berada di propinsi Papua tersebut yaitu “lain ladang lain belalang, lain lubuk lain durian”, kondisi yang dijumpai benar-benar berbeda. Dengan santainya sang konsultan ini menanyai orang yang dijumpai di jalan. Setelah jelas informasi alamat yang dimaksud sang konsultan ini mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberikan informasi. Di luar dugaan, orang ini mengatakan, “terima kasihnya saya terima, tapi uang informasinya mana pak?”
“lho ada uang informasi?”
“Iya pak, Anda boleh pergi dengan selamat setelah membayar uang informasi!”
“berapa uang informasi yang harus saya bayar?”
“biasanya turis-turis itu ngasih saya seratus ribu”
“apa? seratus ribu?”
“gimana? masih ingin pergi dengan selamat kan?”
“kalau saya bayar lima puluh ribu pak?”
“ya sudah, mana uangnya?”
Sang konsultan merogoh uang yang ada dikantong bajunya, dan memberikan uang lima puluh ribu kepada orang itu.
Wah ternyata, kalau begitu, besok lagi sebelum menanyakan informasi alamat kepada orang asing yang baru dijumpai di wilayah ini harus melakukan tawar-menawar harga dulu, baru menanyakan alamat yang diinginkan.
Tersadar dari lamunan, saya pun mencoba menghubungkan antara humor yang didemonstrasikan oleh senior saya dengan peristiwa yang dihadapi oleh teman saya yang seorang konsultan keuangan. Bisa jadi orang asli papua ketika ditanyai turis pertama kalinya dan mendapatkan uang dari turis penanya, sama kondisinya seperti humor senior saya (bila dianggap sungguhan). Wellcome drink = wedang jahe ada hubungannya dengan turis yang nanya = imbalan uang. Hallah.