Bagaimana cara menghindari Induksi yang tidak perlu
Menurut penelitian 50% persalinan dengan Induksi berakhir di meja operasi = CAECAR!!! Dan ini terjadi terutama pada ibu yang baru melahirkan untuk pertama kali. Padahal jika ibu bersalin pertama kali di lakukan SC, maka mereka beranggapan bahwa untuk persalinan berikutnya harus SC lagi padahal tidak. Nah selain itu, dibandingkan dengan proses persalinan alami, ternyata proses persalinan yang di induksi terasa jauh lebih sakit. Hal ini disebabkan karena ternyata isi obat yang dimasukkan dalam tubuh kita yairu oksitosin sintetis tidak bisa di respon oleh otak dan tidak match dengan oksitosin alami. Sehingga justru malah menekan produksi oksitosin alami bahkan menekan produksi hormone endorphin dalam tubuh nah bisa di bayangkan bukan? Berikuti ini beberapa langkah yang bisa Anda ikuti untuk menghindari induksi dalam persalinan
Langkah 1
Salah satu alasan paling umum untuk induksi adalah persalinan yang sudah “jatuh Tempo” atau melewati hari perkiraan lahir (HPL). Nah pertanyaannya adalah bagaimana Anda tahu kapan persisnya terjadi konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma) dan kapan Anda benar-benar “terlambat”? Perlu Anda ketahui bahwa tidak ada yang tahu tepatnya kapan konsepsi seseorang itu terjadi. Mengapa ada rumus perkiraan lahir ini karena untuk memudahkan bagi kami praktisi kesehatan melihat tumbuh kembang janin Anda dan untuk berjaga-jaga bagi Anda sebagai orang tua. Dan biasanya ini selisih dua mingguan. Sekarang coba Anda renungkan, rumus HPL dihitung dari hari pertama menstruasi, apakah saat itu sudah terjadi konsepsi? Tentu saja tidak. Karena konsepsi terjadi apabila terjadi ovulasi dan saat itu ada sperma dan 2 sel ini bertemua. Apakah anda ingat dan tahu kapan tepatnya ovulasi? Rumus ovulasi terjadi 14 hari setelah periode menstruasi terakhir diketahui (ini berlaku untuk siklus 28 hari) nah berarti ada selisih 2 minggu disini. Jadi sangat tidak masuk akal apabila Anda sudah panic ketika memasuki 40 minggu namun belum ada tanda persalinan. Karena bisa saja mundur hingga 42 minggu. Dan semakin tidak masuk akal lagi apabila begitu 40 minggu sudah di induksi atau bahkan di Sc. Karena bisa saja saat itu umur bayi Anda sebenarnya masih 38 minggu. Kurang dari 5% dari bayi yang lahir tepat di hari HPLnya. karena Grafik lingkaran yang digunakan di dokter/bidan yang paling sering untuk menentukan tanggal HPL itu didasarkan pada siklus rata-rata 28-hari, dengan ovulasi 14 hari setelah periode menstruasi terakhir diketahui. Jika siklus Anda lebih panjang atau tidak teratur, metode ini kemungkinan besar tidak akurat. Bahkan jika Anda berpikir bahwa Anda tahu persis kapan dan tanggal berapa Anda hamil, perlu diingat bahwa sperma dapat hidup sampai 3 hari setelah hubungan seksual, sehingga memungkinkan untuk pembuahan terjadi beberapa hari setelah berhubungan seks. Oleh karena itu, hanya karena masalah melewati “tanggal jatuh tempo” bukan alasan yang cukup untuk menginduksi sebuah persalinan.
Langkah 2
Tanyakan dokter Anda ketika ia menganggap Anda “TERLAMBAT”. Pastikan dokter Anda tidak akan menekan dan memaksa Anda untuk menginduksi persalinan sampai satu hari setelah 42 minggu (kecuali jika ada alasan medis tertentu yang mengharuskan dilakukan induksi). Mintalah dia untuk menuliskan tanggal kapan Anda masuk 42-minggu dan Anda menandainya sebagai “tanggal jatuh tempo” dalam tabel, sehingga perawat dan staf lain tidak akan keliru mengkategorikan Anda sebagai pasien yang “terlambat” setelah 40 minggu.
Langkah 3
Jika Anda melewati tanggal HPL Anda dan mulai merasa ada perasaan tertekan dan keinginan untuk mendorong atau mengejan, memintalah Uji Non-Stres (NST) pertama. Tes yang tidak menyakitkan ini hanya memasang monitor sekitar perut Anda untuk mengukur detak jantung bayi dan aktivitas selama sekitar satu jam. Bayi yang aktif melakukan dengan baik. Bayi yang kurang aktif meningkatkan kemungkinan bahwa plasenta sudah terjadi penuaan, dan mungkin tidak lagi memberikan nutrisi yang cukup dan / atau oksigen ke bayi. Untuk memastikan hasil yang akurat, cobalah makan tinggi protein, tinggi karbohidrat makanan sebelum tes, bahkan beberapa penelitian menyatakan justru ibu disuruh minum minuman yang mengandung kafein. Ini membantu untuk memastikan bayi Anda terjaga dan menendang selama tes pemeriksaan. Jika tes menunjukkan aktivitas normal, bayi baik-baik saja.
Langkah 4
Sebuah tes lain untuk meminta sebelum induksi pertimbangkan Biophysical Profile (BPP). Hal ini biasanya dilakukan dalam hubungannya dengan Uji Non-stres. USG digunakan untuk mengamati tubuh bayi meliputi gerakan otot, gerakan bernapas, dan detak jantung. Tingkat cairan ketuban juga diukur (oleh USG – jangan khawatir) untuk memastikan plasenta berfungsi normal. Dehidrasi dapat menurunkan tingkat cairan ketuban Anda, jadi pastikan Anda minum banyak cairan sebelum dilakukan test. Hasil tes normal biasanya berarti bahwa aman untuk melanjutkan kehamilan.
Langkah 5
Jika Anda setuju untuk diinduksi, apakah Anda yakin tubuh Anda siap untuk bekerja sama? Jika Anda mengalami sedikit pembukaan atau tidak ada pembukaan sama sekali, sedikit penipisan atau bahkan tidak ada penipisan, ketuban Anda utuh, dan bayi Anda tetap tinggi di dalam rahim (belum masuk panggul), itu sangat mungkin sebagai tanda bahwa tubuh Anda tidak akan bekerja sama dengan setiap upaya medis untuk memicu timbulnya persalinan. Sebagian besar rumah sakit mengharuskan bayi lahir dalam 24 jam setelah diinduksi. Jika tubuh Anda tidak bekerja sama dan persalinan “gagal mengalami kemajuan”, Maka kemungkinan besar persalinan Anda akan berakhir dengan SC.
Langkah 6
Menjelang akhir kehamilan, pemeriksaan serviks Anda, karena ini akan dapat memeberi gambaran umum secara sekilas bagi Anda. Mintalah Dokter yang memeriksa untuk melihat apakah Anda sudah ada pematangan serviks (pelunakan), pembukaan dan penipisan serviks ini biasa disebut Score Bishop. Ketika Anda akan masuk ke proses persalinan, skor ini adalah adalah indikator yang baik apakah tubuh Anda siap atau tidak. Beberapa dokter menggunakan kesempatan untuk memeriksa leher rahim Anda untuk melakukan prosedur cepat yang dikenal sebagai “sweeping” atau “pengupasan membran”, yang dirancang untuk menstimulasi persalinan. Hal ini dilakukan dengan memasukkan satu jari dan menyapu antara kantung ketuban dan dinding rahim, dan ini bisa menyebabkan kontraksi. Hal ini biasanya kurang nyaman untuk ibu , dan dapat menimbulkan kram atau kontraksi, perdarahan, dan hilangnya plug lendir. Jika Anda tidak ingin hal ini dilakukan, Anda dapat memilih untuk menolak ujian serviks atau memberitahu dokter Anda terlebih dahulu bahwa anda TIDAK ingin dia menyapu membran Anda. Dokter Anda seharusnya bertanya sebelum melakukan prosedur ini, tetapi biasanya tidak dan ini kadang-kadang di lakukan di usia 36 minggu. Bagi Anda yang tidak tahu dan menganggap ini sekedar pemeriksaan rutin, biasanya akan “manut” saja dengan apapun yang dilakukan dokter, namun jika Anda tahu, dan jika ini terjadi, ingatkan mereka bahwa TIDAK ada prosedur yang harus dilakukan untuk Anda atau bayi Anda tanpa persetujuan Anda.
Langkah 7
Masalah umum yang diajukan untuk membujuk ibu untuk menginduksi persalinan adalah untuk menunjukkan bahwa bayinya terlalu besar baginya untuk dilahirkan, atau takut si ibu tidak kuat mengejan. American College of Obstetrics & Gynecologists tidak merekomendasikan induksi untuk “bayi besar” yang diduga (makrosomia), karena jusutu menggandakan kemungkinan SC, tanpa meningkatkan hasilnya baik untuk ibu maupun bayi. Metode Pengukuran diakhir kehamilan (mengukur melalui USG atau mengukur tinggi perut, dll) sangat tidak tepat, Satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis makrosomia adalah untuk menimbang bayi setelah lahir. Seorang bayi yang benar-benar terlalu besar sangat jarang (kecuali dalam kasus diabetes gestasional). Presentasi bayi, dan pilihan posisi ibu saat mengejan, sering menjadi faktor yang lebih besar dalam mencegah bayi dari terjebak dari diameter panggul. Jongkok, merangkak, duduk, berdiri atau berbaring miring sambil mengejan dapat membantu sakrum (tulang ekor) “keluar” dari jalan lahir dan memberikan ruang ekstra besar untuk bayi melakukan manuver melalui panggul. Meskipun setiap bayi yang lahir antara 38 dan 42 minggu dianggap sudah “penuh”, itu tidak berarti ia / dia benar-benar siap untuk dilahirkan. Komplikasi seperti masalah pernapasan, sakit kuning, atau prematuritas yang tidak diinginkan dapat menjadi hasil dari anggapan kita yang menyatakan bayi sudah “penuh” dan terlalu cepat untuk berupaya melahirkan bayi. Ingat, “jatuh tempo” atau hari HPL dapat memiliki selisih dua minggu dari tanggal perkiraan, jadi bisa saja Anda menganggap kehamilan Anda sudah 40 minggu padahal sebenarnya masih 38 minggu, atau Anda mengagap 38 minggu padalah masih 36 minggu.
Langkah 8
Alasan medis yang sah untuk induksi adalah Preeklamsia, toksemia, solution plasenta (pemisahan dini dari dinding rahim), NST dan hasil BPP yang abnormal, dicurigai infeksi setelah amniotomi, atau penyakit yang mengancam kehidupan ibu atau bayi. makrosomia (bayi besar) karena Gestational Diabetes juga salah satu faktor. Hanya Anda dan dokter Anda dapat memutuskan apakah induksi yang dilakukan lebih besar manfaatnya daripada risiko. Untuk itu bunakanlah BRAIN sebelum mengambil keputusan dalam proses persalinan Anda.
Baca Link ini: http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=262:gunakan-brain-pada-saat-mengamb il-keputusan-dalam-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56
Langkah 9
Cytotec adalah nama merek dagang untuk Misoprostol. Meskipun obat hanya disetujui FDA untuk pengobatan ulkus lambung, namun itu biasanya digunakan “off-label” (tidak dianjurkan) untuk mematangkan serviks dan induksi persalinan pada wanita hamil. Sebenarnya Cytotec TIDAK DISETUJUI FDA UNTUK TUJUAN INI. ini diberikan berupa pil, baik dikonsumsi secara oral, atau dimasukkan ke dalam vagina. Tidak ada dosis maupun standar aman. Telah dikenal untuk merangsang kontraksi, meskipun sekali diberikan, efek nya akan sangat panjang. Risiko meliputi pecahnya rahim, emboli cairan ketuban, plasenta tidak bisa keluar, perdarahan, bradikardia janin, dan histerektomi. Mintalah dokter Anda untuk menjelaskan risiko, manfaat, dan alternatif untuk setiap obat atau prosedur sebelum ia mengelola persalinan Anda.
Langkah 10
Cervidil adalah prostaglandin E2 masukkan yang digunakan untuk merangsang matangnya leher rahim. Ini membawa risiko hyperstimulating rahim, yang dapat menyebabkan gawat janin, solusio plasenta (pemisahan dini dari dinding rahim) atau pecahnya rahim, terutama pada ibu dengan caesar sebelumnya. Efek ringan mungkin termasuk diare, mual & muntah. Jadi lebih baik hindari saja .
Langkah 11
Pitocin adalah bentuk sintetis dari hormon oksitosin alami wanita, (kadang-kadang disebut hormon,”cinta” atau hormone “ibu” oksitosin dilepaskan secara alami selama persalinan, menyusui, dan orgasme). Nah Pitocin ini diberikan melalui IV biasanya dicampurkan di Cairan infus, dosis yang digunakan berdasarkan tetesan infuse, biasanya mulai dengan tetesan yang sedikit lalu secara bertahap di tingkatkan, namun tetesan dapat dihentikan setiap saat. Keluhan yang paling umum dengan pitocin adalah itu menghasilkan kontraksi yang lebih kuat, lebih lama, dan kontraksi lebih menyakitkan dari biasanya. Selama persalinan alami, tubuh melepaskan endorfin dan ini meningkat produksinya ketika produksi oksitosin alami dalam tubuh juga meningkat. Nah ini adalah “kebijaksanaan” dari tubuh seorang wanita, dan hormone endorphin inilah yang membantu ibu mengatasi rasa sakit ketika terjadi peningkatan intensitas kontraksi. Namun dengan pemberian pitocin, hal ini tidak terjadi, dan yang terjadi justru level endorphin semakin turun ketika tubuh Anda diberikan pitocin, itulah alasannya mengapa persalinan dengan induksi jauh lebih sakit disbanding dengan persalinan alami. sehingga tidak jarang untuk menghilangkan rasa sakit ini Anda meminta obat penghilang rasa sakit (epidural) atau bahkan SC. Pitocin mengakibatkan intensitas kontraksi semakin panjang dan lama serta terlalu kuat untuk bayi Anda dan ini bisa menyebabkan ia masuk ke gawat janin. Jika ini terjadi, tentu saja kemungkinan besar dilakukan SC. Risiko lainnya termasuk solusio plasenta dan pecahnya rahim.
Langkah 12
Kantung ketuban berperan sebagai bantalan di sekitar bayi, melindungi dari intensitas kontraksi yang kuat, dan juga dari infeksi. Amniotomi umumnya digunakan untuk membantu merangsang atau mempercepat persalinan. ini biasanya dilakukan dengan alat panjang yang disebut suatu amnihook. pemeriksaan serviks harus dibatasi setelah air ketuban pecah, untuk mengurangi jumlah bakteri diperkenalkan ke dalam jalan lahir. Jika seorang ibu menerima pitocin, ketika kantung ketuban pecah berarti bahwa bantalan cairan untuk bayi hilang, dan kontraksi yang muncul lebih intens mungkin justru meletakkan bayi ke dalam kesusahan. Risiko lainnya termasuk prolaps tali pusat (tali pusat tergelincir ke dalam ruang yang ketat dan terjepit, sehingga membatasi oksigen yang masuk ke bayi).
Langkah 13
Jika Anda mengalami ketuban pecah dini di rumah (hanya terjadi pada 1 dari 10 wanita), mintalah dokter Anda untuk memberikan Anda waktu untuk memasuki persalinan Anda, asalkan Anda tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi (kebanyakan wanita akan mulai persalinannya sendiri dalam 48 jam). Jangan khawatir, Anda sudah kebal terhadap sebagian besar kuman di rumah Anda sendiri. Untuk mencegah infeksi, JANGAN memasukkan APA SAJA ke dalam vagina (termasuk tampon atau jari Anda), dan ikuti petunjuk dokter Anda. Banyak minum air putih, atau air isotonic supaya tubuh Anda tetap memproduksi air ketuban. Banyak rumah sakit yang mengharuskan bayi akan dilahirkan dalam waktu 24 jam setelah pecahnya air ketuban, karena takut infeksi (kadang-kadang disebut dengan “SC karena Jam”). Jika Anda tidak ingin diposisikan pada pembatasan waktu, diskusikan dengan dokter Anda SEBELUM Anda mendekati tanggal HPL Anda. Beralih provider jika perlu, untuk menemukan satu yang akan menghargai keinginan Anda.
Langkah 14
Tidak ada yang tahu pasti apa yang sebenarnya memicu sebuah persalinan, tetapi para ilmuwan berteori bahwa bayi yang sudah mature/matang dapat melepaskan zat alami yang merupakan yang sinyal darinya yang dikirimkan ke tubuh ibu untuk memulai persalinan. Jika tubuh Anda siap untuk bersalin, ada beberapa metode alami dapat Anda gunakan untuk membantu termasuk berjalan, birthing ball, dansa, melakukan hubungan seks (terutama supaya ibu mencapai orgasme), makanan pedas, stimulasi puting, akupresur dan komunikasi dengan janin. Perlu diingat, metode ini hanya akan bekerja jika tubuh anda siap.