Dok, kepala saya sering terasa berat, kadang terasa di ubun-ubun, kadang di bagian belakang. Lidah terasa seperti tersiram air panas tapi bisa merasakan makanan. Ini terjadi sudah hampir 7 bulan. Bagaimana ini dok? Terimakasih.
Soni Paweri (Pria Menikah, 36 Tahun), aku2XXX@ymail.com
Tinggi Badan 165 Cm dan Berat Badan 45 Kg
Jawaban
Dear Soni Paweri,
Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.
Sebelumnya perlu diketahui, bahwa sakit kepala sebenarnya sudah menjadi permasalahan yang global. Sehingga saat ini ada kampanye global bertajuk 'Global Campaign to Reduce the Burden of Headache World-wide', suatu aksi bersama antara WHO, the World Headache Alliance, International Headache Society, dan European Headache Federation.
Sakit kepala (headache) merupakan kondisi yang umum dijumpai. Di Inggris, prevalensi sakit kepala mencapai lebih dari 90% dari masyarakat umum.
Dari keluhan kepala sering terasa berat sudah hampir 7 bulan, maka ada kemungkinan Anda mengalami sakit kepala kronis (chronic daily headaches). Sakit kepala kronis ini jenis ini biasa terjadi selama 15 hari dalam satu bulan, atau minimal tiga bulan atau lebih.
Sakit kepala kronis dibagi lagi menjadi beberapa tipe:
1. Migraine kronis
Biasanya mengenai hanya satu sisi kepala, diperberat dengan aktivitas fisik yang rutin (misalnya: berjalan, naik turun tangga, dsb), disertai mual/muntah (bisa keduanya), sensitif terhadap sinar dan/atau suara, biasa terjadi minimal selama 8 hari dalam satu bulan atau 3 bulan.
Menurut WHO (2011), setidaknya ada 3000 serangan migraine yang terjadi setiap hari/juta populasi.
2. Sakit kepala menetap
Biasanya menetap di dua sisi kepala, nyerinya seperti menekan atau mengikat, tidak ada/bukan nyeri yang berdenyut, tidak diperberat dengan aktivitas fisik, mual (ringan), dapat merasa sensitif terhadap sinar dan/atau suara. Sakit kepala tipe ini menetap selama beberapa hari dari saat pertama Anda merasakan sakit kepala.
3. Tension-type headache (TTH)
Mengenai dua sisi kepala, nyerinya ringan hingga sedang, seperti menekan atau mengikat, dan bukan nyeri yang berdenyut, tidak diperberat dengan aktivitas fisik, terkadang menyebar dari atau ke leher,
dapat disertai mual (ringan), terkadang sensitif terhadap suara atau sinar, dapat berlangsung selama berjam-jam atau menetap. TTH kronis dapat mengenai 1-3% populasi dewasa, dua pertiganya menyerang pria dewasa, dan lebih dari 80% menyerang wanita.
4. Hemicrania continua
Terjadi harian alias setiap hari, unilateral (satu sisi kepala), berkelanjutan, tanpa ada periode bebas nyeri, berespon dengan obat dokter pereda nyeri (misalnya: indomethacin).
Sakit kepala tipe ini dapat menyebabkan hidung pilek atau meler (beringus cair), mata berair atau mata merah, kelopak mata terkulai hingga penderita tampak mengantuk.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara yang terstruktur dan mendalam), disertai pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
Dokter akan memberikan obat sesuai indikasi, misalnya:
1. Aspirin dan paracetamol direkomendasikan untuk pengobatan akut penderita tension type headache.
2. Indomethacin hingga 225 mg direkomendasikan untuk mencegah (prophylaxis) hemicrania continua.
3. Aspirin, ibuprofen, dan paracetamol merupakan obat yang murah, dijual bebas, sehingga baik untuk penanganan awal migraine akut. Namun yang perlu diingat adalah bahwa aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan kepada penderita asma atau tukak lambung (peptic ulceration).
4. Untuk serangan migraine akut, beberapa pilihan obat yang direkomendasikan oleh dokter adalah: aspirin 900 mg, ibuprofen 400 mg, golongan NSAID lainnya (misalnya: asam tolfenamat, diclofenac, naproxen, dan flurbiprofen).
5. Paracetamol 1000 mg direkomendasikan untuk migraine ringan hingga sedang.
6. Untuk migraine kronis, beberapa pilihan obat yang dapat direkomendasikan dokter:
a. topiramate 50-200 mg per hari direkomendasikan untuk mengurangi frekuensi dan keparahan sakit kepala.
b. gabapentin 1200-2400 mg per hari untuk mengurangi frekuensi sakit kepala.
7. Beberapa terapi alternatif dapat juga diberikan, seperti: meditasi, biofeedback, acupuncture, pijat, riboflavin (vitamin B-2) untuk mencegah migraine, suplemen (magnesium sulfate oral), coenzyme Q10, magnesium (intravena).
Perlu diketahui, sebagian orang sembuh (terbukti) dan sebagian tidak sembuh dengan terapi alternatif ini. Sehingga pemberian terapi ini harus seijin dan sepengetahuan dokter.
Solusi sakit kepala secara umum:
1. Hindari aktivitas yang memperberat sakit kepala.
2. Dengarkanlah musik yang lembut.
3. Berbagilah cerita bersama sahabat, bila ada yang mengganjal di hati, jangan disimpan atau dipendam sendiri.
4. Milikilah agenda rutin harian yang berisi aktivitas apa saja yang akan Anda lakukan, sehingga hidup menjadi lebih teratur dan terstruktur.
5. Yang terpenting, rajinlah berdoa dan persering beribadah dalam arti luas.
Bila sakit kepala berlanjut dan belum sembuh setelah diberi obat, silakan hubungi dokter atau neurolog (dokter spesialis saraf) terdekat.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat. Salam SEHAT !
dr. Dito Anurogo
Soni Paweri (Pria Menikah, 36 Tahun), aku2XXX@ymail.com
Tinggi Badan 165 Cm dan Berat Badan 45 Kg
Jawaban
Dear Soni Paweri,
Terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.
Sebelumnya perlu diketahui, bahwa sakit kepala sebenarnya sudah menjadi permasalahan yang global. Sehingga saat ini ada kampanye global bertajuk 'Global Campaign to Reduce the Burden of Headache World-wide', suatu aksi bersama antara WHO, the World Headache Alliance, International Headache Society, dan European Headache Federation.
Sakit kepala (headache) merupakan kondisi yang umum dijumpai. Di Inggris, prevalensi sakit kepala mencapai lebih dari 90% dari masyarakat umum.
Dari keluhan kepala sering terasa berat sudah hampir 7 bulan, maka ada kemungkinan Anda mengalami sakit kepala kronis (chronic daily headaches). Sakit kepala kronis ini jenis ini biasa terjadi selama 15 hari dalam satu bulan, atau minimal tiga bulan atau lebih.
Sakit kepala kronis dibagi lagi menjadi beberapa tipe:
1. Migraine kronis
Biasanya mengenai hanya satu sisi kepala, diperberat dengan aktivitas fisik yang rutin (misalnya: berjalan, naik turun tangga, dsb), disertai mual/muntah (bisa keduanya), sensitif terhadap sinar dan/atau suara, biasa terjadi minimal selama 8 hari dalam satu bulan atau 3 bulan.
Menurut WHO (2011), setidaknya ada 3000 serangan migraine yang terjadi setiap hari/juta populasi.
2. Sakit kepala menetap
Biasanya menetap di dua sisi kepala, nyerinya seperti menekan atau mengikat, tidak ada/bukan nyeri yang berdenyut, tidak diperberat dengan aktivitas fisik, mual (ringan), dapat merasa sensitif terhadap sinar dan/atau suara. Sakit kepala tipe ini menetap selama beberapa hari dari saat pertama Anda merasakan sakit kepala.
3. Tension-type headache (TTH)
Mengenai dua sisi kepala, nyerinya ringan hingga sedang, seperti menekan atau mengikat, dan bukan nyeri yang berdenyut, tidak diperberat dengan aktivitas fisik, terkadang menyebar dari atau ke leher,
dapat disertai mual (ringan), terkadang sensitif terhadap suara atau sinar, dapat berlangsung selama berjam-jam atau menetap. TTH kronis dapat mengenai 1-3% populasi dewasa, dua pertiganya menyerang pria dewasa, dan lebih dari 80% menyerang wanita.
4. Hemicrania continua
Terjadi harian alias setiap hari, unilateral (satu sisi kepala), berkelanjutan, tanpa ada periode bebas nyeri, berespon dengan obat dokter pereda nyeri (misalnya: indomethacin).
Sakit kepala tipe ini dapat menyebabkan hidung pilek atau meler (beringus cair), mata berair atau mata merah, kelopak mata terkulai hingga penderita tampak mengantuk.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara yang terstruktur dan mendalam), disertai pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
Dokter akan memberikan obat sesuai indikasi, misalnya:
1. Aspirin dan paracetamol direkomendasikan untuk pengobatan akut penderita tension type headache.
2. Indomethacin hingga 225 mg direkomendasikan untuk mencegah (prophylaxis) hemicrania continua.
3. Aspirin, ibuprofen, dan paracetamol merupakan obat yang murah, dijual bebas, sehingga baik untuk penanganan awal migraine akut. Namun yang perlu diingat adalah bahwa aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan kepada penderita asma atau tukak lambung (peptic ulceration).
4. Untuk serangan migraine akut, beberapa pilihan obat yang direkomendasikan oleh dokter adalah: aspirin 900 mg, ibuprofen 400 mg, golongan NSAID lainnya (misalnya: asam tolfenamat, diclofenac, naproxen, dan flurbiprofen).
5. Paracetamol 1000 mg direkomendasikan untuk migraine ringan hingga sedang.
6. Untuk migraine kronis, beberapa pilihan obat yang dapat direkomendasikan dokter:
a. topiramate 50-200 mg per hari direkomendasikan untuk mengurangi frekuensi dan keparahan sakit kepala.
b. gabapentin 1200-2400 mg per hari untuk mengurangi frekuensi sakit kepala.
7. Beberapa terapi alternatif dapat juga diberikan, seperti: meditasi, biofeedback, acupuncture, pijat, riboflavin (vitamin B-2) untuk mencegah migraine, suplemen (magnesium sulfate oral), coenzyme Q10, magnesium (intravena).
Perlu diketahui, sebagian orang sembuh (terbukti) dan sebagian tidak sembuh dengan terapi alternatif ini. Sehingga pemberian terapi ini harus seijin dan sepengetahuan dokter.
Solusi sakit kepala secara umum:
1. Hindari aktivitas yang memperberat sakit kepala.
2. Dengarkanlah musik yang lembut.
3. Berbagilah cerita bersama sahabat, bila ada yang mengganjal di hati, jangan disimpan atau dipendam sendiri.
4. Milikilah agenda rutin harian yang berisi aktivitas apa saja yang akan Anda lakukan, sehingga hidup menjadi lebih teratur dan terstruktur.
5. Yang terpenting, rajinlah berdoa dan persering beribadah dalam arti luas.
Bila sakit kepala berlanjut dan belum sembuh setelah diberi obat, silakan hubungi dokter atau neurolog (dokter spesialis saraf) terdekat.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat. Salam SEHAT !
dr. Dito Anurogo