Dalam sebuah diskusi ba'da Shubuh saat kunjungan saya ke FK Unsoed Purwokerto, Prof. dr. M.K. Tadjudin (Profesor Biologi UI) yang kebetulan hadir saat itu, mendiskusikan teori kontroversial terbaru dari Stephen Hawking yang baru-baru ini dirilis melalui peluncuran bukunya yang berjudul "The Grand Design".
Informasi dari Vivanews.com menyebutkan Stephen Hawking berkeyakinan bahwa kini ilmu pengetahuan saat ini kian mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dulu menjadi ranah agama. Perhitungan ilmiah kini sudah komplit. Teologi tidak lagi diperlukan.
Hawking juga mengatakan bahwa jika alam semesta dapat tercipta dengan sendirinya, maka terdapat alam semesta-alam semesta lainnya selain alam semesta kita yang juga tercipta secara spontan dari ketiadaan. Kesemua alam semesta ini menurutnya terbentuk tanpa perlu campur tangan Tuhan. Dia menyebut pembentukan banyak alam semesta ini dengan nama M-theory.
"Inilah inti dari buku saya, bahwa ilmu pengetahuan dapat menjelaskan alam semesta. Karena dari itu, kita tidak membutuhkan ilmu Tuhan untuk menjelaskan mengapa ada sesuatu ketimbang tiada, atau menjelaskan mengapa alam semesta terjadi seperti sekarang." ujar Hawking.
M-theory membahas substansi dasar yang membentuk alam semesta ini, mungkin lebih sederhananya lagi bisa dikatakan bahwa teori ini mempercayai bahwa alam semesta pada asalnya dibentuk oleh Quantum Mekanik dan Gravitasi. Hingga kini teori ini masih tidak sempurna. Teori ini pun sebenarnya sudah banyak menjalani uji pembuktian melalui beberapa uji konsistensi matematis yang mencoba untuk menggabungkan Quantum Mekanik dan Gravitasi, namun teori ini gagal lolos dari semua uji tersebut.
Menurut Prof. dr. M.K. Tadjudin, menghadapi teori ini sebenarnya cukup dengan satu pertanyaan saja, dikatakan bahwa hanya dengan quantum mekanik dan gravitasi maka alam semesta ini tercipta dengan spontan dari ketiadaan, nah sekarang pertanyaannya adalah:
Bagaimana dengan eksistensi Gravitasi?
Darimana asal muasal Gravitasi itu sendiri?
Darimana asalnya sumber energi yang menggerakkan Quantum Mekanik itu sendiri?
Darimana asal muasal Gravitasi itu sendiri?
Darimana asalnya sumber energi yang menggerakkan Quantum Mekanik itu sendiri?
Inilah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang luput oleh Hawking. Apa yang disebut Hawking sebagai "awal muasal" bukanlah asal muasal bukan pula sumber awal, karena masih tersisa misteri yang tidak bisa dijawab oleh Hawking itu sendiri, siapa di balik sutradara dari gravitasi dan quantum mekanik itu sendiri? Apa yang diutarakan dan diyakini serta temuannya itu semua hanya "baru setengah perjalanan saja" atau bahkan mungkin baru sebutir pasir yang ditangkap oleh akal Hawking.
Saya menjadi teringat akan sebuah pepatah dari barat:
Di dunia ini tidak ada yang tidak bisa,
bila ada kemauan dan kemampuan,
hampir semua hal dapat kita lakukan.
Mencermati redaksi "Di dunia ini tidak ada yang tidak bisa, bila ada kemauan dan kemampuan" hal ini telah menunjukkan kesombongan dan arogansi ilmu barat akan supremasi akal, pengetahuan, dan kemampuan manusia yang seolah tanpa batas dan menafikkan Allah Sang Pencipta dan Sang Penguasa Jagad Raya dan Alam Semesta.
Namun menariknya pada kalimat selanjutnya terdapat kata-kata "hampir semua..." hal ini mencerminkan masih adanya pengakuan adanya suatu keterbatasan manusia dibanding Allah.
Bagaimanapun kita memaksakan diri menolak adanya campur tangan Tuhan, maka selama itu kita akan selalu menemui sebuah ujung yang tetap menjadi misteri karena akal kita yang tidak mampu mencapainya.
Maha Suci Allah dari kekurangan dan kelemahan mahluk-mahluk ciptaan-Nya.
Salah satu ilmuwan muslim yang paling gigih melawan kalangan ilmuwan atheis ini adalah Harun Yahya (Adnan Oktar). Anda bisa menjelajah lebih lanjut karya-karya sain Harun Yahya ini di www.harunyahya.com/indo
:: Foto: suasana diskusi ba'da shubuh bersama Prof. M.K. Tadjudin di Purwokerto ::