Sulit menghentikan kebiasaan merokok? Kenapa tidak mencoba penemuan ilmuwan Inggris dengan cara mengirimkan pesan pendek seluler (SMS). Ilmuwan itu memakai pengiriman SMS yang mengingatkan pengguna akan keinginan mereka untuk berhenti merokok.
Pengiriman SMS bernama “txt2stop” ternyata dua kali lebih efektif meningkatkan angka mereka yang berhenti merokok, ketimbang pengiriman SMS tanpa pesan motivasi.
Angka perokok di banyak negara berkembang terus bertambah. Sementara itu tembakau diprediksi akan membunuh 8 juta orang per tahun pada 2030.
Para peneliti yakin, bila cara mereka ditiru di banyak tempat, itu akan menjadi cara paling mudah dan murah untuk menghindari bencana akibat merokok tersebut.
“Untuk memperbesar skala intervensi txt2stop pada tingkat nasional dan internasional secara teknis sangat mudah," kata Caroline Free dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang memimpin studi dan mempublikasikannya di jurnal The Lancet.
Free mengatakan skemanya akan membutuhkan sejumlah adaptasi, seperti menerjemahkan pesan teks ke bahasa lain dan evaluasi secara lokal sebelum dipakai di sebuah negara. Namun, dia tetap mengingatkan, bahwa biar bagaimana pun txt2stop lebih murah dan amat efektif.
Tembakau membunuh setengah dari penggunanya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeskripsikannya sebagai “satu dari ancaman kesehatan masyarakat paling besar yang pernah dihadapi dunia”.
Program txt2stop melibatkan 5.800 perokok di Inggris yang berniat berhenti. Pengiriman teks motivasi termasuk himbauan harian agar berhenti merokok, nasihat untuk mempertahankan berat badan saat lepas dari rokok, dan membantu menghadapi kecanduan.
Teks untuk mereka yang kecanduan misalnya: “Kecanduan berakhir kurang dari lima menit rata-rata. Untuk membantu, cobalah minum dengan lambat, sampai kecanduan hilang.”
Peneliti kemudian memakai tes saliva untuk memverifikasi mereka yang berkata telah berhenti merokok. Hasilnya, mereka yang ada di kelompok txt2stop ternyata secara biokimia benar-benar telah berhenti merokok dengan tingkat kesuksesan rata-rata 10,7 persen.
"Pesan teks adalah cara paling nyaman bagi perokok untuk menerima dukungan untuk berhenti merokok," kata Free. "Orang menggambarkan txt2stop seperti teman yang mendorong mereka atau seorang malaikat di bahu. Ia membantu orang menolak godaan merokok.”
Derrick Bennett dan Jonathan Emberson dari Universitas Oxford Inggris mengatakan program txt2stop adalah pendekatan baru melawan rokok. Program itu didukung fakta makin tumbuhnya penggunaan ponsel dan rokok di negara-negara berkembang.
Para peneliti yakin, bila cara mereka ditiru di banyak tempat, itu akan menjadi cara paling mudah dan murah untuk menghindari bencana akibat merokok tersebut.
“Untuk memperbesar skala intervensi txt2stop pada tingkat nasional dan internasional secara teknis sangat mudah," kata Caroline Free dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang memimpin studi dan mempublikasikannya di jurnal The Lancet.
Free mengatakan skemanya akan membutuhkan sejumlah adaptasi, seperti menerjemahkan pesan teks ke bahasa lain dan evaluasi secara lokal sebelum dipakai di sebuah negara. Namun, dia tetap mengingatkan, bahwa biar bagaimana pun txt2stop lebih murah dan amat efektif.
Tembakau membunuh setengah dari penggunanya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeskripsikannya sebagai “satu dari ancaman kesehatan masyarakat paling besar yang pernah dihadapi dunia”.
Program txt2stop melibatkan 5.800 perokok di Inggris yang berniat berhenti. Pengiriman teks motivasi termasuk himbauan harian agar berhenti merokok, nasihat untuk mempertahankan berat badan saat lepas dari rokok, dan membantu menghadapi kecanduan.
Teks untuk mereka yang kecanduan misalnya: “Kecanduan berakhir kurang dari lima menit rata-rata. Untuk membantu, cobalah minum dengan lambat, sampai kecanduan hilang.”
Peneliti kemudian memakai tes saliva untuk memverifikasi mereka yang berkata telah berhenti merokok. Hasilnya, mereka yang ada di kelompok txt2stop ternyata secara biokimia benar-benar telah berhenti merokok dengan tingkat kesuksesan rata-rata 10,7 persen.
"Pesan teks adalah cara paling nyaman bagi perokok untuk menerima dukungan untuk berhenti merokok," kata Free. "Orang menggambarkan txt2stop seperti teman yang mendorong mereka atau seorang malaikat di bahu. Ia membantu orang menolak godaan merokok.”
Derrick Bennett dan Jonathan Emberson dari Universitas Oxford Inggris mengatakan program txt2stop adalah pendekatan baru melawan rokok. Program itu didukung fakta makin tumbuhnya penggunaan ponsel dan rokok di negara-negara berkembang.
Source: waspada online
blog editor: dr. wahyu triasmara