Sejak tahun 1996 Pemerintah India melakukan screening/check-up terhadap anak sekolah. Negara bagian Gujarat rutin setiap tahun antara 9.000.000 anak sekolah diperiksa anemia, cacing, mata, telinga, kulit, gigi, budjet tahunannya Rupee 50.000.000 = Rp 10.000.000.000 (atau Rp 1.000/orang).
Korea juga sama dari kelas 1-10, pemeriksaan fisik + lab darah, urine, x-ray thorax, harganya antara USD 10-20/medical check-up.
Bahkan Seoul membebaskan biaya untuk orang asing: Seoul City on Sunday launched a mobile clinic to offer free medical checkups for foreign residents here, officials said. The traveling clinic provides medical inspections including for blood sugar, liver and kidney functions and hepatitis. People who are found to suffer from any illness will be guided on medical institutions ! where they can receive treatment free of charge. The city has run traveling consultation programs since 2009, especially targeting foreign workers, married immigrants and international students who may have difficulty visiting the support center during weekdays (The Korea Herald, 17 April 2011).
Medical inspection/medical check-up, India bisa Rp 1.000/orang, Korea Rp 90.000/orang, mengapa tidak kita lakukan seluruh rakyat Indonesia secara bertahap sehingga punya data kesehatan, akan memudahkan untuk preventifnya. India bisa, Korea bisa, mengapa Indonesia tidak? Daripada pengobatan gratis (kuratif) mendingan check-up gratis (preventif). Dengan teknologi sendiri, kita kembangkan sehingga harga bisa ditekan (buat tensimeter, glukometer, dipstick, ronsen, timbangan, meteran, stetoskop, mikroskop). Bikin pesawat terbang juga bisa bangsa kita ini masa bikin yang begituan gak bisa.