Veseli dan istrinya, Fatima Veseli, bersama anak-anak mereka
Yugoslavia, merupakan negara yang paling banyak menampilkan pahlawan muslim di Yad Vashem, dan di antaranya paling berasal dari Albania kemudian Bosnia. Yad Vashem adalah sebuah tempat monumen peringatan resmi Israel untuk orang-orang Yahudi korban Holocaust yang dibangun pada 1953 melalui Undang-undang Peringatan yang disahkan oleh Knesset, parlemen Israel.
Tahun 1934, seorang Duta Besar dari Amerika Serikat untuk Albania, Herman Bernstein, pernah menyatakan:
"Tidak ada tanda-tanda atau fakta yang mengatakan adanya tindakan diskriminasi terhadap Yahudi di Albania, karena Albania merupakan salah satu wilayah di Eropa yang belum pernah terjadi konflik kebencian antar agama sekalipun pada kenyataannya Albania sendiri terbagi dalam tiga agama"
Secara total, hingga 1 Januari 2008, Yad Vashem telah mengabadikan sebanyak 68 orang dari Albania, 35 Bosnia, 6 Slovenia, 10 Macedonia, 1 Montenegro, 106 Kroasia, dan 127 Serbia. Anda dapat menelusuri lebih lanjut seputar pahlawan-pahlawan muslim dari negeri Balkan ini di situs The Eye Contact Foundation.
Yad Vashem saja hingga 1 Januari 2008 telah mengabadikan sedikitnya 68 orang dari Albania, salah satu pahlawan muslim di Yad Vashem yang berasal dari Albania adalah keluarga Veseli yang hampir seluruh anggota keluarganya masuk sebagai Righteous Among the Nations di Yad Vashem.
Di saat Jerman mulai menduduki Albania, keluarga Veseli melindungi dua keluarga Yahudi, yaitu keluarga Moshe Mandil bersama istrinya, Ela Mandil, berikut kedua anaknya, Gavra dan Irena dari Yugoslavia, kemudian disusul oleh tiga orang Yahudi dari Tirana bernama Ruzhica dan Yosef Ben Yosef berikut kakak perempuan Yosef, Finica.
Tanggal 20 Januari 1942, beberapa perwira tinggi Nazi mengadakan pertemuan di Wannsee, Berlin, Jerman, yang terkenal dengan The Wannsee Conference, sebagai sebuah pertemuan yang merumuskan solusi final penanganan Yahudi oleh Nazi.
Dari pertemuan ini dihasilkan daftar jumlah populasi Yahudi yang akan menjadi target pembantaian di daratan Eropa. Albania yang masuk dalam daftar hanya diproyeksikan sekitar 200 Yahudi saja sekalipun pada kenyataannya di sana telah masuk sekitar 1.000 pengungsi Yahudi dari daratan Eropa yang mengungsi ke Albania.
Sekitar bulan April 1939 Italia menguasai Albania dan sebagai salah satu negara aliansi Axis, Italia kemudian melarang para Yahudi di sana untuk keluar dari Albania, bahkan beberapa pengungsi Yahudi yang datang ke Albania, dijebloskan ke kamp Cavaia di kota administratif Kavajë, Albania barat. Namun uniknya Italia menolak menyerahkan pengelolaan kamp ini kepada Jerman.
Memasuki September 1943 ketika terjadi pergantian rejim di Italia, Albania kemudian diambil alih oleh Jerman, dan sejak awal tahun 1944, Jerman mulai mensensus ulang para Yahudi. Masyarakat Albania bersama-sama pemerintah setempat bahkan organisasi gerakan perlawanan Albania banyak membantu para Yahudi di sana untuk bersembunyi atau melarikan diri dari ibukota Tirana.
Sepanjang yang diketahui, hampir semua Yahudi dan keluarga-keluarga yang dilindungi mereka bisa berhasil selamat hingga akhir perang, kecuali sebuah keluarga Arditi yang tertangkap kemudian dibunuh.
Keluarga Moshe Mandil sebelumnya tinggal di Yugoslavia, namun Moshe menolak seruan Jerman yang mewajibkan Yahudi Yugoslavia untuk sensus ulang, kemudian dengan bantuan dari teman Serbianya, keluarganya mengungsi ke Yugoslavia selatan yang saat itu di bawah kendali Italia. Beberapa saat di sana mereka dimasukkan ke penjara Pristina yang kemudian beralih fungsi menjadi sebuah kamp konsentrasi khusus Yahudi.
Setelah mendekam hampir setahun di sana, pada Juni 1942, Moshe memimpin usaha pelarian dengan dibantu beberapa penjaga Italia yang bersimpati kepada tawanan Yahudi untuk melarikan diri menuju Albania, usaha pelarian ini tanpa diketahui oleh pihak Jerman.
Moshe Mandil (kedua dari kanan) dan Refik Veseli (kedua dari kiri) di hari pembebasan (Liberation Day)
Moshe memimpin sekitar 120 orang Yahudi ke Albania, dan di sana mereka banyak dibantu oleh Confino Libro, sebuah gerakan bawah tanah perlawanan Albania. Para Yahudi pelarian Yugoslavia untuk sementara waktu dapat hidup dengan tenteram di Albania hingga Italia meninggalkan tempat itu karena kalah perang sekitar musim gugur 1942. Moshe sendiri menetap di Albania dengan membuka studio fotografi.
Perkenalan pertama antara keluarga Veseli dengan keluarga Mandil, adalah ketika Refik Veseli yang ketika itu baru berumur 17 tahun dikirim orang tuanya untuk belajar bisnis fotografi kepada Moshe Mandil yang saat itu membuka studio foto di Tirana. Saat keadaan semakin genting karena Jerman mulai memberlakukan sensus ulang Yahudi, Refik Veseli kemudian mengajak Moshe dan keluarganya untuk bersembunyi di rumahnya yang berada di sebuah desa di kaki pegunungan Kruja (Krujë).
Keluarga Mandil bersama keluarga Veseli di Kruja
Menurut surat kesaksian Gavra Mandil, anak Moshe Mandil, yang dikirimkan pada Komite Yad Vashem, diceritakan semenjak kedatangan Jerman ke Albania, Yahudi-yahudi Albania kemudian berhamburan mengungsi ke pegunungan, hutan dan pedesaan terdekat.
Umumnya masyarakat yang menolong para Yahudi itu hidup dalam kesederhanaan dan miskin, namun mereka sangat baik, hangat dan manusiawi. Kebanyakan dari Yahudi yang pernah diselamatkan oleh mereka berimigrasi ke Israel pasca perang reda. Kesaksian Mandil tentang keluarga Veseli dapat disimak lebih lanjut di situs resmi Yad Vashem yang bertajuk Muslim Rescuers in Albania.
Sedangkan keluarga Mandil lebih memilih kembali ke Yugoslavia, kemudian Moshe membuka studio fotonya di Novi Sad, ibukota propinsi Vojvodina, Serbia. Moshe mengundang Refik untuk kembali belajar bisnis fotografi dan refik tetap tinggal bersamanya hingga mereka akhirnya memutuskan untuk berimigrasi ke Israel. Saat di Israel inilah Gavra Mandil merekomendasikan keluarga Veseli kepada komite Yad Vashem.
Keluarga Veseli diakui dalam waktu yang berbeda dengan jeda waktu 7 tahun. Vesel Veseli dan istrinya, Fatima Veseli, beserta anaknya, Refik Veseli, baru masuk ke Yad Vashem pada tahun 1987. Sedangkan dua anak lainnya, Hamid Veseli dan Xhemal Veseli menyusul pada tahun 2004. Keluarga Veseli adalah pionir muslim Albania di Yad Vashem.
Keluarga Veseli di kota Tirana tahun 1980
All photo courtesy by YadVashem.org
ARTIKEL TERKAIT:
- Muslim Yang Jadi Pahlawan Holocaust di Israel
- SAIDE ARIFOVA, Muslimah Crimea Penyelamat Yahudi Crimea
- KHALID ABDUL WAHAB, pionir muslim Arab di monumen Yad Vashem
- ABDUL HUSSEIN SARDARI, pionir muslim Iran di monumen Yad Vashem
- SELAHATTIN ULKUMEN, Muslim Penyelamat Yahudi Pulau Rhodes
- NAMIK KEMAL YOLGA, Muslim Turki Penyelamat Yahudi Paris
- NECDET KENT, Muslim Turki Penyelamat Yahudi Marseilles