Definisi Infertilitas
• Infertilitas adalah kondisi yang menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam waktu satu tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.
• Infertilitas atau mandul adalah kondisi dimana pasangan suami istri yang sudah lebih dari satu tahun menikah tetapi istri belum hamil tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi.
• Infertilitas atau ketidak suburan ialah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan melakukan senggama secara teratur.
• Infertilitas adalah kondisi yang menunjukkan tidak terdapatnya pembuahan dalam waktu satu tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi.
• Infertilitas atau mandul adalah kondisi dimana pasangan suami istri yang sudah lebih dari satu tahun menikah tetapi istri belum hamil tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi.
• Infertilitas atau ketidak suburan ialah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan melakukan senggama secara teratur.
• Kondisi pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum sama sekali mendapat kehamilan.
Menurut statistik, kehamilan telah terjadi sekitar 80% tahun pertama, 75% tahun kedua, 50%-60% tahun ketiga, 40%-50% tahun keempat sedangkan pada tahun kelima turun menjadi sekitar 25%-30%. Tapi menurut data statistik lain diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat pembuahan dalam 1 tahun.
Infertilitas dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1.Infertilitas primer, yaitu keadaan infertilitas yang dialami pasangan suami istri sejak awal mereka menikah atau bila pasutri sama sekali belum pernah mengalami konsepsi.
2.Infertilitas sekunder, yaitu keadaan infertilitas yang dialami pasangan suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah atau pasutri tidak mampu lagi menghasilkan keturunan.
Secara umum, infertilitas berhubungan dengan kondisi fisik, proses dan waktu.
1.Kondisi Fisik
Kesuburan sangat ditentukan oleh kondisi fisik suami dan istri. Hal ini berhubungan dengan proses pembentukan serta kualitas sperma atau sel telur. Testis dapat menghasilkan 100-200 juta sel per hari atau 1 triliun sel selama hidup. Pematangan sperma terjadi kurang lebih 70 hari. Dalam saluran kelamin perempuan, sel sperma dapat hidup dan membuahi sel telur antara 3-5 hari. Ovarium dapat menghasilkan1 sel telur setiap bulan. Bila tidak dibuahi, maka sel telur itu akan mati dan ikut keluar pada saat haid.
Kualitas sperma dan sel telur dipengaruhi banyak faktor, diantaranya :
a. Secara alamiah perempuan mengalami fase menopause yang biasanya terjadi antara usia 40-50 tahun. Pada fase ini, kemungkinan untuk memperoleh keturunan lebih kecil. Berbeda dengan laki-laki, proses andropause yakni penurunan masa produktif biasanya terjadi saat usia yang sangat lanjut.
b.Beberapa kelainan genetika dapat berpengaruh pada kesuburan terutama yang berhubungan dengan anatomi kelamin dan sistem hormonal pada suami maupun istri.
c.Penyakit tertentu, misalnya infeksi pada saluran kelamin, varicocel pada pria, kista ovarium, mioma uteri pada wanita, dapat menghambat kehamilan.
d.Kebiasaan merokok dan minum alcohol terbukti mengurangi kualitas kesuburan.
e.Menurut penelitian, kegemukan dapat mempengaruhi kesuburan. Pada wanita yang kegemukan terdapat kelainan pada sekresi hormon gonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Kelainan ini pada akhirnya mempengaruhi produksi hormon estrogen dan progesteron.
f.Pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia dan polusi tinggi juga dapat mengurangi kualitas kesuburan.
g.Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres dapat mengganggu kualitas dan proses kesuburan.
2. Proses
Terjadinya pembuahan dan kehamilan dimulai dengan masuknya sperma dalam saluran kelamin wanita dan bertemu dengan ovum atau sel telur di dalam saluran ovarium (tuba falopii). Hasil pembuahan (embrio) itu digerakkan menuju rahim untuk berkembang di dalamnya. Proses berhasil tidaknya proses kehamilan sangat dipengaruhi beberapa hal :
a.Metode kontrasepsi: Penggunaan kondom pada pria atau diafragma pada wanita tidak memungkinkan terjadinya proses pembuahan.
b.Beberapa kelainan anatomis, seperti kelainan pada rahim atau saluran kelamin lainnya dapat mengganggu proses kehamilan.
c.Penyakit seperti myoma uteri, bukan saja menghalangi masuknya sperma, tetapi juga mengakibatkan proses perlengketan embrio pada rahim terganggu. Perlengketan atau tertutupnya tuba falopii dapat terjadi karena infeksi dan peradangan, atau tumbuhnya jaringan ikat.
3. Waktu
Sel telur hanya dihasilkan satu kali setiap bulannya dan umurnya pun pendek. Sehingga pengetahuan mengenai masa subur menjadi hal yang sangat penting. Untuk mengetahui masa subur dapat dilakukan beberapa cara :
a. Metode kalender
Dalam menggunakan metode ini, perlu diketahui siklus menstruasi secara individual. Menstruasi seorang wanita rata-rata terjadi setiap 28-35 hari. Ovulasi terjadi pada 14 hari sebelum perkiraan menstruasi berikutnya. Pada wanita dengan siklus 28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14 (hari pertama dihitung saat darah menstruasi keluar pertama kali setiap bulannya). Pada wanita dengan siklus 35 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-21. Cara ini kadang tidak tepat, karena perkiraan menstruasi berikutnya bisa saja meleset.
b. Pengukuran suhu tubuh
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer pada mulut setiap pagi hari, mulai hari pertama menstruasi sebelum melakukan aktivitas. Ovulasi terjadi bila terdapat kenaikan 0,2-0,4°C dari rata-rata suhu tubuh normal (36-37°C).
c. Pemeriksaan lendir rahim atau mulut rahim
Pemeriksaan dilakukan pada pagi hari setelah menstruasi berakhir. Masa subur ditunjukkan adanya lendir jernih dan elastis pada kelamin luar wanita. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila wanita tersebut baru saja melakukan hubungan seksual.
d. Pemeriksaan hormone LH (Luteinizing Hormone), hormon yang mempengaruhi proses ovulasi. Pada saat ovulasi terjadi peningkatan kadar LH dalam urin. Dan inilah
salah satu penentuan yang paling akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan setiap saat karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Pada prinsipnya, diperlukan peranan yang sama besar dari pasangan suami maupun istri. Dibutuhkan kesabaran ekstra karena kesempatan untuk hamil hanya ada satu kali selama periode satu bulan. Dalam usaha mendapatkan kehamilan, diperlukan konseling, terutama bagi pasangan yang memiliki masalah seksualitas. Untuk beberapa kasus, diperlukan juga tindakan medis. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan masa subur istri karena melakukan hubungan intim pada masa subur memberi peluang yang lebih besar untuk hamil.
Faktor yang Mempengaruhi Infertilitas
Faktor Umum Penyebab Infertilitas atau Ketidaksuburan
1. Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
2. Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
3. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
4. Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
5. Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.
Untuk menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun wanita, maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari. Tetapi kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.
Penyakit yang menjadi penyebab Infertilitas Pada Wanita
1. Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan berhubungan intim, serta -tentu saja-i nfertilitas.
2. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat, pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim, misalnya: spiral).
3. Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada di rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar, lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan mengecil atau sembuh.
4. Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan susah tumbuh.
5. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia.
Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism (pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
6. Saluran Telur yang Tersumbat
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.
7. Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur (ovulasi). Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar itu semua, maka sebaiknya beliau memeriksakan diri ke dokter.
faktor yang erat kaitannya dengan kesuburan dan wanita, yaitu:
1. Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
2. Faktor Uterus (rahim) :
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel. ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
3. Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
4. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
5. Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
6. Faktor Lain :
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll. Pemakaian formalin juga dapat menyebabkan infertilitas pada wanita karena wanita dapat mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.
1. Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis (radang/infeksi vagina), dll
2. Faktor Uterus (rahim) :
Myoma (tumor otot rahim), Endometritis (radang sel. lendir rahim), Endometriosis (tumbuh sel. ender rahim bukan pada tempatnya), Uterus bicornis, arcuatus, asherman’s syndrome, retrofleksi (kelainan bentuk dan posisi rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim ke bawah).
3. Faktor Cervix (Mulut Rahim) :
Polip (tumor jinak), Stenosis (kekakuan mulut rahim), Non Hostile Mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek), Anti Sperm Antibody (antibody terhadap sperma), dll.
4. Faktor Tuba Fallopi (Saluran Telur) :
Pembuntuan, penyempitan, perlengketan saluran telur (bias karena infeksi atau kelainan bawaan).
5. Faktor Ovarium (Indung Telur) :
Tumor, Cyste, Gangguan menstruasi (Amenorhoe, Oligomenorhoe dengan/tanpa ovulasi). Organ ini berinteraksi dengan pusat pengendali hormone di otak (Hypothalamus dan Hipofisis) dalam mengatur siklus menstruasi.
6. Faktor Lain :
Prolactinoma (tumor pada Hipofisis), Hiper/hypotroid (kelebihan/ kekurangan hormone tiroid), dll. Pemakaian formalin juga dapat menyebabkan infertilitas pada wanita karena wanita dapat mengalami tiada gairah/keinginan dalam berhubungan.
Penyakit yang dapat menjadi penyebab Infertilitas Pada Pria (Diabetes melitus):
Penyakit ini dapat menyebabkan seorang laki-laki infertil, karena pada kondisi hiperglikemia yang sangat tinggi, korpus cavernosum yang harusnya diisi oleh aliran darah yang masuk melalui arteriole tertahan karena viskositas dari darah menjadi lebih kental sehingga aliran darah menuju korpus cavernosum terhambat dan sulit untuk pria melakukan ereksi dan ejakulasi.
Infertilitas itu berbeda dengan mandul (steril). Nah sekarang lihat apa penyebab infertilitas pada pria:
1. anatomi :
Hypo-epispadia (kelainan letak lubang kencing. Saluran kencing terletak dipermukaan bawah zakar), micropenis (penis sangat kecil), Undescencus Testis (testis masih dalam perut/lipat paha), dll
2. Gangguan fungsi :
Disfungsi Ereksi berat (Impotensi), Ejakulasi Retrogade (ejakulasi dimana airmani masuk kedalam kandung kemih), kemampuan ereksi berkurang.
3. Gangguan spermatogenesia :
Oligo/terato/asthenozoospermia (kelainan jumlah, bentuk, gerak sperma)
4. Lain-lain :
Hernia Scrotalis (Hernia berat sampai ke kantung testis), Varikokel (varises pembuluh darah balik testis), Imunologis, Infeksi, dll
Usaha yang tidak kalah penting adalah mengkonsumsi makanan yang seimbang, sehat, dan bergizi.
Faktor yang mempengaruhi sulitnya mendapat keturunan yaitu:
Kegagalan pasutri dalam memperoleh keturunan, 40 persen masalah yang membuat sulit punya anak terdapat pada wanita, 40 persen pada pria, dan 30 persen pada keduanya. Jadi, tidak benar anggapan bahwa kaum wanita lebih bertanggung jawab terhadap kesulitan mendapatkan anak.
Meski pada tahun-tahun berikutnya kemungkinan untuk mendapatkan keturunan masih ada, tetapi pasutri yang belum berhasil kemungkinanan untuk tetap infertile( mandul) cukup besar sehingga evaluasi secara medis harus segara dimulai .
Secara umum infertilitas pada pria dapat disebabkan kelainan-kelainan sbb:
1. Pre testikuler sebelum pembentukan sel sperma : yaitu kelainan ini pada rangsangan proses pembentukan sel sperma yang berkaitan dengan hormonal.
2. Testikuler: pada proses pembentukan sel sperma: yaitu kelainan pada proses pembentukan sel sperma ini misalnya kelainan genetik, pengaruh infeksi, radiasi, obat-obatan tertentu, trauma pada testis,varikokel (hambatan pada pembuluh darah balik pada testis)
3. Pasca testikularis :kelainan pada transportasi sel sperma seperti kelainan anatomi,disfungsu ereksi, dan gangguan ejakulasi.Serta kelainan fungsi dan motilitas sperma yang menu njukan sel spermanya tidak sehat.
Evaluasi ini harus dilakukan bersama dengan pasangannya, yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan penunjangyang mungkin dapat menemukan penyebab infertilitas.
Selain itu penanganan infertilitas pria merupakan masalah yang cukup kompleks dan tidak semudah yang dipikirkan selama ini. Dan fertilitas memang menjadi masalah pasangan suami-istri.
Penanganan infertilitas pria tidak dapat dilakukan hanya dengan melihat hasil analisis semen (baca: simen)nya saja tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada pria tersebut dan mencari apa yang menyebabkan gangguan infertlitas pria tersebut. Memang peranan semen penting untuk menilai tingkat kesuburan pria.
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab itu, beberapa hal dapat dilakukan untuk mencegah maupun menanggulangi infertilitas.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kesuburan pria:
Pemeriksaan tahap awal untuk mengetahui infertilitas pria adalah dengan melakukan “ANALISIS SPERMA” minimal 2 kali tenggang waktu 1 bulan. Dari hasil tersebut dapat dinilai kwalitas sperma berupa: jumlah (konsentrasi), pergerakan (motilitas), bentuk (morfologi) sperma dan lainnya. Dari hasil tersebut dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kelainan tersebut.
FAKTOR KEBERHASILAN
Tingkat keberhasilan tergantung daripada:
1. Kwalitas sperma
2. Lama infertil
3. Kejadiannya primer atau sekunder
4. Ada tidaknya kelainan genetik
5. Usia dan kondisi kelainan pada sistem reproduksi pasangan wanitanya untuk bisa mendapatkan keturunan.
6. Tes pertama yang harus dilakukan pasangan adalah untuk menganalisa air mani sang suami. Ini cara yang murah, mudah dan paling cepat untuk menentukan apakah infertilitas berasal dari pihak pria. Tes ini dapat dilakukan setelah 3-5 hari setelah hubungan badan terakhir. Jika jumlah sperma suami terbilang rendah, maka kita dapat langsung tahu bahwa untuk menolong pasangan ini adalah dengan melakukan tindakan IVF (atau bayi tabung). Sang istri mungkin tidak perlu untuk mengecek tuba fallopi nya.
7. Jika jumlah sperma terbilang bagus, maka kita dapat meneruskan dengan memeriksa sang istri. Sang istri akan membutuhkan tes-tes berikut ini:
8. Pemeriksaan Infertilitas Dasar: SUAMI ISTRI
Analisis Air Mani
Puasa dari ejakulasi selama 3-5 hari sebelum analisis.
PANDUAN W.H.O
Jumlah Total: 40 juta/ml
Jumlah Motile: 20 juta/ml
Progression: >50% rapid linear
Morphology (Bentuk): >15% normal Pemeriksaan Baseline Infertility Hormone
Dilakukan antara Hari 2 – Hari 6 dari siklus menstruasi untuk asesmen profil hormon dari pasien
Pelvic ultrasound
Untuk memastikan bahwa tidak terdapat kista, fibroid, Polycystic ovarian syndrome (PCOS), polyp dan untuk mengkonfirmasikan bahwa uterus dalam keadaan normal.
Hysterosalpingogram (HSG)
Juga dikenal sebagai HSG, merujuk kepada x-ray pada kandungan dan tuba. Uterus dan tuba Fallopi tidak akan terlihat pada X-ray. Untuk membuat mereka terlihat dengan jelas di hysterosalpingogram, suatu cairan X-ray khusus (contrast medium) disuntikkan melalui leher kandungan. Contrast medium akan terlihat secara jelas pada X-ray dan memperlihatkan bentuk dan kontur dari uterine cavity serta dapat menelusuri tuba. HSG biasanya direkomendasikan untuk pasien-pasien dengan resiko rendah untuk memperlihatkan hambatan pada tuba. Ia juga dapat memperlihatkan kelainan di dalam kandungan. Prosedur Hysterosalpingogram akan dilakukan di dalam departemen X-ray dan biasanya mengambil waktu sekitar 15-20 menit.
Konseling
Konseling
1. Anamnesa: Konseling/wawancara; akan diketahui mengenai keharmonisan rumah tangga, lama kawin, bagaimana siklus menstruasi?, dan hubungan seksual yang dilakukan (frekuensi, tingkat kepuasan dan teknik).
2. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan umum seperti tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan pernapasan. Juga periksa pula adanya kelainan tiroid, hiperandrogen.
3. Pemeriksaan Laboratorium: pemeriksaan lab dasar seperti test urine, darah, fungsi hepar dan ginjal, serta gula darah
4. Pemeriksaan organ genital, USG, untuk melihat kondisi rahim dan saluran telur, ada/tidaknya kista atau miom5. Pemeriksaan infertilitas rutin Infertilitas pada Pria Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan sperma, menyangkut jumlah dan motilitas (gerakan sperma).
Standar Analisis semen
Parameter Nilai Rata-rata
Kekentalan cair (setelah pengenceran)
Warna buram
pH 7,2-7,8
volume 2-6 cc
konsentrasi 20 juta per cc
motilitas >=50% gerakan bagus bentuknya >=30% bagus
Penyebab buruknya kualitas sperma
• rokok
• alkohol
• obat-obatan
• kebiasaan yang keliru, misalnya sering mandi air hangat, mengenakan celana ketat.
Secara garis besar penyebab infertilitas ada 3:
• masalah hormonal.
• infeksi
• kelainan kromosom.
• Dua penyebab pertama dapat dikoreksi.
Usaha atau beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi maslah infertilitas
1. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostat, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi di daerah ini haruslah ditangani secara serius.
2. Beberapa zat dapat meracuni pertumbuhan sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk merokok terhadap jumlah dan kualitas sperma. Walaupun tiap penelitian berbeda dalam menentukan jumlah batang rokok yang berpengaruh, sudah cukup alasan bagi pria dengan jumlah dan kualitas sperma kurang untuk berhenti merokok.
Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma, sehingga penghentian penggunaan mariyuana dan alkohol merupakan usaha preventif untuk infertilitas.
3. Cukup banyak obat-obatan yang mempengaruhi sperma. Oleh karena itu, beri tahukan selengkapnya obat yang pernah dan sedang dipakai kepada dokter yang menolong Anda.
• Dua penyebab pertama dapat dikoreksi.
Usaha atau beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi maslah infertilitas
1. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostat, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi di daerah ini haruslah ditangani secara serius.
2. Beberapa zat dapat meracuni pertumbuhan sperma. Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk merokok terhadap jumlah dan kualitas sperma. Walaupun tiap penelitian berbeda dalam menentukan jumlah batang rokok yang berpengaruh, sudah cukup alasan bagi pria dengan jumlah dan kualitas sperma kurang untuk berhenti merokok.
Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu pertumbuhan sperma. Mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma, sehingga penghentian penggunaan mariyuana dan alkohol merupakan usaha preventif untuk infertilitas.
3. Cukup banyak obat-obatan yang mempengaruhi sperma. Oleh karena itu, beri tahukan selengkapnya obat yang pernah dan sedang dipakai kepada dokter yang menolong Anda.
Bagaimana menanggulangi infertilitas
Penanggulangan terbaik adalah dengan menangani penyebabnya. Sayang, tidak semua penyebab diketahui dan sebaliknya cukup banyak penderita yang diketahui penyebabnya, namun tidak dapat tuntas ditanggulangi.
1. Varikokel. Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut.
Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 persen penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 persen pada kelompok yang tidak dioperasi.
2. Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 persen penderita.
Pemeriksaan yang dilakukan:
Seperti yang kita tahu bahwa patologis penyebab infertilitas bermacam-macam, seperti spasme tuba fallopi (bermacam penyebabnya, termasuk psikogenik) atau obstruksi (kelainan konginetal atau infeksi) serta gangguan getah serviks, malformasi uterus, perkembangan endometrium yang kurang sempurna, hiperprolaktinemia, faktor endokrin yang menyebabkan kegagalan terjadinya menstruasi dan atau ovulasi.
Pemeriksaan khusus:
Pemeriksaan Infertilitas pada wanita agar bisa ditangani secara medis:
1)Anamnesis dan pemeriksaan lengkap (fisik, sosial, seksual dan psikologik), pemeriksaan pelvis untuk kelainan traktus genitalis.
2)Tes ovulasi (pengukuran temperratur basal tubuh dan lain-lain)
3)Insuflasi tuba, histerosalfingografi, laporoskopi (kira-kira 30 % penyebab infertilitas berkaitan dengan gangguan atau anomali tuba)
4)Pemeriksaan endokrin (kira-kira 20% infertilitas pada wanita disebabkan oleh hormonal)
5)Pemeriksan getah serviks, biopsi endometrium (kira-kira 10% infertilitas pada wanita adalah akibat lingkungan serviks yang tidak menunjang)
Pemeriksaan Antibodi Antisperma
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi protein tertentu (antibodi) dalam darah, cairan vagina dan semen yang dapat menyebabkan kerusakkan atau kematian sperma.
Laki-laki dapat membentuk antibodi ini jika spermanya kontak dengan sistem imun seperti setelah biopsi testis (zakaria), vasektomi atau terkena radang prostat, sehingga sperma menjadi tidak mampu membuahi sel telur. Pada wanita, antibodi antisperma (abas=asa) bisa terbentuk akibat reaksi alergi terhadap sperma pasangannya dengan mekanisme yang sampai sekarang belum begitu dimengerti.
Infertilitas karena faktor imun merupakan 40% dari PIPA yang tidak terjelaskan. Faktor imunologi berperan jika:
- Sperma tidak ditemukan pada UPS, sedangkan pada analisa sperma hasilnya normal.
- Sperma memperlihatkan gerakan "shaking" pada saat pemeriksaan UPS.
- Sperma mengalami penggumpalan (clumping) saat analisa sperma.
- Ada riawayat panjang infertilitas yang tidak terjelaskan.
Spesimen yang diambil : darah wanita, sperma laki2, darah laki2 dan lendir vagina/serviks.
Pemeriksaan Antibodi Antisperma
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi protein tertentu (antibodi) dalam darah, cairan vagina dan semen yang dapat menyebabkan kerusakkan atau kematian sperma.
Laki-laki dapat membentuk antibodi ini jika spermanya kontak dengan sistem imun seperti setelah biopsi testis (zakaria), vasektomi atau terkena radang prostat, sehingga sperma menjadi tidak mampu membuahi sel telur. Pada wanita, antibodi antisperma (abas=asa) bisa terbentuk akibat reaksi alergi terhadap sperma pasangannya dengan mekanisme yang sampai sekarang belum begitu dimengerti.
Infertilitas karena faktor imun merupakan 40% dari PIPA yang tidak terjelaskan. Faktor imunologi berperan jika:
- Sperma tidak ditemukan pada UPS, sedangkan pada analisa sperma hasilnya normal.
- Sperma memperlihatkan gerakan "shaking" pada saat pemeriksaan UPS.
- Sperma mengalami penggumpalan (clumping) saat analisa sperma.
- Ada riawayat panjang infertilitas yang tidak terjelaskan.
Spesimen yang diambil : darah wanita, sperma laki2, darah laki2 dan lendir vagina/serviks.
Solusi lain masalah infertilitas pemeriksaan yang dapat dilakukan pria:
Pemeriksaan analisa sperma. factor sperma adalah factor tunggal penyebab infertile yang terpenting dari suami, dimana berkisar antara 40-50%. Oleh karena itu setiap suami dengan pasangan infertile harus diperiksa cairan maninya yang mengandung sperma. Sebelum pemeriksaan ini, suami diharapkan tidak melakukan hubungan seksual sekurang-kurangnya selama 3 hari.
Menurut WHO, nilai nomal untuk analisa sperma adalah :
Likuifaksi 30 menit
Volume > 2,0 ml
Konsentrasi sperma > 20 juta/ml
Jumlah sperma ± 40 juta
Motilitas/pergerakan sperma > 50 %
Morfologi/bentuk sperma > 30 % bentuknya normal
WBC (sel darah putih) <> 3 kali lipat, menunjukkan adanya kegagalan testis (buah zakar).
Pria dikatakan infertilitas absolute bila dijumpai adanya azoospermia disertai dengan kenaikan kadar FSH.
Pemeriksaan pada wanita
1. Faktor vagina. Pameriksaannya dapat meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, pemeriksaan mikroskopik cairan vagina. Hal ini untuk menentukan adanya kelainan anatomi atau fungsi dan menilai apakah ada mikroorganisme yang menyebabkan gangguan atau infeksi.
2. Faktor serviks (leher rahim). Pemeriksaannya meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, uji pasca senggama, uji lendir serviks, dan biakan bila perlu. Dari semua pemeriksaan, uji lendir serviks memegang peranan penting karena infertilitas dapat disebabkan oleh sperma yang gagal menembus lendir serviks dan hal ini biasanya akibat reaksi imunologis 35 hari atau lama haid < 3 hari) atau haid yang sangat tidak teratur, dilakukan pemeriksan poros hypothalamus-hipofisis-ovarium dengan menentukan kadar LH-FSH dan prolaktin.
Bagaimana mengatasi terjadinya infertilitas?
Kemajuan dunia kedokteran saat ini telah banyak membantu pasangan dengan masalah infertilitas untuk mewujudkan dambaannya memiliki bayi
Pada pria, antara lain :
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki jumlah sperma.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada pria misalnya varicocele.
3. Pada kasus azoospermis atau oligospermis yang berat, dimana kehamilan terjadi sangat jarang maka tindakan yang terbaik adalah melakukan AID ( artificial inseminasi donor). Metode ini dengan cara menempatkan sperma dalam saluran reproduksi wanita tidak dengan cara melakukan hubungan seksual dimana sperma berasal dari donor (orang lain). AID yang dilakukan setiap bulan selama satu tahun dapat memungkinkan kehamilan sebesar 65 %.
4. Bila hanya terdapat sebuah spermatozoa maka dapat dilakukan metode ICSI ( intracytoplasmic sperm injection) , metode dimana sebuah spermatozoa disuntikkan dalam sitoplasma ovum.
5. Bila nilai analisa sperma normal dan hasil uji pasca senggama maka dapat dilakukan inseminasi sediaan sperma dan dilakukan inseminasi intra uterin yaitu menempatkan spermatozoa yang sudah dipisahkan dari cairan mani ke dalanm ruang rahim dengan menggunakan kateter kecil.
Penanganan infertilitas pada wanita, antara lain:
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki induksi ovulasi.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada wanita misalnya tumor mulut rahim dll.
3. Condom therapy, dimana kondom dipakai secara terus-menerus setiap berhubungan seks selama lebih kurang 6-8 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan kadar antibodi telah menurun dan tidak ada lagi di daerah reproduksi wanita, sehingga sperma yang selama ini diaglutinasikan atau dimobilisasikan oleh antibodi menjadi bebas dan mampu bergerak untuk bermigrasi sampai di saluran tuba falopii (saluran telur) dan bertemu dengan sel telur tanpa halangan.
4. Pada kasus anovulasi (tidak ada telur) diberikan obat induksi ovulasi desertai dengan hubungan seksual yang terjadwal.
5. Pada kasus lendir serviks yang buruk dimana tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dapat dilakukan antara lain :
• IVF ( in vitro fertilization) yaitu pembuahan sel telur ibu dengan sperma di luar tubuh (bayi tabung).
• GIFT ( gamet intra fallopian transfer ) yaitu menempatkan sel telur ibu dan sperma ke dalam ujung distal tuba fallopi/saluran telur.
• ZIFT ( zygote intra fallopian transfer ) yaitu bila telah terjadi pembuahan di luar tubuh dengan cara IVF maka hasil pembuahan (zygote) diletakkan ke dalam saluran telur/tuba fallopi melalui kanulasi trans abdominal.
Penanganan infertilitas:
Analisa semen dan grafik temperatur tampaknya mempunyai nilai terapreutis tersendiri dalam menangani infertilitas. Pendidikan tentang tehnik-tehnik bersenggama yang baik menjadi faktor vital terjadinya kehamilan. Pengobatan kelainan tuba dengan pembedahan mungkin dapat dicoba, juga perlu dilakukan pengobatan kelainan gionekologis yang mendasarinya dan pengobatan hiperprolaktinemia dengan bromocriptine, domiphene, progestrone, gonadotropin.
Pemeriksaan analisa sperma. factor sperma adalah factor tunggal penyebab infertile yang terpenting dari suami, dimana berkisar antara 40-50%. Oleh karena itu setiap suami dengan pasangan infertile harus diperiksa cairan maninya yang mengandung sperma. Sebelum pemeriksaan ini, suami diharapkan tidak melakukan hubungan seksual sekurang-kurangnya selama 3 hari.
Menurut WHO, nilai nomal untuk analisa sperma adalah :
Likuifaksi 30 menit
Volume > 2,0 ml
Konsentrasi sperma > 20 juta/ml
Jumlah sperma ± 40 juta
Motilitas/pergerakan sperma > 50 %
Morfologi/bentuk sperma > 30 % bentuknya normal
WBC (sel darah putih) <> 3 kali lipat, menunjukkan adanya kegagalan testis (buah zakar).
Pria dikatakan infertilitas absolute bila dijumpai adanya azoospermia disertai dengan kenaikan kadar FSH.
Pemeriksaan pada wanita
1. Faktor vagina. Pameriksaannya dapat meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, pemeriksaan mikroskopik cairan vagina. Hal ini untuk menentukan adanya kelainan anatomi atau fungsi dan menilai apakah ada mikroorganisme yang menyebabkan gangguan atau infeksi.
2. Faktor serviks (leher rahim). Pemeriksaannya meliputi periksa inspekulo, periksa dalam, uji pasca senggama, uji lendir serviks, dan biakan bila perlu. Dari semua pemeriksaan, uji lendir serviks memegang peranan penting karena infertilitas dapat disebabkan oleh sperma yang gagal menembus lendir serviks dan hal ini biasanya akibat reaksi imunologis 35 hari atau lama haid < 3 hari) atau haid yang sangat tidak teratur, dilakukan pemeriksan poros hypothalamus-hipofisis-ovarium dengan menentukan kadar LH-FSH dan prolaktin.
Bagaimana mengatasi terjadinya infertilitas?
Kemajuan dunia kedokteran saat ini telah banyak membantu pasangan dengan masalah infertilitas untuk mewujudkan dambaannya memiliki bayi
Pada pria, antara lain :
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki jumlah sperma.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada pria misalnya varicocele.
3. Pada kasus azoospermis atau oligospermis yang berat, dimana kehamilan terjadi sangat jarang maka tindakan yang terbaik adalah melakukan AID ( artificial inseminasi donor). Metode ini dengan cara menempatkan sperma dalam saluran reproduksi wanita tidak dengan cara melakukan hubungan seksual dimana sperma berasal dari donor (orang lain). AID yang dilakukan setiap bulan selama satu tahun dapat memungkinkan kehamilan sebesar 65 %.
4. Bila hanya terdapat sebuah spermatozoa maka dapat dilakukan metode ICSI ( intracytoplasmic sperm injection) , metode dimana sebuah spermatozoa disuntikkan dalam sitoplasma ovum.
5. Bila nilai analisa sperma normal dan hasil uji pasca senggama maka dapat dilakukan inseminasi sediaan sperma dan dilakukan inseminasi intra uterin yaitu menempatkan spermatozoa yang sudah dipisahkan dari cairan mani ke dalanm ruang rahim dengan menggunakan kateter kecil.
Penanganan infertilitas pada wanita, antara lain:
1. Terapi medis berupa pemberian obat-obatan atau hormone misalnya untuk memperbaiki induksi ovulasi.
2. Terapi bedah bila berkenaan dengan kelainan anatomis atau masalah bedah yang berkaitan dengan kasus infertilitas pada wanita misalnya tumor mulut rahim dll.
3. Condom therapy, dimana kondom dipakai secara terus-menerus setiap berhubungan seks selama lebih kurang 6-8 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan kadar antibodi telah menurun dan tidak ada lagi di daerah reproduksi wanita, sehingga sperma yang selama ini diaglutinasikan atau dimobilisasikan oleh antibodi menjadi bebas dan mampu bergerak untuk bermigrasi sampai di saluran tuba falopii (saluran telur) dan bertemu dengan sel telur tanpa halangan.
4. Pada kasus anovulasi (tidak ada telur) diberikan obat induksi ovulasi desertai dengan hubungan seksual yang terjadwal.
5. Pada kasus lendir serviks yang buruk dimana tidak dapat diatasi dengan obat-obatan, dapat dilakukan antara lain :
• IVF ( in vitro fertilization) yaitu pembuahan sel telur ibu dengan sperma di luar tubuh (bayi tabung).
• GIFT ( gamet intra fallopian transfer ) yaitu menempatkan sel telur ibu dan sperma ke dalam ujung distal tuba fallopi/saluran telur.
• ZIFT ( zygote intra fallopian transfer ) yaitu bila telah terjadi pembuahan di luar tubuh dengan cara IVF maka hasil pembuahan (zygote) diletakkan ke dalam saluran telur/tuba fallopi melalui kanulasi trans abdominal.
Penanganan infertilitas:
Analisa semen dan grafik temperatur tampaknya mempunyai nilai terapreutis tersendiri dalam menangani infertilitas. Pendidikan tentang tehnik-tehnik bersenggama yang baik menjadi faktor vital terjadinya kehamilan. Pengobatan kelainan tuba dengan pembedahan mungkin dapat dicoba, juga perlu dilakukan pengobatan kelainan gionekologis yang mendasarinya dan pengobatan hiperprolaktinemia dengan bromocriptine, domiphene, progestrone, gonadotropin.
Resep tradisional untuk mengatasi infertilitas:
500 gr jahe segar dan 500 gr gula coklat. Pasta jahe dan gula dikukus selama 1 jam dan dijemur di panas matahari pada musim panas selama 3 hari. Kemudian ramuan ini dikukus secara berulang-ukang dan dijemur selama 9 hari. Aturan pakai; satu sendok penuh ramuan ini dimakan dengan dosis 3 kali sehari. Sejak hari pertama menstruasi selama 1 bulan. Selama pengobatan pasien dilarang melakukan hubungan seksual. Resep ini dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh dan patogen dingin, menghangatkan uterus dan meningkatkan sirkulasi darah pada pengobatan kemandulan yang disebabkan dingin di dalam uterus.(dr. Stephen Lie)
Solusi Untuk Infertilitas (secara Agama)
Penyebab dari infertilitas bisa bermacam – macam, baik dari pihak suami maupun istri. Penyebab dari pihak suami antara lain disfungsi ereksi dan azospermia (sel sperma tidak ada), atau kualitas sperma yang buruk. Sedangkan dari pihak istri antara lain gangguan ovulasi, sumbatan di saluran tuba fallopi, gangguan di rahim. Selain secara medis kita harus berusaha mencari penyebab tersebut dalam rangka mencari kesembuhan, sebaiknya juga berikhtiar dengan cara lain yang tidak bertentangan secara agama. Adapun cara-cara islami yang bisa dilakukan untuk memperoleh keturunan antara lain :
1. Tingkatkan ibadah sholat dan badah wajib lainyya
2. Rutinkan berpuasa sunnah senin kamis, atau puasa daud. Karena dengan puasa insyaallah dapat memperbaiki system reproduksi.
3. Rajin bersedekah.
4. Ihlas dan pasrah kepada alloh.
5. Berbekam dan ruqyah.
Mitos-mitos seputar keinginan mempunyai anak:
a) Ingin Hamil? Konsumsi Es Krim
Wanita yang berusaha untuk hamil dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya konsepsi dalam rahimnya dengan mengkonsumsi es krim atau segelas susu berlemak setiap hari. Sebuah penelitian di Harvard School of Public Health, Boston menunjukkan bahwa wanita yang ingin hamil sebaiknya menghindari produk susu yang rendah lemak, karena hal itu justru berkaitan dengan non-ovulasi. Reuters Health juga menyatakan bahwa jika seseorang menghendaki kehamilan, maka ada baiknya untuk mengkonsumsi satu atau dua porsi makanan dari produk susu berlemak, namun tanpa meningkatkan asupan kalori total dan mempertahankan asupan lemak jenuh yang rendah. Selama delapan tahun penelitian, penilaian dilakukan terhadap diet yang dilakukan oleh 18.555 wanita yang telah menikah, tidak memiliki riwayat infertilitas, dan sedang berusaha untuk hamil. Selama masa penelitian tersebut, sebanyak 2.165 wanita menjalani pemeriksaan medis mengenai infertilitas dan 438 diantaranya diketahui mengalami infertilitas karena kurangnya ovulasi atau an-ovulasi. Para peneliti menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi dua porsi atau lebih makanan dari produk susu rendah lemak per hari, seperti susu skim dan yogurt, terbukti dapat meningkatkan risiko infertilitas yang terkait dengan ovulasi sekitar 85% dibandingkan wanita yang mengonsumsi kurang dari satu porsi makanan dari produk susu rendah lemak per minggu. Sedangkan wanita yang mengonsumsi sekurangnya satu porsi makanan dari produk susu tinggi lemak setiap hari dapat menurunkan risiko infertilitas terkait ovulasi sebanyak 27% dibandingkan wanita yang mengonsumsi makanan sejenis dalam jumlah lebih sedikit per minggunya. Hal sebaliknya juga berlaku pada makanan dari susu berlemak tinggi, khususnya susu murni. Kini dianjurkan agar wanita yang ingin hamil sebaiknya mengganti konsumsi makanan dari susu rendah lemak, seperti susu skim dan yogurt dengan makanan dari susu berlemak tinggi seperti susu murni dan es krim, namun tetap mempertahankan asupan kalori yang normal dan membatasi asupan lemak jenuh untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya. Dianjurkan juga agar setelah seorang wanita berhasil hamil, ia sebaiknya kembali mengonsumsi makanan dari susu rendah lemak.
Antioksidan Cegah Kemandulan
Infertilitas atau ketidaksuburan yang disebabkan oleh faktor genetik tentu sulit dicegah. Namun, kemandulan yang disebabkan oleh hal-hal di luar genetik, seperti gaya hidup dan pola makan, sangat mungkin untuk dicegah.
“Makanan biasanya ada zat oksidannya dan itu mengganggu proses reproduksi. Karena itu sebaiknya mengonsumsi makanan tambahan atau suplemen yang mengandung antioksidan,” kata dokter spesialis Andrologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Wahyuning Ramelan, SpAnd(K) di Jakarta.
Rokok
Kondisi emosi yang stres dan kebiasaan merokok akan memengaruhi kesehatan dan jumlah produksi sperma pun akan berkurang atau menurun. “Kalau pun kemudian punya anak maka angka kejadian cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan meningkat dibandingkan dengan yang tidak terpapar rokok. Jadi ada baiknya mengurangi rokok,” kata Wahyuning Ramelan.
Bahkan pada perempuan yang merokok atau perpapar asap rokok akan membahayakan kesehatan janin. Begitu pun pola konsumsi makanan, dianjurkan agar mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan berpengawet.
Kondisi emosi yang stres dan kebiasaan merokok akan memengaruhi kesehatan dan jumlah produksi sperma pun akan berkurang atau menurun. “Kalau pun kemudian punya anak maka angka kejadian cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan meningkat dibandingkan dengan yang tidak terpapar rokok. Jadi ada baiknya mengurangi rokok,” kata Wahyuning Ramelan.
Bahkan pada perempuan yang merokok atau perpapar asap rokok akan membahayakan kesehatan janin. Begitu pun pola konsumsi makanan, dianjurkan agar mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan berpengawet.
Tidak hanya itu, Prof Dr dr Ali Baziad, SpOG(K) dari Brawijaya Women & Children’s Hospital Jakarta mengatakan bahwa tidak hanya menghindari makanan yang mengandung oksidan dan berhenti merokok, yang harus dihindari juga adalah medan elektromagnetik. “Contohnya medan elektromagnetik yang dipancarkan handphone. Tentu ada akibat buruknya. Saya saja bicara menggunakan handphone selama satu jam, kepala langsung pusing,” kata Ali Baziad.
Untuk laki-laki, juga diharapkan untuk menghindari penyakit menular seksual. Penyakit ini bisa mengakibatkan infertilitas pada laki-laki karena infeksi tersebut menyumbat saluran keluar sperma, bahkan sampai merusak spermatogenesis (proses pembentukan sperma).
Efek Radiasi
Radiasi pun dapat merusak spermatogenesis. Mungkin saja bisa sekadar penurunan infertilitas, tetapi dapat sampai terjadi kemandulan.
“Jadi jika ingin mendapat momongan, yang terpenting, jalani pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi baik, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari rokok, dan silakan menambah antioksidan,” tegas Wahyuning Ramelan.
“Jadi jika ingin mendapat momongan, yang terpenting, jalani pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi baik, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari rokok, dan silakan menambah antioksidan,” tegas Wahyuning Ramelan.
Celana dalam Ketat Penyebab Infertilitas
Ada beberapa lelaki yang kurang memahami terhadap istilah-istilah yang mereka gunakan dalam percakapan sehari-hari. Sebagai misal, air mani dan sperma. Meski dua hal ini berbeda, sebagian lelaki menganggapnya sebagai hal yang sama. Memang, cairan kental ini sama-sama keluar dari penis. Meski keluar dari tempat yang sama, tetapi substansi keduanya sangat berbeda. Seperti diketahui, ketika seorang lelaki mencapai ejakulasi mereka seharunya mengeluarkan cairan, yaitu air mani dan sperma.
Bila saat ejakulasi yang dikeluarkan hanya air mani saja, dan tidak mengandung sperma maka tidak akan terjadi pembuahan terhadap sel telur. Dalam istilah medis, air mani yang tidak mengandung sperma disebut sebagai azoosperma. Kebanyakan orang menyebut dengan istilah mandul.
Keberhasilan membuahi sel telur sangat ditentukan oleh kualitas sperma. Kualitas sperma dapat dilihat dari bagaimana sperma itu bergerak, jumlah sperma, serta bentuknya. Sperma yang berbentuk bulat atau kepalanya agak gepeng pertanda jika sperma itu tidak normal. Sedangkan jumlah sperma yang memadai adalah 10 sampai 20 juta.
Bila dilihat dari cara begeraknya, sperma yang baik mampu bergerak dengan cepat sehingga mampu membuahi sel telur. Sedangkan sperma yang tidak normal bergerak lambat sehingga tidak mampu membuahi sel telur. Jika sperma tidak bisa membuahi sel telur maka sperma itu tidak subur. Ketidaksuburan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti kerusakan pada testis yaitu tempat penghasil sperma. Atau bisa juga sebaliknya, testisnya tidak bermasalah tetapi saluran tempat pengeluaran sperma tersumbat karena pengaruh penyakit menular seksual seperti syfilis.
Di samping itu ketidaksuburan bisa disebabkan pula oleh gerakan sperma yang tidak sempurna, meski jumlahnya mencukupi. Kurang bergeraknya sperma bisa dikarenakan oleh pemakaian celana yang terlalu ketat sehingga ‘mengurung’ testis. Oleh karena itu agar testis tetap terjaga sebaiknya Anda mengenakan celana dalam yang agak longgar.
Source: berbagai sumber
Blog Editor: dr. Wahyu Triasmara
Blog Editor: dr. Wahyu Triasmara