Tahukah anda apa yang menyebabkan Allah S.W.T. lebih memilih manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi? Karena ternyata manusia punya suatu kelebihan dibandingkan malaikat, iblis, jin, langit, bumi, dan gunung-gunung.
ANTARA MANUSIA, LANGIT, BUMI DAN GUNUNG
Jabatan khalifah di muka bumi sempat pula Allah tawarkan kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, namun mereka menyatakan diri tidak mampu untuk memegang amanah tersebut. Namun akhirnya manusia yang terpilih memegang amanah dari Allah tersebut.
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia..." [Q.S. al-Ahzab 33:72]
Bahkan dalam ayat yang lain, kitab suci al-Qur'an yang diturunkan kepada manusia, ternyata punya kekuatan yang luar biasa sebagaimana yang difirmankan Allah S.W.T. yang memberitahukan kepada kita tentang kehebatan kekuatan dari kitab suci al-Qur'an yang bisa membelah bumi dan menghancurleburkan gunung-gunung.
"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Quran itulah dia)..." [Q.S. ar-Ra'd 13:31]
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir." [Q.S. al-Hasyr 59:21]
ANTARA MANUSIA DAN MALAIKAT
Mari kita simak saat Allah menciptakan Nabi Adam a.s. untuk menjadi khalifah di muka bumi yang kemudian para malaikat menganggap dirinya lebih baik dari manusia dan menyangsikan kredibilitas manusia, tapi kemudian Allah Ta'ala berfirman kepada para malaikat: "Innii a'lamu laa ta'lamuun" (Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Q.S. al-Baqarah 2:30]
Kemudian Allah pun membuktikannya di hadapan para malaikat dengan menantang para malaikat untuk membuktikan anggapan mereka yang merasa lebih baik dari manusia:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" [Q.S. al-Baqarah 2:31]
Mereka (para malaikat) menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Q.S. al-Baqarah 2:32]
Mereka (para malaikat) menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Q.S. al-Baqarah 2:32]
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" [Q.S. al-Baqarah 2:33]
ANTARA MANUSIA DAN IBLIS
Selain para malaikat, hadir pula iblis dalam kesempatan tersebut, sedang ia termasuk dalam golongan jin [Q.S. al-Kahfi 18:50]. Baik malaikat dan iblis sama-sama diperintahkan oleh Allah S.W.T. untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s.
Di sinilah letak perbedaan antara malaikat dan iblis, ia dengan sombongnya menolak perintah Allah agar ia bersujud kepada Adam karena iblis bersikukuh merasa lebih baik dari Adam. Iblis mempermasalahkan wujud penciptaan Adam yang dari tanah sedangkan iblis dari api sedangkan menurut iblis, api lebih hebat dan tanah, hal ini tentunya sangat bertentangan dengan Allah S.W.T. bahwa bukanlah wujud unsur penciptaan yang menjadi tolak ukur kemuliaan derajat melainkan ketaqwaan itulah barometernya.
Sebagai buktinya, malaikat diciptakan dari cahaya dan wujud unsur penciptaannya tersebut bukanlah yang menyebabkan ia tidak diusir oleh Allah S.W.T., melainkan para malaikat tersebut bersegera bersungkur sujud memohon ampun atas kekhilafannya, inilah yang menjadikan mereka tetap berada dekat dengan Allah. Sedangkan iblis ia pun akhirnya terusir dari surga karena kesombongannya bukan karena ia diciptakan dari wujud unsur api.
Inilah cuplikan kesombongan yang luar biasa buruknya dari iblis:
Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" [Q.S. al-Israa' 17:61]
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil." [Q.S. al-Israa' 17:62]
Jadi jelaslah, karena asbab manusia, iblis diusir dari surga dan sejak saat itu iblis menjadi musuh yang nyata bagi manusia hingga hari kiamat:
Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasutlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka." [Q.S. al-Israa' 17:63-64]
Dengan adanya permusuhan ini, maka manusia pun terbagi menjadi dua golongan, golongan yang berhasil disesatkan iblis dengan golongan orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla. Golongan inilah yang kemudian mendapat jaminan pertolongan dan derajat kemuliaan dari Allah S.W.T. sebagaimana dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu (iblis) tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga." [Q.S. al-Israa' 17:65]
Firman Allah ini sudah cukup membuktikan kepada kita bagaimana manusia yang beriman dan bertaqwa akan dimenangkan oleh Allah atas iblis.
KEHEBATAN DAN DERAJAT KEMULIAAN ORANG YANG BERTAQWA
Pada mulanya manusia dianugerahi derajat yang mulia yang dengan itu manusia dilebihkan dari malaikat, jin, langit, bumi, dan gunung.
Hanya saja, iblis diberi kemampuan untuk melakukan tipu daya manusia hingga derajat manusia pun terpuruk karena tipu daya tersebut. Sehingga tergantung dari individu manusianya itu sendiri, seandainya manusia itu mau memegang teguh keimananannya dan ketaqwaannya, maka sungguh Allah akan selalu bersamanya dan memuliakan derajat manusia di atas mahluk-mahluk ciptaan Allah lainnya.
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." [Q.S. al-Israa' 17:70]
Tetapi di sisi lain, Allah pun merendahkan derajat orang-orang yang tidak mau beriman dan bertaqwa, bahkan Allah menjadikannya lebih buruk dari binatang.
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli (tidak mau mendengar dan tidak mau memahami) yang tidak mengerti apa-apapun." [Q.S. al-Anfal 8:22]
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman." [Q.S. al-Anfal 8:55]
Semoga kita tidak digolongkan ke dalam golongan manusia yang derajatnya buruk lebih rendah dari binatang. Amiiin...
Demikianlah sesungguhnya Allah S.W.T. telah menganugerahkan kekuatan luar biasa kepada manusia yang dengan kekuatan itu manusia bisa menundukkan hewan buas sekalipun, mengarungi lautan dan angkasa, mengukir gunung-gunung menjadi huniannya. Bahkan mampu untuk membuat iblis terpuruk menjadi mahluk yang dikutuk Allah Ta'ala, ataupun langit berguncang karena sebuah keihklasan amal baik seorang manusia.
Namun dari kekuatan luar biasa itu pula, alam semesta menjadi hancur, gunung memuntahkan laharnya, bumi bergoncang mengubur manusia ke dalam perutnya sebagaimana nasib buruk kaum Tsamud, 'Ad, dan kaum Luth. Hal itu karena kemaksiatan dan kekufuran manusia.