Dalam artikel saya kali saya akan mengutip dari sebuah referensi terkait yang membahas tentang salah satu materi dasar kedokteran gigi yaitu Oklusi. Apa itu oklusi? Oklusi menggambarkan kompleksnya kedokteran gigi sebagai suatu ilmu. Namun tidak ada hal yang tidak dapat dipelajari. Semua hal dapat dipelajari meskipun sulit, sehingga bisa dipetik manfaat dari dalamnya.
Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan tersebut saling berkontak.
Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem gabungan dari mulut dan rahang terhadap permukaan gigi-gigi yang berkontak dalam keadaan mengunyah (berfungsi). Jadi oklusi adalah proses dinamis bukan hanya statis pada saat seseorang menutup mulut sampai gigi-giginya berkontak. Tetapi juga dibentuk oleh sistem terpadu antara otot-otot pengunyahan dan sistem saraf dan otot, sendi rahang dan gigi-gigi. Jadi arti mudahnya, oklusi adalah gigitan tidak hanya pada saat diam, tapi juga pada saat pengunyahan, sebagai suatu sistem utuh bareng dengan otot, saraf dan sendi rahang.
Konsep dasar oklusi itu ada tiga yakni:
1. Oklusi seimbang
Oklusi dikatakan seimbang bila tarikan otot-otot pengunyahan antara kanan dan kiri seimbang. Pada pembuatan gigi tiruan, bila tarikan otot tidak seimbang maka gigi tiruan sulit stabil di dalam mulut
2. Oklusi morfologis
Dinilai dari segi morfologis, ada rumus baku untuk menilai idealnya gigi yang berkontak dalam keadaan diam.
3. Oklusi dinamis
Nah ini gabungan, selain dari gigi, juga peran serta otot, saraf dan sendi rahang ikut menciptakan pengunyahan yang sempurna.
Apa sebabnya oklusi ini harus dipelajari?
Bila orang mengunyah dengan gigi asli, tidak ada masalah karena semua sistem membentuk kesetimbangan untuk mengkompensasi masing-masing kekurangan, sehingga mirip orang kerja, tim yang solid menghasilkan pengunyahan baik, tanpa keluhan.
Tetapi hal ini baru terasa sulitnya meniru sistem alamiah yang rumit itu, pada saat pembuatan gigi palsu, menambal gigi, mendeteksi adanya gigi yang kontak duluan (sebelum yang lain berkontak), meninjau sebab musabab otot rahang terasa pegal, sendi rahang berbunyi saat membuka mulut lebar, sendi rahang terasa sakit. Oleh karena itu, membuat gigi palsu tidak langsung dibuat, dipasang, selesai.
Ternyata ada sistem keseimbangan di dalam mulut yang menjadi tolok ukur pembuatan gigi yang bagus, tinggi tambalan gigi yang tepat dan enak dipakai di dalam mulut, untuk diam, berkontak, juga mengunyah. Demikian pula dalam ilmu meratakan gigi/orthodonti, tidak hanya sekedar ditarik-tarik giginya supaya berbaris rapi, tapi gigitan atau oklusinya harus diperhatikan kalau tidak gigi akan berbalik, kembali ke tempatnya yang semula. Atau akan timbul kelainan sendi rahang, dan pegal otot setelah bertahun-tahun perawatan usai. Dalam ilmu bedah rahang pun demikian. Harus mengikuti pola keseimbangan yang tepat, sebab bila hubungan rahang sudah diperbaiki, tapi kontak gigi belum tepat, akan menimbulkan masalah pula.
Jadi teori oklusi merupakan ilmu yang dipakai bersama hampir di semua bidang kedokteran gigi. Di Konservasi untuk penambalan gigi dan pembuatan restorasinya, di Prosthodonti untuk membuat gigi tiruan, di bidang Orthodonti untuk mengarahkan gigi menempati tempat yang tepat dalam diam, dalam berkontak maupun dalam mengunyah, di bidang bedah orthognati, penting untuk menyesuaikan letak rahang dengan kesesuaian letak gigi-gigi dalam oklusi yang baik. Karena itulah oklusi menjadi dasar utama dalam pencapaian ideal perbaikan gigi.
Kesimbangan
Pada saat gigi mengunyah, gigi-gigi tidak langsung dua sisi menghancurkan makanan. Melainkan sisi demi sisi bekerja, dengan sisi satu bekerja (working side) dan sisi lain menyeimbangkan (balancing side). Seperti orang yang berjalan di atas tali, kaki menjadi working side, tangan di atas berusaha menyeimbangkan (balancing side).
Variasi Diam
Tahu tidak tanda-tanda orang melamun? Dokter gigi bisa mendeteksi itu. Dari mana? Posisi rahangnya dalam keadaan istirahat. Istilah kerennya Physiological Rest Position. Tanda-tandanya, dalam keadaan rileks, otot-otot itu istirahat artinya otot seimbang dan sendi rahang dalam keadaan netral. Seperti mobil parkir, persnelengnya harus tetap netral agar bisa didorong-dorong sama petugas parkirnya dan mobil lain bisa keluar. Kenapa posisi ini penting, karena posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu. Jadi bisa dijadikan barometer khusus pada pembuatan gigi palsu.
Relasi Sentris
Adalah hubungan khusus antara rahang atas dan rahang bawah. Artinya hubungan antara rahang atas dan rahang bawah, yang ditenggarai dengan posisi rahang bawah paling mundur, sebisa mungkin mundur terhadap rahang atas.
Oklusi Sentris
Pernah melihat orang yang sedang menahan jengkel? Biasanya akan terlihat tonus otot disekitar kening kepalanya, dan giginya digemeretakkan. Nah, itu artinya giginya sedang dalam posisi oklusi sentris. Jadi giginya semua dalam keadaan kontak maksimal. Mungkin tentara yang sedang bersikap tegap pun giginya dalam keadaan oklusi sentris.
Inti dari ilmu oklusi adalah bahwa fungsi pengunyahan manusia itu tidak hanya gigi semata, tapi dari satu dengan mekanisme yang rumit, gabungan kerja dinamis antara otot, saraf dan sendi rahang. Pada saat orang sehat, tidak ada yang menyadari bahwa dirinya sehat. Tapi pada saat timbul kelainan, baru terasa bila semua ternyata butuh koordinasi dan kerja sama yang kompak.
Salah satu contoh, adalah ketika anda melihat orang yang infeksi gigi bungsu pada rahang bawah. Biasanya mereka akan sulit membuka mulut (trismus). Bila dipaksa untuk dibuka sakit sekali. Pernah melihat orang yang gigitannya tidak seimbang? Karena sisi kanan atau kiri berkontak lebih dulu dari pada sisi satunya? Misalnya saja, baru menambal gigi, tapi tambalannya tinggi, sehingga tambalan itu kena duluan dengan gigi lawannya saat berkontak. Apa yang terjadi setelah seminggu? Mungkin tambalan menjadi rusak karena beban tekanan kunyah terkumpul pada titik tersebut, atau, bila tambalannya sekuat baja, otot dan rahang sendi akan terasa sakit karena sisi lain harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk keseimbangan di dalam mulut.
Satu lagi, siapa bilang orang bisa semudah itu membuat gigi palsu. Gigi palsu yang baik harus bisa mencatat fungsi-fungsi gerakan normal saat melamun, diam atau mengunyah dari keadaan asli. Dan catatan itu harus di copy-paste kan ke dalam bentuk gigi palsu tiga dimensi yang pas. Mudahkah itu? Siapa bilang?
Referensi : P, Rahardyan, Oklusi Gigi
di edit seperlunya oleh Iqbalsandira